CEO Lippo Group James Riady memenuhi panggilan pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (30/10/2018). James yang tampak mengenakan kemeja biru muda dibalut jas hitam ini tak berkomentar dan hanya tersenyum menyapa awak media yang sudah menantinya. James diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pada proses perizinan proyek pembangunan Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Bupati nonaktif Bekasi Neneng Hasanah Yasin memastikan pertemuan dengan CEO Lippo Group James Riady ikut membahas proyek Meikarta.

Hal itu diakui Neneng usai menjalani pemeriksaan untuk tersangka Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro.

“Iya, membahas secara umum saja,” kata Neneng, ketika ditanya apakah ada pembahasan soal perizinan Meikarta dalam pertemuannya dengan James, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (2/11).

Saat ditanya lebih detail, politisi Golkar itu memilih mengulangi lagi jawabannya.”Pembahasan secara umum saja,” jawab Neneng ketika ditanya soal pembahasan suap perizinan Meikarta.

Sebelumnya, James Riady mengakui pernah bertemu Bupati nonaktif Bekasi Neneng Hasanah Yasin, di kediaman Neneng, Kabupaten Bekasi. James mengklaim, pertemuannya dengan Neneng hanya sebatas silaturahmi. Saat itu Neneng usai melahirkan pada akhir 2017.

Penyidik KPK telah menggeledah sejumlah tempat. Salah satu yang digeledah adalah rumah CEO Lippo Group James Riyadi.

Selain kediaman James Riady, KPK juga menggeledah Kantor Lippo Cikarang, Kantor PT Lippo Karawaci Tbk, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) di hotel Antero Cikarang, rumah Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, rumah dan kantor Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin.

Kemudian Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bekasi, Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, dan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.

Dalam kasus dugaan suap izin proyek pembangunan Meikarta ini, KPK telah menetapkan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro dan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin.

Selain Billy dan Neneng, KPK juga menjerat tujuh orang lainnya, yakni dua konsultan Lippo Group, Taryadi (T) dan Fitra Djaja Purnama (FDP), serta Pegawai Lippo Group, Henry Jasmen (HJ).

Kemudian, Kepala Dinas PUPR Bekasi, Jamaludin (J), Kepala Dinas Damkar Bekasi, Sahat MBJ Nahar (SMN), Kepala Dinas DPMPTSP Bekasi, Dewi Tisnawati (DT) serta Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi, Neneng Rahmi (NR).

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby