Foto, Gedung di Israel yang hancur dihantam Rudal Iran.

Oleh: Tengku Zulkifli Usman

Pengamat GeoPolitik.

SERANGAN yang dilakukan AS terhadap 3 situs nuklir Iran, sampai saat ini tidak bisa menjawab satu pertanyaan besar, apakah benar AS dan Israel telah berhasil melumpuhkan kekuatan nuklir Iran?

Jawabannya sangat simpel, serangan AS ke situs nuklir Iran sama sekali tidak merusak apapun secara substansial dalam program nuklir Iran. Itu hanya langkah frustasi trump dibawah tekanan Netanyahu dan lobby Israel di gedung putih.

Iran sudah tau persis bahwa AS akan menyerang situs nuklirnya, Iran sudah lama memindahkan semua aset nuklirnya ke lokasi yang aman. Dan itu bukan Fordow, Isfahan, atau Natanz. Yang tau persis lokasinya hanya Ali Khamenei dan Tuhan saja. Yang lain gak tau.

Iran memiliki 9.000 kg uranium, dan ini semua sudah diamankan sejak jauh jauh hari sebelum Israel dan AS menyerang Iran peka lalu.

Iran sangat well prepared soal ini, isu nuklir Iran adalah isu sensitif dan Iran sangat paham bagaimana cara mengamankan nuklirnya.

Akan terdengar sangat konyol bagi Iran yang sudah diembargo 46 tahun, dan diserang Israel membabi-buta pekan lalu, tapi fasilitas nuklir Iran tidak diamankan lalu bebas menjadi sasaran empuk AS – Israel.

Dua bulan sebelum Israel menyerang Iran, Iran telah memindahkan total 1,100 unit Centrifugal jenis IR-1 dan 3,000 unit Centrifugal jenis IR-6. Semuanya sudah diamankan jauh-jauh hari. Serangan AS ke situs nuklir Iran adalah serangan kosong.

Yang menarik justru, pesawat pengebom AS yang melakukan serangan ke Fordow, Isfahan, dan Natanz kemarin melakukan serangan dengan buru buru. AS tau, telat sedikit meninggalkan Iran, maka pesawat bomber seharga puluhan triliun itu bisa jadi debu. Iran saat ini memiliki sistem senjata yang bisa menembak jatuh pesawat bomber B2 AS yang diklaim sangat siluman tersebut.

Ditambah lagi, pada dasarnya Fordow, Isfahan, dan Natanz bukanlah situs nuklir Iran paling penting, masih ada beberapa titik penyimpanan nuklir Iran yang sangat rahasia lain yang saya sering sebut, bahkan jin pun gak tau persis adanya dimana.

Sumber sumber yang dekat dengan Ali Khamenei menyebut, lokasinya ada di Parchin dan Busher. Sekali lagi tidak ada yang tau persis. Jadi, jika AS dan Israel mengklaim mereka telah menghancurkan nuklir Iran, itu adalah ilusi dan delusi.

Nuklir Iran dibangun sejak tahun 2000an. 2006 tepat nya. Dan 10 tahun lalu, perjanjian JCPOA antara Iran dan AS, plus 6 negara besar lainnya tidak menemukan titik temu apapun. Sampai sampai AS menarik diri  dari perjanjian ini.

Perlu dipahami, bahwa nuklir Iran diawasi oleh IAEA, Iran adalah negara anggota NPT, seharusnya nuklir Iran dilindungi internasional karena bersifat damai. Tapi AS dan Israel ngotot bahwa nuklir Iran apapun jenisnya wajib dimusnahkan. Ini adalah kekonyolan AS dan Israel.

Iran dengan mendapatkan serangan ini, ada baiknya menarik diri dari keanggotaan NPT atau Non Poliferation Treaty. Percuma jadi anggota NPT, kalau nuklirnya diserang. Tapi saat ini, Iran perlu bersabar sedikit.

Iran tidak perlu mengambil sikap membalas serangan AS dengan menyerang semua pangkalan militer AS di seluruh kawasan teluk. Iran hanya perlu terus fokus menggempur Tel Aviv sampai babak belur tanpa ampun. Karena setiap rudal yang jatuh ke Israel adalah pil pahit bagi Washington dan semua sekutunya.

Membalas serangan AS dengan menargetkan pangkalan militer AS di seluruh kawasan teluk hanya akan menyedot energi Iran dan hal ini sangat tidak substansial. Kecuali AS menaikkan eskalasi di hari hari mendatang. Sejauh ini, Iran Masih melakukan aksi-aksi retaliasi yang terukur dan on the right track.

Kehancuran kota-kota di Israel saat ini adalah pukulan politik dan GeoPolitic paling berat terhadap AS dan Israel itu sendiri. Ini lebih sakit daripada kena hantam rudal secara langsung.

Ekonomi Israel saat ini lumpuh, sosial chaos, sesama elit politik Israel saling cakar cakaran, elit politik Israel hidup di bungker, jutaan rakyat Israel dalam ketakutan, dan Israel dalam dua pekan berubah menjadi negara yang tidak layak huni. Hal seperti ini tidak akan kita ketahui dari media, kena sensor.

Iran juga tidak perlu menutup selat Hormuz, karena ini akan merugikan ekonomi global terutama yang paling kena dampak adalah China, partner Iran itu sendiri. Selat Hormuz adalah selat dimana 50% wara-wiri minyak dari dan ke China melintas, dan hanya 5% kepentingan minyak AS melintas lewat selat itu. Yang paling berdampak justru China dan Eropa.

Menutup selat Hormuz hanya akan mendapatkan tekanan terhadap Iran secara internasional, dan tekanan ini akan dimanfaatkan AS untuk mencari legitimasi menyerang Iran skala penuh dengan alasan stabilitas keamanan perairan internasional.

Iran baru harus menutup selat Hormuz, jika AS meningkatkan eskalasi dan membahayakan kepentingan Iran secara eksistensial. Maka jangankan selat Hormuz, Iran juga perlu mengaktifkan seluruh sel kekuatan yang ada di berbagai belahan dunia untuk menyerang kepentingan AS dan Israel tanpa aba-aba.

Sejauh ini, pemimpin Tertinggi Iran masih mengambil sikap yang terukur tapi sangat destruktif. Iran sangat fokus menyerang Israel dan tidak mau fokusnya terbelah. Iran menyerang Israel dengan rudal-rudal yang sangat mematikan. Tidak pernah kebayang dalam pikiran pimpinan Israel akan mendapatkan balasan sepahit ini.

Di hari-hari mendatang, kemungkinan Iran akan membidik fasilitas nuklir Israel yang ada di Dimona dan gurun Negev. Serangan nuklir wajib dibalas dengan serangan nuklir, mata dengan mata, dan nyawa bayar nyawa.

Aktivitas diplomasi Iran saat ini berjalan dengan lancar dan profesional walaupun di tengah kondisi perang, Menlu Iran dijadwalkan akan terbang ke Rusia menemui Putin. Tema -tema besar akan mereka bahas. Ini perang fisik sekaligus perang propaganda. Iran perlu intens dengan China dan Rusia. Negara yang saat ini berperang dengan AS di Ukraina dan di Taiwan.

Di lain sisi, Iran terus meningkatkan serangan terhadap Israel, ini akan sangat memukul mental dan psikologi Israel dan AS. Iran juga memberikan sinyal akan menutup pintu diplomasi dengan AS apabila penyerangan terhadap Iran berlanjut.

Setelah menyerang situs nuklir Iran kemarin, AS memberi sinyal siap berdialog. Menlu AS Marco Rubio mengatakan siap kembali duduk dengan Iran untuk diskusi. Iran cuek.

AS juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan AS di Iran kemarin adalah menyerang nuklir Iran bukan melawan rakyat Iran. AS melawan rezim Iran bukan ingin memerangi rakyat Iran. Retorika ini menunjukkan AS khawatir akan soliditas rakyat Iran yang saat ini solid disamping Ali Khamenei untuk melawan AS dan Israel.

AS mengirim sinyal dialog dan membuka jalan diskusi setelah serangan kosong kemarin ke Fordow, Isfahan, dan Natanz. Jawaban Iran simpel: No Thanku, gak ada dialog apapun dengan AS saat ini.

Semakin lama perang ini berlangsung, semakin hancur Tel Aviv dan seluruh kota kota di Israel. Dan ini sangat cukup bagi Iran untuk menjelaskan posisinya soal kedaulatannya.

Semakin hancur Israel baik secara politik, ekonomi, atau Geopolitik, ini juga sangat cukup untuk membuat AS malu di depan dunia internasional, tanpa Iran harus membalas AS dengan rudal rudal hipersonik ke aset aset militer AS sebagai balasan atas serangan kemarin.

Apa yang harus Iran fokuskan sekarang adalah, continue to destroy Israel harshly and trust no one! ***

 

 

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

M. Malik