Warga suku Bajo di perkampungan Suku Bajo, Pulau Papan, Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Selatan, melakukan kegiatan keseharian, Selasa (13/5). Warga suku Bajo mendiami beberapa daratan di Kepulauan Togean yang terletak di Teluk Tomini. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/Asf/nz/14. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Kementerian Koordinator Kemaritiman berencana mengunjungi suku Bajo, Wakatobi, Sulawesi Selatan.

Kepala Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya, Safri Burhanuddin mengatakan kunjungan itu untuk mengetahui lebih dalam budaya dan sejarah suku Bajo yang mayoritas hidup di tengah laut bahkan cenderung ‘stateless’ atau tidak berkewarganegaraan.

Pasalnya, suku bajo menyebar dan berpindah-pindah, seperti Kalimantan, NTT, NTB, dan Sulawesi.

“Kita juga mengangkat kembali kan suku bajo tinggal dimana-mana. Kejadian November kemarin suku Bajo banyak tinggal di Kalimantan tapi ke philipina, karena mereka nggak punya warga negara,” ujar Safri di kantor Kemenko Maritim di Jakarta, Selasa (29/9).

Safri menjelaskan, kegiatan kunjungan nanti untuk mendalami tentang bagaimana suku Bajo mempertahankan hidupya serta mengenal suku Bajo secara luas.

“Mereka tinggal disini (Indonesia) tapi bawa ikan ke luar, kita bingung. Potensi kita diambil tapi dibawa luar ini yang perlu kita kenali,” katanya.

Oleh karena itu, Safri berharap pemerintah, dalam hal ini Kemenko Maritim dan Kementerian lain punya persepsi yang sama terhadap suku Bajo.

“Kementerian luar negeri sama kita beda, nganggep Bajo bukan orang Indonesia. Kami anggap Indonesia, mereka (Kemenlu) ngga. Mereka (Suku Bajo) kan hanya state-less,” tandasnya

Untuk diketahui, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya akan melakukan kunjungan pada 20 hingga 23 Oktober 2015 mendatang.

Artikel ini ditulis oleh: