Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua melakukan unjukrasa di depan kantor Freeport, Jakarta, Kamis (29/3/18). Dalam aksinya mereka meminta kepada pemerintah untuk menutup Freeport serta menghentikan rekayasa konflik di Timika. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Puluhan eks pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) menuntut perhatian pemerintah pasca pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang dilakukan sejak lebih dari setahun lalu.

“Aksi kami di depan Istana Merdeka ini hanya untuk meminta perhatian pemerintah, khususnya Presiden (Joko Widodo), untuk menyelesaikan masalah kami,” ujar koordinator eks pekerja PTFI Martin Mote, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin.

Martin menjelaskan selama satu tahun lima bulan, rekan-rekannya mengalami banyak masalah pasca PHK sepihak yang dilakukan PTFI.

“Banyak teman kami yang dulunya pekerja di PTFI, meninggal sebanyak 31 orang dan anak-anaknya putus sekolah. Bahkan, banyak juga rumah tangga hancur karena PHK itu,” jelasnya.

Martin bersama rekan sejawatnya berharap agar unjuk rasa yang dilakukan dapat membuat Presiden Jokowi buka suara dan berlaku adil dalam menyelesaikan masalah.

“Yang jelas kami akan bertahan disini sampai ada jawaban dari pemerintah,” tegas Martin.

Unjuk rasa yang dimulai dari Senin siang tersebut belum mendapatkan respon apa pun dari pemerintah.

Para demonstran membawa berbagai atribut dalam aksi unjuk rasa itu, seperti bendera Merah Putih, gitar, salib bertuliskan nama dan foto para pekerja yang meninggal, spanduk bertuliskan “kami sudah mogok kerja satu tahun”, dan lain sebagainya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan