Jakarta, Aktual.co — Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue di Kota Cilegon, Provinsi Banten, sepanjang 2014 mencapai 466 orang dan dilaporkan empat warga di antaranya meninggal dunia.
“Kami terus mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) agar tidak terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB),” kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon Sri Rejeki saat dihubungi, Minggu (11/1).
Dia mengatakan, untuk mencegah mata rantai penyebaran penyakit DBD masyarakat diminta mengaktifkan gotong royong kebersihan lingkungan. Apalagi, saat ini intensitas curah hujan meningkat sehingga berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegpty.
Dia mengatakan, populasi nyamuk itu berkembang pada genangan-genangan air hujan yang tidak menyentuh tanah. Selain itu juga gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (Mengubur, Menimbun, Menguras) barang-barang bekas agar tidak berkembang nyamuk DBD.
Masyarakat juga menggunakan kelambu, obat nyamuk dan pemberian abate di kamar mandi. “Saya kira untuk memutuskan mata rantai kasus DBD lebih efektif melalui gerakan PSN dan gotong royong kebersihan lingkungan, karena bisa mematikan jentik-jentik nyamuk itu,” kata dia.
Dia menyebutkan, dari 466 penderita DBD itu terbesar di Kecamatan Cilegon sebanyak 89 orang, kemudian Kecamatan Purwakarta 81 orang dan terakhir Kecamatan Jombang 78 orang. Penyebaran penyakit DBD itu terbanyak di daerah perkotaan karena padat penduduk.
“Kami berharap masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan penyakit DBD melalui gerakan PSN dan kebersihan lingkungan,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu