Jakarta, Aktual.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, menambah tiga unit perangkat “Early Warning System” (EWS), di kawasan perbukitan Kecamatan Prambanan sebagai peringatan dini jika terjadi tanah longsor pada puncak musim hujan akhir Januari hingga Februari.

“Kami telah menambah lagi tiga unit EWS di kawasan perbukitan Prambanan yang selama ini sering terjadi tanah longsor jika terjadi hujan deras. Sebelumnya kami telah memasang 30 unit EWS di Prambanan,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Heru Saptono, Minggu (24/1).

Menurut dia, tiga unit EWS baru tersebut sudah siap beroperasi, untuk memberikan informasi tentang curah hujan dan gerakan tanah. “EWS juga akan berbunyi jika ada potensi longsor di lokasi tersebut,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terjadinya tanah longsor khusunya di daerah perbukitan Prambanan.

“Tanah longsor rawan terjadi di perbukitan di wilayah Kecamatan Prambanan, khususnya di Desa Wukirharjo dan Bokoharjo,” katanya.

Saptono mengatakan, kemarau panjang tahun ini mengakibatkan tanah-tanah di kawasan perbukitan Prambanan menjadi kering dan merekah sehingga terjadi beberapa retakan tanah, kondisi ini dapat memicu terjadinya tanah longsor saat musim hujan.

“Jika turun hujan deras, retakan-retakan tanah tersebut kemudian terisi air dan mudah memicu terjadinya tanah longsor. Kami imbau masyarakat di daerah-daerah rawan untuk mulai meningkatkan kewaspadaan,” katanya.

Dia mengaku juga telah beberapa kali melakukan simulasi penanggulangan bencana tanah longsor di perbukitan Prambanan, sehingga diharapkan masyarakat lebih peka dan tanggap bencana saat hujan deras turun.

“Kami juga telah membentuk beberapa desa siaga bencana di Prambanan sehingga masyarakat diharapkan lebih siap saat hujan turun yang berpotensi terjadi tanah longsor. Saat ini untuk logistik kedaruratan bencana juga masih sangat mencukupi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu