Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan Munaslub Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Senin (18/12). Munaslub Partai Golkar mengusung tema Menuju Golkar Bersih Bangkit Untuk Indonesia Sejahtera yang berlangsung hingga 20 Desember 2017. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Politisi Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengaku lebih sepakat jika masa kepemimpinan Airlangga Hartarto dilanjutkan hingga lima tahun ke depan. Secara halus, ia menolak jika masa kepemimpinan Airlangga hanya sampai 2019 saja.

Hal ini disampaikannya di sela perhelatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar yang digelar di Jakarta, Selasa (19/12).

“Saya lebih cenderung ini kita sepakati sebagai Munas yg terakhir dalam periode ini (2016-2019), kita kan membutuhkan konsolidasi yang maksimal. Oleh karena itu saya lebih cenderung sepakat periode kepengurusan ini lima tahun sampai 2022,” jelas Doli.

Sejatinya, Airlangga terpilih sebagai Ketua Umum Golkar untuk sisa masa 2016-2019. Hal ini telah diputuskan dalam Rapat Pleno Golkar yang diselenggarakan pada 13 Desember lalu.

Namun, dalam Munaslub kali ini, muncul wacana untuk memperpanjang masa kepemimpinan Airlangga hingga 2022. Menurut Doli, hal itu sama sekali tidak melanggar aturan yang berlaku.

“Karena munaslub ini adalah forum instansi pengambilan tertinggi, jadi apapun bisa diputuskan di sini,” katanya.

Jika masa kepemimpinan Airlangga habis sesuai dengan periode awal, maka Partai Golkar akan mengadakan tiga kali forum tertinggi dalam empat tahun. Sebelumnya, Golkar mengadakan Munas di Bali pada 2016 lalu yang memutuskan Setnov sebagai Ketua Umumnya.

“Masa kita mau Munas lagi sih tiap tahun? Apa enggak cape semua waktunya untuk konsolidasi,” ucap Doli.

Selain itu, Doli berpandangan jika partainya dapat lebih fokus pada persiapan Pemilu 2019, tanpa harus memikirkan pelaksanaan pergantian nahkoda pada tahun yang sama.

Dengan demikian, Golkar menggunakan energinya untuk mempersiapkan Pilkada serentak yang dilaksanakan usai Pemilu 2019 maupun sedikit menyiapkan diri untuk Pemilu 2024.

“Jadi nanti kalau misalnya 5 tahun, setelah pemilu (2019), kita punya waktu tiga tahun untuk konsolidasi mempersiapkan yang berikutnya lagi,” pungkasnya.

Teuku Wildan A.