Ferdinand Hutahean menyebut pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla tidak berpihak kepada rakyat Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)
Ferdinand Hutahean menyebut pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla tidak berpihak kepada rakyat Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Tokoh Rumah Amanah Rakyat (RAR) Ferdinand Hutahaean menilai jika rezim penguasa saat ini tengah membawa Indonesia ke tengah perpecahan dengan menciptakan permusuhan antar rakyatnya. Hal itu hanya untuk satu tujuan agar kekuasan yang sesaat dapat dipertahankan oleh rezim ini.

“Demi sebuah kepentingan sesaat kekuasaan, maka segala hal dilakukan oleh rejim yang ternyata lebih mencintai jabatan kekuasaan daripada lebih mencintai rakyatnya,” kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya yang diterima aktual.com, di Jakarta, Selasa (31/1).

Persaingan di Pilkada DKI Jakarta pun, sambung dia, jadi cerminan rezim berkuasa melibatkan dirinya secara terang agar Ibu Kota tetap berada di bawah ‘kendali’ nya.

“Mengapa Jakarta menjadi sangat mencekam situasi politiknya?. Jawabannya adalah karena patut diduga rezim berkuasa sedang berupaya keras dengan segala cara untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta dengan segala cara halal maupun haram, legal maupun ilegal,” sebut dia.

Tidak terkecuali, ujar dia, hingga melakukan pembunuhan karakter terhadap Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Habib Rizieq Shihab yang dinilai sebagai dua poros perlawanan terhadap rezim.

“Ganjalan bagi rezim ini untuk memuluskan hasrat berkuasanya adalah keberadaan SBY yang putera sulungnya maju sebagai Calon Gubernur dan terus meraih dukungan paling tinggi dari publik Jakarta serta keberadaan Habib Rizieq yang tidak kenal takut membela iman dan ajaran agama Islam yang diyakininya dengan terus mengawal kasus penodaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

“Keberadaan SBY dan Habib Rizieq memang harus kita akui saat ini menjadi 2 tokoh sentral yang menjadi simbol perlawanan terhadap kesemena-menaan rejim berkuasa saat ini,” papar eks relawan Jokowi itu.

“Dua tokoh ini menjadi simbol yang menunjukkan bahwa masih ada tokoh bangsa yang membela nilai-nilai demokrasi, membela nilai kebenaran dan membela nilai kejujuran serta keadilan dari segala perilaku tidak demokratis, tidak baik dan tidak adil dari rejim berkuasa ini.”

Untuk mengganjal itu, maka untuk menyerang SBY dan Habib Rizieq, munculah dan dimanfaatkanlah dua nama yang secara moral sangat diragukan, yaitu AA yang dipidana dengan hukuman penjara oleh pengadilan sebagai otak pembunuhan untuk menyerang SBY dan nama seorang wanita berinisial FH untuk menyerang nama baik Habib Riziek dengan segala rekayasa jahat,” tandasnya.[Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Andy Abdul Hamid