Menteri BUMN, Rini Soemarno saat memantau demo 2 Desember di atas gedung BUMN, Jakarta, Rabu (2/12). Demo 2 Desember digelar sebagai lanjutan dari aksi 4 November 2016. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri BUMN Rini Soemarno diisukan masuk daftar menteri yang bakal dicopot pada Reshuffle Kabinet selanjutnya. Meskipun, kabar perombakan kabinet tersebut telah dibantah Presiden Joko Widodo.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto mengamini bila memang Rini Soemarno harus dicopot dari kursi pimpinan Kementrian BUMN. Pasalnya, sebagai mitra kerja, kinerja Menteri BUMN selama ini dinilai sangat buruk.

“Oh iya kalau itu sudah jelas. Dari dulu dievaluasi kan, tapi evaluasinya cukup buruk,” ungkap Darmadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Menurut Darmadi, kinerja Rini yang dianggap tidak baik itu banyak terlihat dari berbagai resistensi terhadap menteri kesayangan Jokowi tersebut. Termasuk sesama menteri perempuan lainnya di Kabinet Kerja, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Sri Mulyani juga sering menyerang. Kita di DPR juga sering menyerang. Tapi itu sudah kita berikan jauh-jauh hari sebelumnya,” cetus Politisi PDIP ini.

Lebih lanjut, Darmadi mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Rini layak diganti. Lagipula, DPR kerap bertentangan dengan mantan anggota timses Jokowi itu. Bahkan DPR menolak kedatangan Rini ke parlemen.

“Termasuk salah satu yang dievaluasi cukup keras karena Sri Mulyani banyak memberikan kritik-kritik soal kinerjanya, banyak minta uang dan sebagainya,” ungkapnya.

“Dividen yang disetor juga hanya Rp 37 Triliun. Bandingkan dengan APBN yang dikucurkan ke BUMN. Itu Menteri BUMN harus segera dikoreksi,” tambah Darmadi.

Darmadi pun heran, nama Rini Soemarno selalu aman dari jurang perombakan kabinet. Padahal, kata dia, Rini selalu diterpa angin setiap kali ada isu reshuffle.

“Saya pikir kalau memang sulit diganti oleh Presiden Jokowi untuk Bu Rini, mungkin harus disiapkan Wakil Menteri BUMN yang kuat,” tegas Legislator asal Jakarta ini.[Nailin In Saroh]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid