Indonesia harus punya daya tawar dan positioning yang kuat dalam kerjasama ekonomi dengan China. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono menyampaikan apresiasi atas Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Wakil perdana Menteri China saat berkunjung ke Indonesia, yang mana JK meminta agar Investasi China tidak dibarengi dengan membawa tenaga kerja ke Indonesia.

Munut Arief, hal itu merupakan sebuah pernyataan yang sangat tepat dan berani sebagai upaya melindungi tenaga kerja Indonesia di dalam negeri agar bisa mendapatkan lapangan kerja dengan adanya investasi China yang masuk ke Indonesia

“Tentu Kita masih ingat pernyataan Joko Widodo tahun lalu yang menyatakan kalau serbuan TKA dari China yang dibarengi dengan investasi adalah sebuah fitnah kepada pemerintahannya,” kata dia secara tertulis, Kamis (30/11).

“Akhir sebuah kebohongan secara otomatis terbuka oleh Tuhan, dimana Wakilnya Joko Widodo sendiri resah dengan banyaknya TKA china yang mengambil porsi lapangana kerja di Indonesia dengan adanya Investasi di Indonesia,” tambah Arief.

Menurut Arief memang pada kenyataannya selain persoalan tenaga kerja China, semua proyek infrastruktur yang di bangun dengan pembiayaan Investasi China seperti proyek pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan dan lainnya bukan semata murni investasi, namun hal itu tercatat sebagai utang.

Sementara disisi lain untuk melunasi dan mengangsur pinjaman dari China, Pemerintahan Joko Widodo menerapkan pajak yang dari tahun ketahun semakin mencengkek kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia

“Jadi dengan masuknya TKA China berbarengan dengan Investasi dan pinjaman dari China until membangun Infrastruktur sama saja Joko Widodo menjadi salah satu penyelamat perekonomian China yang terancam mengalami Bubble Ekonomi menuju krisis ekonomi China,” kata dia.

Menjadi pertanyaan kritis bagi Arief, mengapa ribuan trilyun dana APBN yang digunakan untuk belanja infrastruktur oleh pemerintahan Joko Widodo, namun tidak memberikan dampak bagi meroketnya pertumbuhan ekonomi nasional? padahal secara teori ujar dia; harusnya belanja tersebut punya pengaruh besar terhadap perekonomian nasioanl.

“Ini karena lapangan kerja baru bagi masyarakat dinikmati oleh Tenaga Kerja Dari China. Jadi wajar saja kalau daya beli masyarakat Indonesia Makin turun dan lemah karena pendapatan masyarakat Indonesia tergerus dengan harga harga barang dan Jasa yang makin mahal akibat pajak yang mencekik dan tidak adanya dampak pertambahan pendapatan bagi masyarakat dengan adanya investasi di Indonesia,” pungkas dia.

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta