Aktual.com – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berziarah ke makam Presiden RI Pertama Bung Karno di Blitar. Upaya ini dinilai untuk membangun citra positif di tengah upaya pemakzulan dirinya oleh para purnawirawan TNI.
Hal itu disampaikan pakar politik Ikrar Nusa Bhakti yang disampaikan dalam kanal YouTube Ikrar Nusa Bhakti yang diunggah pada 25 Juni 2025.
“Ini adalah upaya mengembangkan citra baik di mata kelompok nasionalis dan para pendukung Bung Karno. Ingin menunjukkan bahwa dia punya kedekatan dengan Bung Karno dan ini bertepatan pada bulan Juni sebagai haul Bung Karno dan hari lahirnya Pancasila,” ungkap Ikrar.
Namun, menurut Ikrar, upaya pencitraan Gibran itu tidak berhasil. Karena para purnawirawan tetap bersemangat untuk terus bergerak melakukan upaya pemakzulan Gibran.
“Karena bagi mereka, bukan soal pribadi Gibran, tetapi proses politik Gibran menjadi wakil presiden yang menyalahi konstitusi,” ucap Ikrar.
Menurut Ikrar, para politisi, pengamat politik dan aktivis pro demokrasi melihat juga setelah menjadi wakil presiden, Gibran lebih banyak diam, bingung dan tidak menunjukan sebagai pemuda yang penuh kreativitas.
Selain itu, kata Ikrar, Gibran dalam pernyataannya ke publik sering menyampaikan, kalimat,” kita tunggu kebijakan Presiden dan para menteri”. Padahal sebelumnya, pada Pilpres 2024 ia sering menyampaikan akan membuka lowongan pekerjaan bagi anak-anak muda.
“Tapi justru kenyataanya sekarang, banyak anak muda yang sulit mendapatkan pekerjaan dan bahkan yang bekerja justru di PHK,” ujar Ikrar.
Kondisi saat ini, lanjutnya, digambarkan oleh salah satu lembaga dunia,kenaikan jumlah orang miskin di Indonesia ini sangat tinggi, dibanding pada saat kemerdekaan tahun 1945.
“Kenaikan orang miskin di Indonesia saat ini kenaikannya sangat tinggi yakni mencapai 68 persen. Kalau dihitung maka ada 190 juta warga Indonesia berada dalam kategori miskin,” tandasnya.
Lebih jauh Ikrar juga mengatakan, bahwa seperti dipertanyakan banyak orang, Gibran juga dipertanyakan mengenai ijazah sebagai tanda lulusan Australia dan Singapura.
“Soal ijazah yang ditunjukkan Gibran juga mendapat sorotan dan pertanyaan dari Dr Tifa dan Roy Suryo. Ternyata banyak kejanggalan dan perbedaan dengan ijazah mahasiswa lain yang kuliah di Singapura,” tegas Ikrar.
Menurut Ikrar, publik kini makin punya pertanyaan besar apakah Gibran memiliki sejarah yang benar pernah belajar di SMA dan kuliah. Sama seperti halnya, Jokowi yang hingga saat ini dipertanyakan soal ijazah SMA dan ijazah sarjananya di UGM.
“Pernyataan Roy Suryo yang meyakini bahwa 99 persen akun Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming Raka. Saya sendiri pernah bertanya langsung dengan politisi Gerindra. Politisi itu mengatakan bahwa memang hal itu benar terjadi. Karena saat itu kekuatan politik Prabowo dan Jokowi tengah berhadapan,” ujarnya.
Namun, kata Ikrar, meski berhadapan secara politik secara etika seharusnya perseteruan tidak masuk ke dalam ranah pribadi. Tetapi tetap kepada kebijakan.
“Kasus Fufufafa menjadikan pertanyaan besar apakah prilaku seorang wakil presiden pantas atau tidak seperti itu. Wacana ini akan terus muncul ke depan seiring dengan upaya pemakzulan terhadap Gibran,” pungkasnya.
Menanggapi lawatan Gibran ke makam Bung Karno, Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani menilai kunjungan itu adalah hal yang baik dan benar. Bung Karno adalah tokoh bangsa milik semua golongan, bukan kelompok dan perorangan.
“Bagaimanapun. Bung Karno milik bangsa Indonesia, bukan milik golongan atau milik kelompok tapi milik kita semua,” tandas Muzani di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 25 Juni 2025.
Sebelumnya pada Rabu 18 Juni 2025, Wapres Gibran Rakabuming berziarah ke makam Bung Karno, di Blitar, Jawa Timur disampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Gibran dalam kesempatan itu berdoa di pusara Bung Karno dipimpin oleh juru kunci makam Kahfi Annezar dan didampingi Khofifah. Setelah itu, Gibran melakukan tabur bunga. ***