Kapal perang jenis USS Stethem milik AS dilaporkan berada pada radius 12 mil laut dari Pulau Triton bagian dari Kepulauan Paracel yang disengketakan Vietnam, Taiwan, dan China. (ilustrasi/aktual.com)

Amerika Serikat, melalui United States Trade Representative (USTR) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.

Keputusan ini tentunya menjadi kabar baik bagi perekenomian Indonesia yang tengah terpuruk akibat pandemi covid-19, dan menjadi angin segar membaiknya hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Sebelumnya pada sekitar dua pekan lalu hubungan antara Indonesia dengan sekutunya AS yakni Jepang juga semakin mesra, dengan bersedianya Jepang memberikan pinjaman Rp6,9 Triliun kepada Indonesia usai kedatangan PM Jepang Yoshihide Suga ke Istana Presiden di Bogor.

Apakah ini menjadi petanda kemesraan antara Indonesia dengan China akan menjadi perceraian? Apalagi ini terjadi di tengah semakin tegangnya persaingan militer antara AS dan China di Laut Cina Selatan!

Nampaknya Indonesia mengambil keuntungan dari kondisi ketegangan tersebut, setelah kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke AS pada pertengahan bulan lalu, sikap AS kepada Indonesia semakin membaik.

Apalagi ini terjadi menjelang Pemilihan Presiden AS, dimana hasil survei oleh lembaga di negeri Paman Sam tersebut memprediksikan Donald Trump akan kembali memenangi Pilpres.

Cara politik Luar Negeri yang dimainkan oleh Indonesia dengan mengambil keuntungan dari ketegangan antara AS dan China ini menunjukan bahwa Kabinet Jokowi memiliki kelas yang luar biasa.

Daripada membuat kebijakan yang menimbulkan kontroversi di Dalam Negeri, sudah seharusnya pemerintah Indonesia memainkan kebijakan politik Luar Negeri yang menguntungkan untuk kesejahteraan rakyat.

Jadikan China dan AS menjadi negara yang memiliki ketergantungan tinggi dengan Indonesia. Dengan begitu Indonesia telah memainkan politik luar negeri bebas aktif yang menguntungkan dalam negeri sendiri. Seperti halnya yang pernah dilakukan oleh Sriwijaya dan Majapahit yang terkenal dengan konsep negera maritim

Sudah terlalu lama Indonesia hanya menjadi sasaran empuk negara-negara maju. Sudah terlalu lama Indonesia hanya menjadi negara yang hanya dimanfaatkan.

Dengan Indonesia memanfaatkan celah ketegangan di Laut Cina Selatan, menunjukkan Indonesia berkelas memainkan politik Luar Negeri. Good Luck Indonesia!