Sementara itu, walau bukan akibat dari ‘Musim Semi Arab'(Arab Spring), Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir mengumumkan pemutusan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni 2017, sehingga melahirkan perseteruan baru di wilayah Timur Tengah.

Keempat negara tersebut menyatakan khawatir akan risiko gangguan keamanan serta stabilitas nasional dan kawasan yang disebabkan oleh tuduhan mereka bahwa Qatar mendukung aksi terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara teluk yang tergabung dalam GCC (Gulf Cooperation Council), termasuk peran Qatar yang dituding mendukung Ikhwanul Muslimin.

Dinamika Pergolakan Sebagai negeri tempat diturunkannya tiga agama besar dunia, Yahudi, Nasrani, dan Islam, serta melimpahnya sumber energi fosil, Timur Tengah akan selalu menjadi magnet bagi seluruh masyarakat dunia dengan beragam motif dan agenda mereka.

Sesungguhnya kondisi tersebut menjadikan kawasan ini sangat rentan akan konflik, jika negara-negara tersebut tidak membangun satu persatuan yang hakiki dan menyerahkan urusan dalam negeri mereka diatur oleh bangsa asing yang sebenarnya hanya memikirkan agenda penjajahan politik dan ekonomi mereka tercapai.

Keruntuhan Utsmaniyah yang disusul dengan berdirinya negara-negara nasionalis hanya menjadi bulan madu para elit politik. ‘Arab Spring’ menunjukkan bahwa kemewahan politik demokrasi menyimpan api pergerakan arus bawah dalam sekam nasionalisme yang setiap saat dapat tersulut dan meledak menjadi revolusi.

Perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaan tampak nyata justru bukan di atas meja perundingan yang selama ini diwakili oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO/Palestinian Liberation Organization) di forum-forum internasional yang melibatkan banyak negara asing, melainkan gerakan intifada yang berasal dari rakyat Palestina bersenjatakan batu.

Pergerakan oleh rakyat juga mengawali revolusi di Suriah sebagai rentetan dari ‘Arab Spring’. Protes antipemerintah yang awalnya damai menyulut perlawanan yang lebih besar atas Bashar Al-Assad menyusul tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak keamanan pemerintah terhadap para pemrotes.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby