Jakarta, Aktual.com — Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap pemerintah daerah dapat mendorong produk usaha kecil menengah masuk toko modern.
“Kami mendukung produk-produk lokal dapat diprioritaskan masuk di toko modern,” kata ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DIY Henry Ardianto di Yogyakarta, Sabtu (23/1).
Menurut Henry, langkah tersebut perlu ditempuh sebagai upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebab, dengan cara itu produk lokal khas Yogyakarta yang diproduksi UKM lokal dapat lebih terakomodasi dalam toko modern.
“Kecintaan terhadap produk lokal juga diharapkan bisa lebih tumbuh, dibanding produk-produk asing,” kata dia.
Ia mengatakan pemanfaatan toko modern sebagai sarana alternatif untuk memasarkan produk lokal perlu dilakukan karena jumlah toko modern terus bertambah dan tidak dapat dibendung. Oleh sebab itu, perlu ada upaya kerja sama antara toko modern dengan UKM untuk memasarkan barang dagangannya.
“Akses pasar UKM lokal perlu ditingkatkan, karena mereka memiliki kontribusi besar dalam pembangunan perekonomian DIY,” kata dia.
Menurut dia, upaya itu dapat terealisasi apabila peraturan daerah (Perda) yang dimiliki kabupaten/kota yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68 Tahun 2012 mengenai waralaba dapat diterapkan secara konsisten.
“Selama ini, toko modern yang telah diizinkan beroperasi di seluruh kabupaten/kota tidak memprioritaskan menjual produk lokal yang ada di DIY. Banyak produk pakaian serta peralatan kantor produksi asing yang diprioritaskan dijual,” kata dia.
Di sisi lain, menurut dia, keberadaan pasar tradisional sebagai sarana pemasaran utama produk lokal juga harus terus dijaga eksistensinya, agar tidak kalah bersaing dengan toko-toko modern yang berani menjual harga lebih murah dibanding harga di pasar tradisional.
“Pertumbuhan toko modern sendiri juga perlu dikontrol, agar tidak menghambat pertumbuhan pasar tradisional,” kata Henry.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka