Jakarta, Aktual.com — Pengamat pasar modal Edwin Sebayang memperkirakan bahwa kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergejolak mendorong pemodal asing melakukan perpindahan dananya untuk masuk ke pasar surat utang (obligasi).

“Diperkirakan terjadi ‘shifting’ dana asing dari pasar saham ke obligasi. Obligasi dinilai masih cukup baik untuk menempatkan dana investasi,” ujar Edwin Sebayang yang juga Kepala Riset MNC Securities di Jakarta, Selasa (8/9).

Dalam data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per tanggal 2 Januari 2015 nilai kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp461,88 triliun. Sementara per tanggal 7 September 2015 tercatat sebesar Rp528,70 triliun.

Sedangkan dalam data BEI, tercatat investor asing sudah membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp8,29 triliun per tanggal 8 September 2015.

Edwin Sebayang menilai bahwa meningkatnya kepemilikan asing di SBN menunjukkan investasi di Indonesia masih dinilai menarik, apalagi the Fed juga diperkirakan belum akan menaikan suku bunga acuannya pada September ini.

“Jika the Fed menaikkan suku bunganya maka pasar keuangan dunia akan bergejolak dan situasi itu juga tidak akan menguntungkan bagi pasar di Amerika Serikat,” katanya.

Ia mengatakan bahwa beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan baik dari pemerintah maupun regulator di pasar modal juga sudah cukup baik dalam menjaga kepercayaan pemodal untuk tetap berinvestasi di dalam negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengemukakan bahwa dana investor asing yang keluar dari pasar saham diindikasi masuk ke produk investasi pasar modal lainnya seperti reksa dana.

“Data terakhir di reksa dana dalam sebulan, yang melakukan pemesanan (subscription) sekitar Rp16 triliun sedangkan yang melakukan penarikan (redemption) sebanyak Rp12 triliun. Jadi, ada sekitar Rp4 triliun masuk di reksa dana, diperkirakan asing masuk ke produk itu. Reksa dana merupakan kesempatan bagi mereka itu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa minat investor asing di dalam negeri juga masih cukup tinggi menyusul ketahanan ekonomi Indonesia yang sebenarnya tidak bermasalah. Saat ini, pasar hanya mengharapkan adanya kepastian dalam mendorong pembangunan nasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka