Menko Maritim yang juga pejabat lama Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) menyampaikan pidato disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dalam acara serah terima jabatan (sertijab) di Jakarta, Senin (17/10/2016). Menteri ESDM Ignasius Jonan beserta Wakil Menteri Archandra Tahar resmi menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin jajaran Kementerian ESDM.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut Indonesia sebagai pemain penting dalam percaturan global, khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/2), Luhut yang menghadiri Rapat Kerja Perwakilan RI-Kementerian Luar Negeri 2018, Kamis (15/2), berpesan kepada para perwakilan Indonesia untuk tetap mengedepankan kepentingan nasional dalam mempromosikan Indonesia.

“Anda-anda sebagai wakil bangsa juga harus menjelaskan bahwa Indonesia adalah pemain penting, kekuatan Indonesia di Asia Pasifik adalah ‘middle power’. Indonesia dipandang penting untuk menjaga kestabilan dunia,” kata Luhut.

“Di sinilah Indonesia harus memainkan peranan pentingnya sebagai kekuatan poros maritim yang sungguh-sungguh, apalagi posisi silang Indonesia merupakan suatu kekuatan tersendiri,” katanya menambahkan.

Luhut menjelaskan, perkembangan dan perubahan dunia utamanya dalam bidang ekonomi dan teknologi, menuntut para perwakilan Indonesia di luar negeri tersebut harus berpikir “out of the box”. Mereka juga diminta bisa bergerak cepat dan terus melakukan langkah-langkah yang inovatif serta positif.

“Jadi, bagaimana kita ini mempromosikan diri dan mengemasnya adalah suatu hal yang sangat penting. Jadi kita tidak boleh ragu. Kepercayaan diri itu harus dibangun,” katanya.

Lebih jauh, mantan Menko Polhukam itu mengingatkan seluruh duta besar yang hadir agar lebih menempatkan diri sebagai “pelayan publik” dan bertugas membantu kepentingan warga negara Indonesia di seluruh dunia.

“Utamanya yang mengalami kesulitan dalam bidang apapun, termasuk di bidang perdagangan maupun perlindungan,” katanya.

Luhut melanjutkan, atas nama kepentingan nasional, para diplomat Indonesia tidak boleh terbebani oleh berbagai pertimbangan yang bertele-tele, namun justru dibebaskan untuk membina hubungan baik dan menerima investasi ekonomi dari negara manapun.

“Kita sering tidak menyadari bahwa Indonesia adalah negara besar dan menjadi negara lima besar ekonominya di dunia pada 2030. Sekarang negara lain sudah menganggap bahwa Indonesia adalah satu-satunya kekuatan di kawasan yang mampu menjadi ‘counterweight’ terhadap Tiongkok, tetapi sekaligus mitra ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,” tuturnya.

Rapat Kerja Perwakilan RI-Kementerian Luar Negeri tahun 2018, dihelat sejak tanggal 12 Februari 2018 dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Selain Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan raker itu turut menghadirkan beberapa menteri Kabinet Kerja sebagai narasumber, di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: