Menhan menuturkan bahwa pembangunan alutsista TNI ini merupakan tuntutan kebutuhan organisasi dalam menyikapi dan mengantisipasi berbagai ancaman yang terjadi akibat adanya perkembangan lingkungan strategis. Selain itu, juga telah sesuai dengan rencana pembangunan postur kekuatan di wilayah timur Indonesia.

Menhan menjelaskan perairan Indonesia bagian timur memiliki nilai strategis bagi negara-negara sekitar. Oleh karena itu, dengan masuknya KRI Teluk Lada-521 ke jajaran TNI-AL harus mampu mendukung terciptanya stabilitas keamanan kawasan timur, serta dapat mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Kepada komandan KRI Teluk Lada-521 dan seluruh prajurit kalian harus bangga terpilih menjadi pengawak KRI ini dan saya instruksikan untuk merawat kapal ini dengan penuh tanggung jawab,” ujar Menhan.

Ryamizard Ryacudu juga berpesan kepada komandan dan seluruh prajurit untuk memahami dan menguasai pengoperasian alutsista tersebut secara tepat dan benar. Kemudian, latihan secara terus menerus, bertahap dan berlanjut guna meningkatkan profesionalisme.

“Laksanakan tugas di laut dengan sebaik-baiknya agar kehadiran kalian di laut mampu menjaga kedaulatan dan keamanan dengan melaksanakan fungsi sebagai kapal bantu dalam rangka mengerahkan kendaraan tempur dan pasukan pendarat serta menjamin rasa aman dan nyaman bagi seluruh kapal yang berlayar di perairan Indonesia, baik kapal berbendera Indonesia maupun berbendera negara lain,” kata Menhan.

Ia juga meminta prajurit memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI. “Sebagai prajurit harus memiliki sikap tanggap, tangguh dan trengginas serta mempunyai komitmen yang tinggi untuk mewujudkan angkatan laut berkelas dunia,” tambah Menhan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid