Jakarta, Aktual.com – Lifting minyak Indonesia semakin memprihatinkan, secara grafik dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Diketahui pada rapat kerja Kementerian ESDM dengan DPR-RI Komisi VII, pemerintah menurunkan target lifting asumsi dasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 menjadi 740 ribu hingga 760 ribu barel per hari.
Angka tersebut lebih rendah 9,21 persen hingga 10,84 persen dibandingkan target lifting di dalam APBN 2016 sebesar 830 ribu barel per hari. Sementara lifting gas bumi diusulkan antara 1, 050 juta hingga 1,150 juta barel setara minyak per hari. Jadi total lifting migas diusulkan antara 1,790 juta hingga 1,910 juta barel setara minyak per hari.
Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan, penyebab penurunan lifting tersebut karena MCL Cepu masih berada di periode puncak, sementara lapangan lainnya semakin berumur dengan decline rate tahunan mencapai lebih dari 20 persen.
“Tantangan lainnya adalah mengembalikan laju program pengembangan setelah mengalami penundaan di tahun 2015-2016 akibat harga minyak dunia yang rendah. Kemudian masa transisi Blok Mahakam juga sedikit banyak turut mempengaruhi, khususnya untuk profil penyaluran gas di tahun 2017,” jelas Sudirman di Jakarta, Selasa (14/6).
Maka dari itu, untuk menekan decline rate serta agar lifting migas dapat tercapai, maka pemerintah akan melakukan upaya mempertahankan jumlah pemboran sisipan, meningkatkan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur dan optimasi fasilitas produksi. Selain itu, monitoring proyek pengembangan lapangan onstream tepat waktu.
“Upaya lainnya adalah efisiensi dalam pembiayaan kegiatan operasional dan investasi kapital, menyesuaikan dengan keekonomian masing-masing lapangan wilayah kerja hulu migas, optimalisasi lebih lanjut pada pemanfaatan gas bumi ke stakeholder domestik,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka