28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39081

KOI: OCA Minta GBK Direnovasi

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, menyampaikan bahwa, federasi Olimpiade Asia (OCA) meminta kawasan Gelora Bung Karno (GBK), untuk dilakukan renovasi.

Ini dimintakan untuk menunjang kesiapan Indonesia, khususnya Jakarta, untuk menggelar pertandingan cabang olahraga dalam Asian Games 2018.

“Delegasi OCA minta, GBK untuk dilakukan renovasi,” kata Rita usai Rapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 yang pertama di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (27/1).

Renovasi sendiri, ungkap mantan Ketua Umum KONI itu, memang sudah direncanakan dari awal dan dananya bahkan telah disiapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas).

Jakarta akan menjadi tempat pembukaan even olahraga empat tahunan terbesar se-Asia, juga menjadi tempat pertandingan dari beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan.

Rita Subowo memaparkan, dalam Asian Games 2018 nanti, ada 34 cabor yang akan dipertandingkan. “Itu termasuk pencak silat. Saat ini Indonesia masih memperjuang beberapa cabang olahraga lain yang berpeluang meraih emas,” kata Rita Subowo menjelaskan.

Cabang olahraga yang berusaha diperjuangkan di Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Palembang adalah panjat tebing, bowling, paragliding dan sepatu roda.

Artikel ini ditulis oleh:

Airnav Indonesia Kembangkan Sistem “ATFM”

Jakarta, Aktual.co — Perum Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau “AirNav Indonesia” akan mengembangkan sistem “Air Traffic Flow Management” (ATFM) guna mengatur lalu lintas udara Indonesia agar penerbangan menjadi lebih efisien.

“Dengan sistem ATFM diharapkan penerbangan Indonesia bisa lebih tepat waktu dan murah,” kata Direktur AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono di Yogyakarta, Selasa (27/1).

Menurut dia, pengembangan sistem ATFM mutlak diperlukan saat ini mengingat lalu lintas udara cukup padat. Dengan penerapan sistem tersebut di masing-masing bandara di Indonesia maka kapasitas penerbangan di lalu lintas udara Indonesiaakan jauh lebih besar.

Dengan ATFM yang terkoneksi di seluruh bandara, menurut dia, pesawat akan didesain dengan menggunakan sistem terbang tepat waktu, sehingga penerbangan lebih efisien, serta menjadikan ruang udara mampu menampung penerbangan lebih banyak.

“Perangkat lunak sistem ATFM itu akan mengatur pesawat terbang dan tiba tepat waktu sehingga akan lebih sedikit menghabiskan bahan bakar. Dengan begitu biaya penerbangan akan lebih murah,” kata dia.

Hal itu menurut dia, akan jauh lebih baik dibanding saat ini, di mana seluruh penerbangan masih menggunakan sistem manual di mana satu bandara dengan bandara lainnya belum saling terkoneksi.

Kendati demikian, ia mengatakan, konsekuensi dari penerapan sistem tersebut, operator serta penumpang pesawat dituntut lebih disiplin dalam menepati jadwal penerbangan yang sudah ditentukan.

“Karena jika terlambat sedikit saja, maka penumpang bisa terlambat satu sampai dua jam,” kata dia.

Menurut Bambang pengembangan sistem ATFM tersebut masih akan dibahas dalam workshop tersebut yang melibatkan para pakar serta otoritas penerbangan dari beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, serta Amerika Serikat (AS).

“Kami menargetkan sistem ATFM tersebut akan selesai diterapkan dua tahun yang akan datang, sebab masih perlu dikoordinasikan dengan berbagai pihak,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Mabes Polri: Tak Penuhi Syarat, Kasus BW Sulit di SP3

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo didesak sejumlah kalangan agar  memerintahkan kepolisian RI mengeluarkan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3), untuk tersangka Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non aktif Bambang Widjojanto.
Kepala Bagian Penerangan Umum Div Humas Polri, Kombes Pol Rikwanto mengungkapkan kecil kemungkinannya bagi penyidik untuk mengeluarkan SP3. Pasalnya, dalam mengeluarkan SP3 diperlukan berbagai syarat untuk menentukan apakah kasus tersebut layak untuk dihentikan penyidikannya.
“SP3 itu harus memenuhi syarat-syarat. Kalau tidak, kasusnya ya jalan terus,” ujar Rikwanto, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (27/1).
Menurutnya, beberapa syarat yang bisa memperkuat alasan dikeluarkannya SP3 antara lain apabila kasus yang melibatkan seseorang tersangka tidak terbukti sebagai tindak pidana.
Selain itu, lanjut Rikwanto, SP3 bisa saja dikeluarkan apabila tersangka sudah pernah dilaporkan dalam kasus yang sama, dan sudah ada putusan perkara dari pengadilan.
Dia menegaskan, untuk kasus yang melibatkan Bambang Widjojanto tersebut tidak memenuhi syarat untuk dikeluarkan SP3. 
“Semua bukti dan saksi sudah terpenuhi. Syarat hukum untuk diteruskan atau untuk proses lebih lanjut,” tegas Rikwanto.
Sebelumny, salah seorang kuasa hukum Bambang Widjojanto, Usman Hamid, meminta Presiden Joko Widodo menerbitkan SP3 sehingga kepolisian dapat menghentikan perkara yang menjera Bambang yang dituduh memberikan keterangan palsu saat persidangan sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi.
Ia juga meminta Jokowi untuk membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang memberikan imunitas bagi pimpinan KPK. Hal tersebut dirasa perlu supaya KPK dapat mengoptimalkan kinerjanya dalam menjalankan mandat.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Komnas HAM Juga Kumpulkan Data Teror ke Pimpinan KPK

Jakarta, Aktual.co — Komisioner Komnas HAM, Roichatul Asmidah  menyatakan pihaknya telah melakukan pengumpulan data dan informasi serta fakta terkait peristiwa penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di kantor lembaga rasuah tersebut.
“Kami mendatangi kantor KPK untuk mengumpulkan data dan informasi serta fakta terkait penangkapan Pak BW jumat lalu(23/1),” ujar dia, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (27/1)
Ia mengatakan, dari pertemuan dengan pimpinan KPK, pihaknya membahas soal penangkapan BW oleh Bareskrim.
“Selama kurang lebih tiga jam lima belas menit kami membahas tentang peristiwa penangkapan Pak BW dengan para pimpinan KPK di antaranya Ketua KPK, Pak Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Pak Zulkarnain,” kata Roihastul Asmida
Dia menambahkan, selain mengumpulkan informasi tentang BW,  mereka juga mengumpulkan informasi tentang kasus yang di alami pimpinan KPK yang lainnya, sebagai pengaduan di Komnas HAM untuk mendalami apakah ada teror dan kriminalisasi yang di alami para pimpinan selain BW.
“Kami juga mengumpulkan data dan informasi dari pimpinan yang lain apakah ada kriminalisasi dan teror yang di alami oleh Pak Abraham Samad, Pak Adnan Pandu Praja dan Pak Zulkarnain,” tambah Roihastul.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ekonom: Suntikan PMN ke BUMN Berbahaya Jika ….

Jakarta, Aktual.co — Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi Manado Agus Tony Poputra mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam melakukan Penanaman Modal Negara (PMN) ke BUMN. Saat ini, banyak BUMN dalam keadaan terpuruk sehingga membutuhkan suntikan dana.

“Namun bila suntikan dana terlalu tiba-tiba dan BUMN diminta membuat proposal dalam jangka waktu singkat, akan sangat berbahaya,” ujarnya dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (26/1).

Poputra menganalogikan kondisi ini seperti “praktik” di satuan kerja pemerintah daerah. Dengan pagu anggaran tertentu yang diberikan secara top down, perangkat daerah kemudian diminta membuat program dan kegiatannya. Akibatnya, program dan kegiatan yang dibuat hancur-hancuran tanpa mempertimbangkan hasil dan memunculkan berbagai moral hazard.

Menurut dia, pada BUMN tertentu yang selama ini mengelola dana terbatas, kemudian akan dikucurkan dana besar, akan kebingungan dalam membuat program dan kegiatan ke depan.

“Kemungkinan besar proposal yang dibuat awut-awutan. Akibatnya apa yang diinginkan tidak tercapai, bahkan memunculkan potensi korupsi, serta penghamburan uang negara. Mereka seharusnya diberi waktu yang cukup untuk merevisi tujuan dan strategi mereka sebelum membuat proposal dana kepada pemerintah sehingga cocok dengan tujuan jangka menengah dan panjang serta terkendali,” ungkap Poputra.

Dirinya melanjutkan bahwa untuk BUMN yang telah go public, suntikan modal pemerintah bukan tanpa masalah. BUMN yang telah go public tentu saja memiliki pemegang saham minoritas. Manakala pemerintah menambah modal, maka akan mendilusi porsi kepemilikan pemegang saham minoritas apabila BUMN tersebut tidak ikut menambah modal.

Pertanyaannya, kata dia, apakah BUMN setuju untuk menambah modal? Jika tidak, apakah BUMN rela terdilusi begitu saja? Kemungkinan besar tidak.

“Bisa saja mereka menarik dana dan bila dilakukan oleh pemegang saham institusi (terutama asing), maka dapat menimbulkan sentimen pasar yang negatif. Akibatnya dapat menurunkan harga pasar saham BUMN bersangkutan,” papar Agus.

Ia mengungkapkan, khusus untuk perbankan BUMN, di samping berdampak pada respons pemegang saham minoritas, PMN juga dapat mengganggu kinerja operasional dan keuangan bank-bank tersebut. Khususnya, jika perbankan itu tidak mampu melempar dana yang diterima ke pasar dalam bentuk kredit. Dalam kondisi suku bunga kredit yang tinggi saat ini, pemberian kredit bukan hal yang mudah sebab probabilitas kredit macet semakin tinggi.

Menurut Poputra, ini diperburuk oleh tuntutan pemerintah bahwa profit dan dividen harus meningkat.

“Diluar Bank Tabungan Negara (BTN) yang mendapat tanggung jawab dalam pembangunan rumah murah, bank-bank BUMN lain sebaiknya dibantu dengan melibatkan mereka dalam proyek-proyek infrastruktur yang akan dibangun pemerintah. Itu jauh lebih baik, tanpa mengorbankan pemegang saham minoritas dan mengurangi potensi permasalahan operasional dan keuangan mereka,” terang Poputra.

Ia menambahkan, untuk privatisasi pemerintah perlu berhati-hati dalam memilih BUMN yang akan diprivatisasi. Sebaiknya BUMN strategis seperti Pertamina tidak diprivatisasi. Apabila diprivatisasi, maka dalam keadaan sulit pemerintah tidak bisa dengan mudahnya menugaskan Pertamina demi kepentingan bangsa.

“Sebab pemerintah bukan lagi pemilik tunggal. Cukup sudah Indonesia kehilangan Indosat pada waktu lalu,” tandas Poputra.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ahok Sesumbar Swasta Pasti Untung Biayai LRT

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) optimis rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) tak akan temui masalah. Dia juga yakin pembangunan proyek LRT, yang juga dimaksudkan sebagai kendaraan untuk mendukung transportasi Asian Games 2018, tak akan bernasib sama seperti angkutan massal lainnya, yakni monorel.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga berani menjamin LRT pasti untung dan tak akan pakai dana APBD DKI untuk pembangunan proyeknya. Bahkan Mantan Bupati Belitung itu punya ide untuk mengambil alih seluruh proyek pembangunan LRT ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI.
“Karena LRT konsepnya betul-betul swasta yang bangun. Lalu mengoperasikannya kita minta BUMD tanpa subsidi,” kata Ahok di DPRD DKI, Jakarta, Selasa (27/1).
Ahok berpikir simpel, jika ada perusahaan swasta yang ingin membangun garansinya adalah pasti untung. “Kan logika sederhanakan, ga perlu bikin studi kajian macam-macam, kalau swasta mau kerjain pasti barangnya (LRT) ini untung,” ujar dia.
Sebelum memutuskan ‘menyerahkan’ pembiayaan LRT ke sepenuhnya ke swasta, sebenarnya Pemprov DKI sempat mencoba mengajukan anggarannya ke APBD 2015. Namun ditolak Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI. Alasannya, Banggar menilai proyek yang biayanya diperkirakan lebih dari Rp7 triliun itu masih belum punya kajian jelas. 
“Belum ada pengkajiannya, jumlah anggarannya juga belum jelas. Kita butuh pengkajiannya dulu, jadi belum diputuskan (Banggar),” kata Prabowo Sunirman, Anggota Banggar dari Fraksi Gerindra, dalam rapat di DPRD DKI, pertengahan Desember 2014. 
Pendapat senada juga disampaikan Ketua Fraksi Nasdem, Bestari Barus, yang mempertanyakan hasil kajian rencana proyek tersebut. “Karena ini juga terkait Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) juga. Jangan sampai nanti setelah dibangun ada masyarakat yang mengeluh,” ujarnya.
Dia juga mempertanyakan kabar yang menyebutkan proyek ini akan dibiayai oleh swasta. “Mana ada pihak swasta mau biayai yang hasilnya baru bisa dinikmati sekitar 39 tahun lagi.”
Mendapat kritik soal pembiayaan, Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang transportasi, Sutanto Suhodo, mengatakan swasta tidak bisa sepenuhnya membiayai proyek LRT. Dia mengusulkan lebih baik dalam tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk kajian saja sebesar Rp 1 miliar. Namun untuk anggaran pembangunan LRT ditunda hingga ada kajian, DED, Amdal dan PSO.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain