Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi V Fraksi Demokrat Anton Sukartono mempertanyakan kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menghapus Low Cost Carrier (LCC), dengan alasan meningkatkan keamanan penerbangan Indonesia.
Dirinya mengaku heran dengan kebijakan yang diambil dengan tujuan peningkatan keselamatan.
“LCC itu dengan penerbangan, saya pikir tidak ada relevansinya dengan keselamatan penerbangan, karena kalau kena musibah, kena musibah aja,” tanya dia dalam rapat kerja dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/1).
Kebijakan yang diambil mantan Dirut PT KAI itu sangat disayangkan karena seharusnya pihak kementerian konsentrasi pada masalah SOP penyelamatan penerbangan saja.
“Sehingga masalah harga, serahkan saja kepada maskapai. Karena bayangkan kalau harga penerbangan mahal akan menghambat pembangunan. Intinya kta sepakat memperbaiki diri dan semoga kita dapat menyelesaikan ini dengan panja, bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk mengevaluasi agar lebih bagus lagi.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Jakarta, Aktual.co — Komisi Yudisal (KY) telah menerima 80 orang yang mendaftar untuk mengikuti seleksi calon hakim agung (CHA) 2015.
“Hingga penutupan pendaftaran 19 Januari 2015 sebanyak 80 orang mendaftar,” kata Kepala Biro Seleksi Hakim KY, Heru Purnomo di Jakarta, Selasa (20/1).
Heru berharap jumlah ini masih bisa bertambah dari pendaftar melalui pos.
“Saat ini masih menunggu berkas pendaftaran lewat pos,” katanya.
Namun Heru belum bisa merinci pendaftar latar belakangnya (karir atau nonkarir) serta bidang yang dikuasainya.
“Untuk rinciannya masih dalam proses,” katanya singkat.
KY telah membuka pendaftaran seleksi CHA pada 29 Desember 2014 hingga 19 Januari 2015 untuk mengisi delapan lowongan hakim agung.
Pendaftaran CHA ini untuk memenuhi permintaan Mahkamah Agung untuk mengisi dua lowongan hakim agung dari kamar agama dan kamar militer masing-masing satu karena pensiun.
Sedangkan lima lowongan lainnya merupakan utang KY yang belum dipenuhi dari seleksi CHA sebelumnya.
Delapan lowongan Hakim Agung tersebut adalah dua orang untuk Kamar Perdata, dua orang untuk Kamar Pidana, satu orang untuk Kamar Agama, dua orang untuk kamar TUN, dan satu orang untuk Kamar Militer.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Jakarta, Aktual.co — Beberapa mantan petinggi Kepala Kepolisian Republik Indonesia merapat ke Markas Besar Polri di Jl Trunojoyo. 
Mereka yang datang dikabarkan akan membahas permasalahan yang membelit Korps Bhayangkara pasca penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan pergantian Kabareskrim Komjen Suhardi Alius.
Pelaksana tugas Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Bahrodin Haiti mengaku mendapat amanah dari mantan petinggi Polri soal kisruh di internal kepolisian. 
Dia mengatakan, petinggi polri itu memberikan banyak nasihat untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang melibatkan beberapa petinggi di kepolisian.
“Kita diberikan nasihat dari sesepuh polri, kita dikasih tahu penyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi di Polri,” kata Bahrodin di Mabes Polri, Selasa (20/1).
Plt Kapolri itu mengatakan inti dari perbincangan yang memakan hampir tiga jam itu adalah pejabat polri diinstruksikan untuk tetap kompak dan solid. “Intinya hampir sama yang jelas masing-masing pejabat di Polri harus kompak dan solid.”
Selain itu, terkait Komjen Budi Gunawan yang menyandang status tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi. mantan petinggi Polri juga meminta agar pihak terkait harus mengikuti proses hukum yang berlaku.
“Kedua masalah yang menimpa pejabat Polri (Budi Gunawan). Harus diikuti proses hukum itu sesuai ketentuan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Jakarta, Aktual.co — Terpidana mati yang merupakan warga negara asing, Myuran ‘Bali Nine’ masih menghirup udara bebas di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan, Denpasar Bali. Myuran ‘Bali Nine’ merupakan terdakwa gembong narkoba yang terdaftar dapat hukman mati.
Kepala LP Kerobokan Denpasar Sudjonggo mengaku sampai saat ini belum menerima perintah mengenai eksekusi mati Myuran. “Belum, belum ada perintah soal itu dilakukan eksekusi yang kami terima,” kata dia, di Kerobokan, Selasa (20/1).
Dia pun mengaku belum tahu, kapan eksekusi mati itu akan dilaksanakan. “Belum ada perintah, nanti kalau ada surat perintah dilakukan eksekusi baru tahu kapan dilakukan dan lokasinya.”
Sejauh ini Lapas Kerobokan juga belum mempersiapkan lokasi terkait eksekusi mati Myuran, terpidana asal Australia itu. “Myuran masih santai santai saja, aktivitasnya biasa, normal saja. Aktif komunikasi dengan penjaga dan rekan di selnya.”
Dikatakan Sudjonggo, belum ada permintaan khusus dari Myuran. “Sampai saat ini dia tidak ada permintaan khusus. Hanya sesekali tanya kapan waktunya,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu