27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42175

Kalau Ingin Revolusi Mental, Pemerintah Harus Ubah Cara Pandang Persoalan BBM

Jakarta, Aktual.co — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hanya berdampak kecil terhadap defisit APBN. Sementara sebenarnya masih ada cara-cara yang lebih cerdas dari sekadar menaikkan harga BBM.
Menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli, ada sejumlah pertanyaan penting yang harus dijawab oleh Presiden Joko Widodo dan tim ekonomi di Kabinet Kerja sebelum memutuskan kenaikan harga BBM.
Misalnya, mengapa di saat harga minyak mentah dunia turun dari 110 dolar AS  per barel menjadi 80 dolar AS per barrel, pemerintah mau menaikkan BBM dalam negeri?
“Juga, apakah adil menaikkan BBM tetapi tidak berani memberantas mafia migas yang merugikan negara puluhan trilliun rupiah? Padahal, di masa kampanye lalu, Jokowi kerap mengatakan dirinya akan memberantas segala macam mafia, termsuk mafia migas,” tulis Rizal Ramli lewat akun Twitternya, @ramlirizal.
Kemudian, Rizal Ramli juga mempertanyakan, apakah adil menaikkan harga BBM tapi tidak berani dan tidak bisa menekan biaya cost recovery yang merugikan negara lebih dari Rp 60 trilliun? Apakah adil menaikkan harga BBM, sementara negara membayar subsidi bunga obligasi BLBI Rp 60 trilliun per tahun kepada pemilik bank kaya sampai 20 tahun yang akan datang?
Mantan Menko Perekonomian yang sekarang bertugas sebagai Panel Ahli PBB itu juga bertanya, apakah adil menaikkan harga BBM, sementara pemerintah tidak melakukan langkah konkret membangun fasilitas pengolahan yang dapat mengurangi biaya produksi BBM sebesar 50 persen, plus menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.
Rizal Ramli menyinggung tentang kemungkinan kenaikan harga tarif listrik dalam waktu dekat. Untuk hal ini, Rizal Ramli mengatakan, salah urus PT PLN menjadi salah satu sebab penting di balik kenaikan harga tarif listrik itu. Kalau PLN menggunakan batubara sebagai sumber energi pembangkit listri, maka biaya produksi listrik hanya 6 sen per kW. Sementara, PLN merugi karena membeli dan menyewa ratusan diesel yang boros solar sehingga harga produksi listrik naik menjadi 30 sen per kW.
Jadi, Rizal Ramli menyimpulkan, kalau memang ingin melakukan revolusi mental, maka seharusnya pemerintah mengubah cara memandang persoalan BBM. Bukan sekadar melihat persoalan di hilir berupa harga BBM yang dinilai masih dapat dinaikkan.
Tetapi, juga melihat ke persoalan hulu yang berkaitan dengan penyebab krisis BBM di dalam negeri. Empat persoalan utama di sektor minyak dan gas, sebutnya lagi, pertama mafia migas yang berpraktik dengan bebas, diikuti KKN di kalangan pengusaha yang mendapatkan hak khusus dengan anasir di dalam tubuh pemerintahan yang memiliki bentukan kepentingan dengan kebijakan umum di sektor migas. Penyebab keempat, sambungnya adalah cost recovery BBM.

Survei: BBM Naik, Jokowi Aktor Utama yang Paling Disalahkan

Jakarta, Aktual.co — Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu ujian pertama bagi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Akan tetapi, menurut survei yang dilakukan oleh  Lingkaran Survei Indonesia (LSI), jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, maka Jokowi menjadi tokoh yang paling disalahkan oleh publik. Presiden, Jokowi akan menjadi sasaran kekecewaan rakyat, terutama rakyat kelas ekonomi menengah ke bawah.
“Sebesar 51,20 persen publik akan menyalahkan Presiden Jokowi sebagai aktor yang bertanggung jawab atas penaikan harga BBM. Hanya 32,40 persen yang menyalahkan DPR,” kata anggota tim riset LSI, Rully Akbar, Kamis (30/10).
Bahkan, kata Rully, dukungan terhadap Jokowi akan merosot tajam karena pada saat Pemilu Presiden 2014 yang lalu, masyarakat “wong cilik” merupakan basis utama pendukung Jokowi.
Jokowi, kata dia, harus mempunyai opsi B untuk mengantisipasi kekecewaan masyarakat. Jokowi, kata Rully, harus membuat suatu kebijakan yang populer agar masyarakat tidak merasa terbebani akibat penaikan BBM.
“Kebijakan populis lain harus segera diimplementasikan, misalnya saja Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Jadi, masyarakat tahu subsidinya ke mana,” kata Rully.
Survei ini dilakukan melalui quick poll pada 27-28 Oktober 2014. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 respons dan margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia.
LSI juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview.
Pemerintah dipastikan akan menaikkan harga BBM sebelum 1 Januari 2015. Saat ini, pemerintah tengah mengkaji program perlindungan sosial yang tepat sasaran sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Rekonsiliasi KMP dan KIH untuk Amandemen UU Pro Asing

Semarang, Aktual.co — Pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang akan meninjau ulang produk konstitusi sebuah upaya rekonsiliasi politik. Ini dilakukan juga untuk meredam ketegangan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat.
Menurut pihaknya, sebetulnya kedua koalisi tidak ada perbedaan platform lewat substansi produk hukum. Kedua kubu memiliki kesamaan platform dalam segala bidang yang bertujuan untuk menuju Indonesia lebih baik.
“Statemen Menhan mengkaji ulang produk UUD 45 untuk merekonsiliasi politik. Keduanya itu bisa ada komunikasi untuk mencairkan ketegangan,” ujar dia saat dihubungi Aktual.co dari Semarang, Kamis (30/10).
Menurut dia, statement Menhan tersebut bisa membantah kecurigaan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla disetting kekuasaan asing.
Lanjut dia, bila upaya Menhan itu terealisasi dan disambut positif lewat lobi-lobi politik di MPR dan DPR, maka kubu Jokowi-JK akan membuktikan pemerintahannya tidak ada kepentingan asing. Menurut dia, hal itu menjadi kesempatan Presiden Jokowi-JK untuk menyampaikan hal yang tidak kepada KMP.
Untuk itu, Menhan harus dapat melakukan langkah-langkah rekonsiliasi politik melalui pengkajian produk-produk hukum, sehingga ada parameter dan kriteria  yang tidak bertentangan dengan UUD 45. Sehingga ada parameter.
“Kedua kubu secara bersama-sama melakukan analisis produk-produk UU. Dan selanjutnya dikonsultasikan bersama MPR dan DPR untuk disetujui oleh Presiden,” terang dia.

Rupiah Kembali Melemah 52 Poin ke Level Rp12.134

Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 52 poin menjadi Rp12.134 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.082 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa mata uang dolar AS melanjutkan penguatannya terhadap rupiah sejak tadi pagi.

“Penguatan dolar AS tadi pagi cukup memberikan sentimen negatif bagi rupiah pada hari ini (Kamis, 30/10),” katanya di Jakarta, Kamis (30/10).

Menurut dia, sentimen yang mendorong dolar AS menguat yakni setelah bank sentral AS (the Fed) meyakini pemulihan ekonomi AS akan berlanjut seiring dengan perbaikan kondisi sektor tenaga kerja AS.

“Kondisi itu membuat pasar khawatir dengan potensi kenaikan suku bunga the Fed (Fed rate) yang lebih cepat dari seharusnya pada tahun 2015,” katanya.

Meski demikian, menurut dia, beredarnya wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum 1 Januari 2015 dapat mengurangi kekhawatiran investor atas defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.

“Namun, investor mungkin akan tetap bersikap ‘wait and see’ menanti data ekonomi Indonesia yang sedianya akan diumumkan pada awal 3 November mendatang yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut atas kondisi perekonomian Indonesia,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (30/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.165 dibandingkan hari sebelumnya (29/10) sebesar Rp12.163.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menko Perekonomian Pastikan Penaikkan BBM Subsidi

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada November 2014 dengan besaran Rp3.000 per liter. Dengan peningkatan harga BBM bersubsidi sebesar Rp3.000 per liter, pemerintah akan mendapatkan penghematan subsidi sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp36 triliun kurs Rp12.000.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, penghematan biaya akibat kenaikan harga BBM nantinya akan diprioritaskan untuk pembuatan tiga kartu program Presiden Jokowi, yaitu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera.

“Kita tahu subsidi itu tidak tepat sasaran, jadi nanti akan diarahkan ke yang lebih tepat dengan model perlindungan sosial melalui Kartu Sehat, Kartu Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera,” kata Sofyan di Jakarta, Kamis (30/10).

Sofyan mengaku saat ini pemerintah tengah mengkaji mengenai koreksi kebijakan dalam rangka mengendalikan neraca keuangan negara melalui penghematan subsidi tersebut. Untuk itu, Pemerintah menargetkan koreksi kebijakan tersebut akan selesai sebelum penghujung tahun 2014.

“Dengan demikian kenaikan harga BBM hampir dapat dipastikan,” tambahnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi sebelumnya telah menciptakan program jaminan sosial melalui kartu tersebut saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam implementasinya, Jokowi bisa dikatakan sukses untuk kemudian dia membawa program jaminan sosial tersebut ke dalam visi-misi saat mencalonkan diri sebagai Presiden RI ke-7.

Jokowi juga memastikan program jaminan sosial ini akan berbeda dengan apa yang sudah dilakukan pemerintah sekarang melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

GMNI Dukung Langkah Menhan yang Ingin Revisi UU Pro Asing

Medan, Aktual.co — Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumut mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk merevisi sejumlah produk konstitusi yang bertolak belakang dengan cita-cita pendahulu bangsa.
“Kita dukung upaya meneggakkan harga diri serta martabat bangsa. Agar bangsa tidak selalu didikte oleh modal asing. Agar kita memiliki komitmen akan penguatan apa yang sudah dicita citakan para pendiri bangsa,” ujar Plt. Ketua Korda GMNI Sumut, Sabar Sinaga kepada Aktual.co di Medan, Kamis (30/10).
Menurut Sabar, salah satu produk konstitusi yang didukung segera direvisi adalah UU Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2007 yang merupakan karya perpanjangan neolib. “Yang diteruskan dari hasil UU PMA 1967, yang dihasilkan para mafia di zaman Soeharto, yaitu Maifia barkaley,” tandas Sabar.
Diketahui, Menhan Ryamizard berjanji akan meninjau ulang produk konstitusi yang tidak sesuai dengan cita-cita pendahulu bangsa. Produk yang dimaksud adalah 122 UU pro asing dan beberapa pasal UUD 45‎ pasca amandemen, seperti 5 ayat Pasal 33.
“Saat ini, ‎masing-masing kementerian masih sibuk penyesuaian diri, pada masih kerja sampai malam. Nah nanti kalau sudah mulai bekerja, maka akan disesuaikan dengan kepentingan bangsa,” kata Ryamizard saat ditemui di Gedung M Yusuf, Kemenhan, Jakarta, (Rabu, 29/10).
Menurut Menhan, proses pengkajian ulang juga dilakukan dengan menggandeng pihak-pihak yang kalah dalam pilpres, kubu Prabowo Subianto.
“Saya sendiri hubungannya dengan Prabowo baik. Kita masih berkomunikasi dengan dengan baik, bahkan dia (Prabowo) sempat menyampaikan selamat ke saya (saat jadi Menhan),” Ryamizard melanjutkan.
Meski, Ryamizard belum dapat mengungkapkan kapan target revisi itu akan dilakukan. “Saya tidak mau bicara muluk, tapi secepat mungkin,” tegasnya.

Berita Lain