26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42349

Mr Presiden, Masih Mau Pakai Kuntoro?

Kuntoro Mangkusubroto. Pria kalem ini beberapa waktu belakangan cukup menyita perhatian publik. Pasalnya, mantan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UPK4) tiba-tiba ‘digosipkan’ bakal kembali masuk kabinet. Kabar-kabur yang berseliweran menyebutkan, dia bakal didapuk menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sayangnya, tidak ada sepotong pun sumber resmi yang bisa dikonfirmasi kesahihan gosip ini. Tidak Joko Widodo, apalagi Jusuf Kalla. Tidak juga orang-orang yang dianggap menjadi lingkaran satu dan lingkaran ‘setengah’ Jokowi-JK.
Siapakah Kuntoro sebenarnya? Mengapa dia demikian sakti, hingga Jokowi pun sepertinya tak bisa ‘menolak’ dia?
Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 14 Maret 1947, karir birokrasinya terbilang panjang dan lengkap. Dia pernah menjadi Dirjen Pertambangan Umum (1993-1997), dua kali Menteri Pertambangan (Kabinet Pembangunan VII 1998 dan Kabinet Reformasi Pembangunan 1998-1999), Direktur Utama PLN (2000), serta Kepala Badan Pelaksana  Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (2005). Terakhir posisinya adalah Kepala UKP4 di era Presiden SBY.
Pejuang neolib
Sejauh itu kinerjanya biasa-biasa saja, jauh dari cemerlang. Bahkan selama di lingkaran kekuasaan, Kuntoro justru lebih banyak berperan sebagai kepanjangan tangan kepentingan kapitalis asing. Pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy bahkan menyebut Kuntoro sebagai salah satu simpul utama kekuatan kaum neoliberalis di Indonesia. 
Masuknya Kuntoro di jajaran kabinet Jokowi-JK akan mengembalikan kekuatan neolib untuk menguasai Indonesia.
Noorsy benar. Rekam jejak Kuntoro sebagai antek kepentingan asing yang mengorbankan kepentingan rakyat Indonesia tergurat jelas ketika menjadi birokrat. Salah satu jasa penting Kuntoro adalah disahkannya UU No.22/2001 tentang Migas. 
Dia punya peran sangat vital dalam masuknya kepentingan asing sejak pembuatan draft RUU sampai disahkan menjadi UU. Asal tahu saja, lewat Kuntoro pula USAID masuk, bahkan mengucurkan dollar demi suksesnya pembahasan RUU yang draft-nya mereka buatkan.
Kisah pengkhianatan anak bangsa kepada bangsanya sendiri ini masih dapat ditemukan dalam arsip Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Jakarta. Pada 29 Agustus 2008 Kedubes AS mengeluarkan pernyataan resmi mengenai keterlibatan USAID dalam apa yang disebut sebagai proses reformasi sektor energi.
Lewat dokumen itu sangat jelas peran yang dimainkan Kuntoro pada awal 1999. Saat itu, sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dia minta bantuan USAID me-review draft RUU Migas. 
USAID menyambut positif undangan itu dan selanjutnya bersama pemerintah Indonesia menandatangani Strategic Objective Grant Agreement (SOGA) yang berlaku untuk lima tahun, sekaligus mengucurkan bantuan US$20 juta.
Renegosiasi listrik swasta
Sepak terjang Kuntoro yang getol mengabdi pada kepentingan majikan asingnya itu juga ditunjukkan ketika menjadi Dirut PLN. Saat itu Pemerintah bermaksud merenegosiasi tarif  27 proyek listrik swasta yang harga jual ke PLN-nya selangit. 
Maklum, ke-27 perusahaan listrik swasta yang didirikan negara-negara industri maju itu menggandeng keluarga dan kroni Soeharto  pada  periode 1990an. Mereka datang dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Jerman.
Ke-27 perusahaan listrik swasta tadi pada tahun 1996 meneken perjanjian jual beli listrik dari pembangkit swasta ke PLN yang tertuang dalam Power Purchase Agreement (PPA) atau Energy Sales Contract (ESC). Harga jual energi listrik yang dibebankan kepada PLN ternyata sangat gila-gilaan, berkisar antara US$7-9 sen per kWh. Padahal, penjualan listrik swasta di negara-negara Asia lainnya waktu itu cuma sekitar US$3,5 sen per kWh.
Jika berpegang pada konrak PPA itu, PLN mesti merogoh koceknya dalam-dalam. Pada saat yang sama, kemampuan keuangan PLN pasca krisis ekonomi justru sangat jeblok. Semester pertama 2000, PLN didera rugi Rp11,58 triliun. Tahun 2001, kerugiannya melambung jadi Rp24 triliun. 
Nah, apa peran Kuntoro selaku Dirut PLN waktu itu? Seharusnya, dialah orang pertama yang paling fight supaya tarif jual listrik swasta ke perusahaan setrum pelat merah itu diturunkan. Tapi faktanya tidak demikian. Jangankan menekan mitra asingnya, untuk sekadar melobi saja dia ogah-ogahan. 
Melihat sikap itu, tidak heran bila Rizal Ramli, Menko Perekonomian selaku komandan Tim Renegosiasi Listrik Swasta, akhirnya mendepak Kuntoro. Rizal lalu menunjuk Eddie Widiono sebagai pengganti. 
Syukurlah, sebagai Dirut PLN, Eddie bekerja dengan semestinya. Setelah menempuh perjuangan keras, renegosiasi pun akhirnya final. “Hasilnya, total kewajiban pemerintah dan PLN turun drastis, dari US$80 miliar menjadi US$35 miliar,” kata Rizal Ramli waktu dengan nada lega.
Gila jabatan
Kini mari kita telusuri lagi rangkaian jabatan yang pernah disandang Kuntoro. Sebelum menjabat Dirut PLN (2000), dia sudah dua kali menjadi Menteri ESDM (Kabinet Pembangunan VII, 1998 dan di Kabinet Reformasi Pembangunan 1998-1999), Sebelumnya, dia juga menjadi Dirjen Pertambangan Umum (1993-1997).
Siapa pun yang sekolahnya lulus SMP tentu  paham benar, bahwa jabatan menteri pasti lebih tinggi dan bergengsi ketimbang dirut BUMN. Bahkan dibandingkan Dirjen saja, posisi sebagai Dirut BUMN sama sekali bukanlah tandingannya.
Tapi pertanyaan yang menggelitik publik ketika itu adalah, kok ya Kuntoro mau menjadi Dirut PLN setelah sebelumnya menjadi dirjen dan menteri? ‘Ironisnya’ posisi dirjen dan menteri itu justru ‘majikan’ langsung posisi dirut yang kemudian dipangkunya.
Menyikapi fakta ini, tidak mengherankan bila orang langsung berpendapat Kuntoro adalah manusia yang ‘gila’ jabatan. Mending kalau ‘kegilaan’ itu didasari sikap pengabdian kepada negeri, tanpa peduli posisi. Artinya, di posisi apa pun, semangat merah putih tetap bergelora di dada. Tentu saja, hal itu harus dibuktikan dengan berbagai sepak terang dan kebijakan yang diterlurkannya, semuanya berpihak pada kepentingan bangsa.
Tapi, sekali lagi, rekam jejak orang ini justru sebaliknya. Pengabdiannya kepada majikan asingnya seperti tanpa syarat. Dia tidak peduli, walau hal itu harus dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bangsa dan negaranya.
Nah, dengan rekam jejak seperti ini, akankah Jokowi tetap menariknya sebagai menteri? Mr Presiden, masih Anda mau memakai Kuntoro?
Oleh Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Artikel ini ditulis oleh:

BBM Akan Naik, JK Minta Masyarakat Paham

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat memahami, harga bahan bakar minyak akan dinaikkan oleh pemerintahan Jokowi-JK.
JK beralasan, subsidi bahan bakar minyak perlu dipangkas dengan menaikkan harga BBM. Hal itu dikarenakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saat ini perlu diselamatkan.
“Kami harap masyarakat paham, bahwa penaikan BBM nanti juga bertujuan demi kesejahteraan rakyat. Jadi bukan kita bicara penaikan, tapi akan memindahkan subsidi konsumtif ke subsidi produktif,” kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (24/10).
Namun Wapres JK tidak menyebut berapa besaran penaikan itu. Bahkan, soal waktu penaikannya, JK belum bisa memastikannya. Namun dia membantah, kalau itu akan diberlakukan per tanggal 1 November 2014.
“Ah tidak benar itu, saat ini kami masih sibuk menyusul kabinet mendatang. Jika ada yang bilang kalau BBM akan naik Rp2.000 atau Rp3.000 pada 1 November mendatang, tidak benar,” kata JK.
Dia pun menegaskan kembali alasannya menaikan harga BBM, lantaran untuk menolong kondisi keuangan negara, selain itu nantinya alokasi dana untuk subdisi BBM akan dialihkan untuk pembiayaan pendidikan, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteran rakyat melalui program yang jelas dan nyata.
“Kami harap masyarakat paham, bahwa kenaikan BBM nanti juga bertujuan demi kesejahteraan rakyat. Jadi bukan kita bicara kenaikan, tapi akan memindahkan subsidi konsumtif ke subsidi produktif,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Pasca Kasus Metropole, Dinkes Perketat Izin Pendirian Klinik

Jakarta, Aktual.co —Dinas Kesehatan DKI perketat perizinan klinik dan dokter kesehatan di Jakarta.
Tak hanya itu, Dinkes DKI juga akan menghentikan sementara (moratorium) terhadap izin mendirikan klinik di wilayah yang jumlah kliniknya dianggap sudah terlalu banyak.
“Kami sudah memiliki data pratama dan utama. Jadi kalau ada daerah yang sudah penuh, tidak akan diizinkan lagi untuk membuka klinik,” kata Kadinkes DKI, Dien Emmawati, Jumat (24/10).
Ditambahkan Dien, menyusul terungkapnya kasus dokter asing yang melakukan praktik ilegal di Klinik Metropole, Jakarta Barat, Dinkes DKI akan memperketat pengawasan terhadap klinik kesehatan yang mempekerjakan dokter-dokter asing.
Ditegaskannya, kalau para pemilik klinik harus patuh terhadap peraturan. 
“Jika tidak, kami tak segan melaporkan mereka ke polisi dan Kementerian Tenaga Kerja,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

WHO Yakin Penyebaran Ebola Takkan Meluas ke Negara Afrika Lain

Jakarta, Aktual.co — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakin wabah Ebola yang menjangkiti Liberia, Guinea, dan Sierra Leone tidak akan menyebar di kawasan sekitarnya.
Saat ditanya apakah warga di negara-negara seperti Guinea Bissau, Mali dan Pantai Gading berpotensi terjangkit Ebola tanpa diketahui, Asisten Direktur Jenderal WHO Keiji Fukuda menjawab kemungkinannya kecil.
“Kami yakin bahwa penyebaran Ebola tidak meluas sampai ke negara-negara tetangga. Hal itu masih merupakan kekhawatiran bagi semua orang, namun sampai saat ini kami belum melihat penyebaran tersebut terjadi,” kata Fukuda kepada para wartawan di Jenewa.
Pada pekan lalu, WHO menyatakan akan mengirim sekelompok pakar ke Mali dan Pantai Gading untuk memastikan kesiapan kedua negara tersebut.
Jika Ebola menyebar ke Pantai Gading, maka dampak ekonominya akan terasi di seluruh dunia karena negara tersebut–bersama Ghana–adalah pemasok 60 persen kebutuhan biji kakao global.
Komite Darurat WHO mengenai Ebola mengatakan bahwa pembatasan izin keluar dari Liberia, Sierra Leone, dan Guinea melalui udara, darat, dan laut adalah langkah penting bagi pencegahan penyebaran Ebola ke bagian Afrika lain.
Sejumlah pakar dalam komite WHO mengatakan bahwa kebijakan pembatasan itu dapat diberlakukan dengan pengisian kuesioner, pengukuran temperatur tubuh, dan–jika kasus demam ditemukan–penilaian resiko apakah demam tersebut disebabkan oleh Ebola.
“Sampai saat ini, sudah 36.000 orang yang meninggalkan Guinea, Liberia dan Sierra Leone dengan melalui mekanisme pembatasan yang disebutkan WHO. Sebanyak 100 di antaranya telah “ditangguhkan izin keluarnya,” kata Isabelle Nuttal dari kluster ketahanan kesehatan WHO.
Komite WHO sendiri menegaskan bahwa larangan penuh perjalanan dan perdagangan internasional karena Ebola tidak boleh diberlakukan.
Dalam catatan WHO, virus Ebola telah menewaskan 4.877 jiwa. Namun angka tersebut berpotensi membengkak tiga kali lipat karena sulitnya pendataan.
WHO sendiri sebelumnya meminta bantuan sebanyak 12.000 staf lokal dan 750 pakar asing namun baru-baru ini menaikkannya menjadi 20.000 dan 1.000. Sampai saat ini baru ada 600 pakar asing.

Artikel ini ditulis oleh:

Relawan Selamatkan Jokowi-JK Dukung Pemerintahan Bersih

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi pemuda dan mahasiswa menyuarakan aksi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mendukung KPK menangkap list merah yang telah dikeluarkan KPK diantaranya Rini Soemarno di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/10/2014). Selain itu mereka juga menolak kabinet koruptif dan Neolib. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

ISIS Organisasi Teroris Terkaya di Dunia

Jakarta, Aktual.co — Daulah Islam (atau juga dikenal dengan nama ISIS) telah menjadi kelompok teroris terkaya di dunia dengan pendapatan mencapai puluhan juta dolar AS per bulan dari penjualan minyak mentah di pasar gelap.
“Daulah Islam mendapatkan setidaknya satu juta dolar AS per hari dari minyak mentah yang didapat di Suriah dan Irak,” kata David Cohen, pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat yang mengurusi informasi intelejen sumber finansial terorisme.
Selain dari minyak mentah, Daulah Islam juga memperoleh sumber keuangan dari penarikan pajak warga di wilayah yang dikuasainya dan juga dari uang tebusan tawanan.
“Karena diversifikasi sumber pendapatan itulah Amerika Serikat kesulitan untuk menghambat aliran dana ke kelompok Daulah Islam “ISIS adalah organisasi teroris dengan sistem keuangan terbaik yang pernah kami hadapi,” kata Cohen.
Sementara itu Marwan Muasher, wakil kepala organisasi Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan bahwa Daulah Islam saat ini “dinilai sebagai organisasi teroris paling kaya dengan sistem finansial paling rumit di dunia.” Tidak seperti Al Qaeda, Daulah Islam tidak mendapatkan uang dari sumbangan sukarela orang-orang kaya di negara-negara Arab.
Kelompok tersebut mampu menjual 50.000 barel minyak mentah per hari dan dijual “dengan harga jauh di bawah pasaran kepada para perantara–beberapa di antaranya dari Turki–untuk kemudian dijual kembali.” Pembeli minyak mentah milik Daulah Islam juga berasal dari pihak yang menjadi musuh di medan peperangan. Salah satunya adalah pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada tahun ini, ISIS juga memperoleh USD20 juta dari hasil tebusan para tawanan. Selain itu, mereka juga menarik pajak dari pengusaha lokal melalui jaringan pemerasan. Salah satu upaya Amerika Serikat memotong aliran dana ke Daulah Islam adalah melalui kerja sama dengan pemerintah Turki untuk menghentikan penyelundupan minyak mentah.
“Para perantara, perusahaan pengolah, perusahaan transportasi dan semua pihak lain yang terlibat dalam perdagangan minyak ISIS harus tahu bahwa kami tengah bekerja keras mengidentifikasi mereka. Kami juga mempunyai cara untuk menghentikan mereka,” kata Cohen.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain