Tindakan mitigasi cepat dilakukan tim SAR terpadu pada hari terakhir operasi pencarian korban menyusul insiden pergerakan material lumpur jenuh dalam volume mencapai puluhan ribu kubik, mulai dari sektor A menuju sektor D bahkan menyentuh pemukiman penduduk yang sebelumnya tidak tersentuh longsor.
Menurut Setyo Budianto, tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo belum melakukan tindakan apapun terkait material lumpur atau tanah hasil longsoran lereng Gunung Gede yang menurut perkiraaan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mencapai satu juta meter kubik itu, dengan alasan kondisinya yang masih sangat labil.
Satu-satunya rencana yang dipersiapkan tim teknis dinas PU setempat adalah melebarkan penampang aliran sungai di daerah hulu yang ada persis di bawah sektor D dengan harapan material lumpur bisa mengalir lancar.
“Selama ini alur sungai yang sebagian tertimbun longsor itu terlalu kecil. Kami akan lebarkan supaya aliran lumpur lancar,” ujarnya.
Setyo Budianto mengakui potensi terjadinya longsor susulan dampak material lumpur jenuh di area terdampak longsor besar pada Sabtu (1/4) sangat tinggi, terutama jika turun hujan deras yang bisa meningkatkan kadar kejenuhan air sehingga memicu pergerakan baru sehingga mengancam pemukiman di bawahnya.
“Pengosongan rumah-rumah (pemukiman) di sekitar jalur sungai itu kami berlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sampai situasinya benar-benar dinyatakan aman,” ujarnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Desa Banaran Sarnu sudah berulang kali meminta agar tim SAR terpadu atau Pemkab Ponorogo meratakan kembali material longsor yang diaduk-aduk dalam upaya mencari 28 korban yang dinyatakan hilang.
Ia dan warganya sangat khawatir lumpur atau tanah material longsor yang tidak diratakan, serta aliran sungai yang tersumbat bisa memicu banjir bandang mengingat topografi kawasan terdampak longsor yang berada di kaki Gunung Wilis, titik utama longsoran terdapat tiga sumber air dengan debit besar, serta intensitas hujan yang tinggi.
“Kami minta dengan hormat kepada tim tanggap darurat bencana di Desa Banaran ini apabila operasi pencarian dihentikan agar tanah material longsor yang diaduk-aduk alat berat diratakan serta normalisasi sungai, supaya nantinya tidak menjadi masalah baru bagi desa kami,” ucap Sarnu saat mengikuti rapat koordinasi dengan tim SAR terpadu mengevaluasi keberlangsungan operasi pencarian pada H+7, Sabtu (8/1).
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: