Pekerja membereskan stok beras di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Ketua MPR Zulkifli Hasan minta pemerintah untuk membatalkan rencana impor beras. Karena pelaksanaan impor yang dilakukan bersamaan dengan panen raya akan merugikan petani. AKTUAL/Tino Oktaviano
Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 1,6 juta ton beras tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia. Akibat penumpukan tersebut dapat menimbulkan potensi kerugian negara. Apalagi, di sejumlah wilayah ditemukan beras membusuk di gudang Bulog.
Menanggapi hal tersebut Direktur Pukat UGM Oce Madril menilai BPK perlu mengaudit Bulog. Karena dengan dilakukan audit bertujuan untuk melihat penumpukan beras itu akibat ada ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi atau tidak.
Selain it menurutnya dengan adanya penumpukan beras di bulog dapat menimbulkan kerusakan yang berpotensi pemborosan dan menimbulkan kerugian negara.
“Menurut saya memang ini ada problem, kenapa barang itu sampai menumpuk dan malah membusuk, padahal situasi masyarakat di sisi lain banyak yang membutuhkan. Dalam hal itu menurut saya, potensi kerugian itu tetap ada,  maka harus diaudit oleh BPK dan BPKP. Itu semua kan dari APBN, karena anggaran itu kan harus dipertanggungjawabkan,” katanya kepada wartawan, Kamis (9/5).
Oce juga mengatakan untuk melihat kerugian negara, BPK harus melihat berapa banyak beras yang busuk, tak tersalurkan, kemudian berapa nilainya serta bagaimana perencanaannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid