Kadang, kata dia, video diedit, ditambahi opini, tanpa disadari mereka ikut membantu tercapainya tujuan dari teroris meski ingin mendapatkan keuntungan ekonomi dari penyebaran konten.

“Jangan lupa, bisa jadi pendukung terorisme juga memantau media sosial setelah aksi teror dilakukan oleh temannya, jaringannya atau orang-orang yang meskipun mereka tidak kenal pelaku teror, tapi setuju, simpati dengan aksi teror baik di Indonesia maupun di luar Indonesia,” kata dia.

Teror, kata dia, selain bertujuan menyebarkan ketakutan juga dapat memicu saling curiga, terganggunya pariwisata, ekonomi, trauma pada anak, rusaknya kekhusyukan, serta kebahagian Idul fitri, dan hal-hal yang merugikan kepentingan nasional lainnya.

Dia mengatakan segala hal negatif konten teror yang terjadi setelah pascaaksi dapat dicegah dengan gotong royong.

Setiap unsur, kata dia, dapat bergotong royong sesuai kapasitasnya bahkan dengan langkah sederhana, yaitu konten teror cukup berhenti di gawainya masing-masing atau tidak disebar.

Artikel ini ditulis oleh: