Jakarta, Aktual.com — Bagi Muslim yang melakukan ibadah Haji atau Umrah, pasti pernah menjalankan ibadah mengitari Kabah sebanyak tujuh kali (tawaf).

Tentu Anda pernah bertanya di dalam benak Anda, dalam melakukan tawaf di siang hari saat Matahari sedang sangat teriknya, Anda tidak merasakan panas di telapak kaki Anda. Padahal, anggapan Anda lantai yang dipijak berasal dari marmer yang akan panas bila terkena panas sengatan sinar Matahari.

Mungkin Anda berpikir, bahwa lantai di sekitar area Masjidil Haram tersebut dipasang Air Conditioner (AC) di siang hari atau dialiri air di bawahnya, sehingga terasa sejuk di kaki Anda. Ternyata, anggapan itu sangat keliru.

Kepala Peneliti Masjid Masjidil Haram, Abdul Mohsin bin Hamid dari Arab Saudi, dilansir dari laman OnIslam, menerangkan, bahwa lantai yang terasa dingin atau sejuk tersebut, karena berasal dari bahan lantai marmer yang merupakan jenis “thassos” dari Eropa. Yakni, marmer asli yang berasal dari negara Yunani.

Marmer itu memiliki sifat keunikan tersendiri, yaitu mempunyai efek dingin bila terkena panas Matahari dan akan panas jika terkena suhu dingin.

“Tidak hanya lantai, bahkan seluruh ruangan dalam Masjidil Haram akan terasa sejuk meski cuaca panas sangat ekstrim sekalipun,” bebernya menerangkan.

Lantaran, lantai marmer tersebut, setiap Muslim yang beribadah tawaf tidak akan merasa panas di telapak kakinya dan tidak perlu berjalan berjingkat-jingkat atau memakai sepatu, ketika melakukan tawaf di siang hari.

Sekedar informasi, marmer ini sangat mahal harganya. Di Tanah Air harga marmer thassos KW dari Tiongkok sekitar Rp4 juta per meter persegi. (Sumber; On Islam)

Artikel ini ditulis oleh: