Jakarta, Aktual.com —Ekonom Sustainable Development Indonesia (SDI), Dradjad Wibowo, menyatakan, teknologi pembangunan kilang di laut (offshore), belum teruji.
“Di laut, belum terbukti teknologinya,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ‘Blok Masela Sesuai Konstitusi’ di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/3).
Pasalnya, Australia, negara pertama yang yang mengembangkan proyek kilang di laut (offshore), hingga kini belum teruji. “Nanti pada 2017 baru kelihatan,” jelasnya.
Sementara itu, sambung Dradjat, segala teknologi pembangunan kilang di darat (onshore) telah tersedia.
Kalau pun kedalaman Laut Arafura, Maluku mencapai 1.500 meter, ini bukan soal serius. Pasalnya, di berbagai negara lain, kedalamannya menembus 2.000-3.000 meter di bawah permukaan laut.
“Aljazair ada, Laut Hitam, di Inggris bahkan 3.000 m. Artinya, teknologi sudah proven. Jadi, kedalaman 1.500 kecil,” tegas politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Jarak antara lokasi eksplorasi dengan pulau terdekat, bagi Dradjat, juga bukan persoalan serius. Sebab, cuma sejauh 90 km.
“Di negara-negara yang saya sebut tadi, ada 200 km, 300km jarak pipanya dan berjalan lancar,” ungkapnya.
“Artinya, pembangunan di darat tidak ada masalah. Kita punya pengalaman, kedalaman tidak masalah, kemiringan juga,” tutup bekas anggota DPR itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby