Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara tentang drainase dan banjir di wilayahnya.
Menurutnya, banjir sangat kecil terjadi jika air hujan masuk ke tanah, bukan dialirkan ke sungai atau laut. Menurutnya, wilayah Jakarta tidak ramah terhadap air hujan karena tanahnya banyak tertutup aspal, bangunan rumah dan gedung.
Hal ini, jelasnya, telah menghalangi air hujan untuk masuk kembali ke bumi dan mengakibatkan banjir.
“Kita halangi air itu dari masuk ke bumi, apa dampaknya, manusia merasakan dari tahun ke tahun hadirnya limpahan air yang kita sebut dengan banjir. Karena itu mulai tahun ini kita memulai gerakan untuk mengembalikan air hujan ke dalam bumi,” kata Anies di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (20/11).
Ia menilai, banjir takkan terjadi jika setiap butir air hujan masuk ke dalam tanah.
Mantan Mendikbud ini juga menyinggung turunnya permukaan tanah di Jakarta setiap tahun yang disebutnya terjadi karena tak adanya air hujan yang masuk ke dalam tanah.
Ia mengatakan, tanah di ibukota turun 7 cm per tahunnya karena air tanahnya terus disedot tanpa memasoknya kembali. Salah satu cara memasok air tanah menurutnya adalah dengan membiarkan air hujan masuk ke tanah.
“Efeknya tanah kita bumi kita di Jakarta turun 7 cm per tahun. (Jika) Kita ulangi ini 10 tahun, 70 cm tanah kita turun di Jakarta. Karena itu menyelamatkannya kita mengembalikan pada sunatullahnya, sunatullahnya air hujan masuk ke dalam bumi,” ujar Anies.
Kepada jemaah yang mengikuti Maulid Nabi, Anies mengajak untuk ikut gerakan membangun drainase vertikal. Harapannya, agar air hujan tak mengalir keluar rumah, tetapi kembali lagi masuk ke dalam tanah.
“Sehingga kita bisa menjawab bahwa kita tak termasuk dalam rombongan mereka yang mengirimkan air keluar rumah. Insyaallah jika kita ditanya apakah air hujan kita dialirkan keluar, kita bisa jawab air hujan di rumah kami tak dialirkan keluar, tapi dialirkan ke dalam bumi,” tutup eks Rektor Universitas Paramadina itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan