Jakarta, Aktual.com — Apakah dosa negeri ini sehingga berbagai masalah selalu hadir? Apakah ini dosa kami kaum muda republik yang dengan gagah mencaci maki pemimpin kami? Lalu apa yang harus dilakukan ketika aksi dan teriakan kami tidak didengarkan dan digubris oleh penguasa?

Ajari kami cara yang lebih bermatabat atau kita sudah tidak punya martabat. Inilah keadaan bangsa kita hari ini. Indonesia yang kita cintai, kami pemuda Indonesia bersatu dan bersumpah mendeklarsikan diri menjadi bangsa Indonesia dengan keterbatasan namun sarat arti. Lalu apakah kami saat ini tidak berarti lagi apakah kehilangan identitas kami sehingga gerakan kami hanya menjadi isapan jempol.

Apakah harus kami korbankan darah juang kami lagi sehingga kami menjadi terdengar dan dimengerti lagi apakah wakil kami tidak melihat keadaan yang diwakilinya. Apakah air mata harus merubah menjadi merah ketika kegelisahan sudah tidak menjadi suara yang dapat didengarkan. Kepada penguasa, dengar kami, apakah harus kami benturkan lonceng revolusi untuk kau dengarkan ataukah yang ada ditelinga hanyalah golongan tertentu saja, bukan rakyat mu?

Kebohongan sudah usai, untuk itu bangkit suarakan suara yang kau dengar! Sumpah Pemuda kali ini bersumpah lah kalian dan janji bahwa kalian memang generasi yang memang bisa dibanggakan! Seperti kami melihat kegigihan kaum muda masa lalu yang dengan gagah memperjuangkan kepentingan mulia bangsa secara keseluruhan dan murni gerakan dari hati bukan cipta kondisi.

Dimanakah akan kita bunyikan seruan ini, seruan keadilan dan kesungguhan menyuarakan rakyat mu yang sudah mulai sesak lapar tidak berpenghasilan dan lemah. Jikalau kami hanya mawas diri dan kembali lagi rakyat yang disuruh bersabar dan menerima kepahitan, tidak, kami sudah muak, maka lawan lah! Bangunlah kalian para pemuda, satukan pikiranmu, bergandengan tanganlah kalian, jadikan simpul kekuatan perlawanan. Ini harus diteruskan dan kita tidak pernah memberikan mandat kepada siapapun untuk membuat kita sebagai kelinci percobaan teori ideologis. kami butuh kemapanan kami.

butuh kehadiran bumi pertiwi memberikan kehangatan dari ketidakpastian dan kemuakan kami. Maka, bersatulah nyalakan api gerakan dan biarkan dwiwarna panji menyertai kalian dan doa ibu pertiwi merelakan kepergian kalian apabila diperlukan dan dibutuhkan, maka Lawan dan bunyikan lonceng revolusi!! *Puisi gelisah hayat dikandung badan.
Tokoh Pemuda Nasional, Bintang Prabowo

Artikel ini ditulis oleh: