SKK Migas Harus Bebas Dari Kepentingan Bisnis Pribadi

Meskipun alasan penunjukan Dwi Soetjipto hingga rela merevisi Perpres, mengundang pertanyaan, namun keputusan itu patut dihormati karena memang hak prerogatif presiden. Demikian kata direktur CERI, Yusri Usman.

“Itu pilihan Presiden yang harus dihormati,” kata Yusri.

Namun Yusri mengingatkan bahwa SKK Migas mempunyai tanggungjawab besar untuk memastikan keamanan energi nasional. Untuk itu, selain harus profesional dan mampu membangun kepercayaan dari para Kontraktor hulu Migas, SKK Migas juga harus bebas dari kepentingan bisnis pribadi dan politik.

“SKK Migas harus bebas dari kepentingan bisnis pribadi dan politik, sehingga dapat menjual Migas bagian negara yang hasilnya benar –benar untuk sebesar-besarnya kepentingan negara dan bangsa,” tutur dia.

Tantangan SKK Migas
Atas pelantikan Dwi Soetjipto, Menteri ESDM Ignasius Jonan menekankan keberlanjutan perbaikan organisasi SKK Migas serta meminta agar Dwi Soetjipto membantu penyelesaian WK Migas terminasi. Disamping itu, tak lupa dia juga meminta SKK Migas terus mendorong pengunaan konten lokal pada industri hulu migas.

“Saya minta beberapa hal sebagai Menteri. Melanjutkan government yang sudah dibangun pak Amien. Ada WK terminasi yang jatuh tempo sampai 2023 tolong diselesaikan,” kata Jonan.

Sementara Arcandra lebih menekankan askpek ekplorasi secara masif untuk menemukan cadangan yang besar. Dia menjelaskan, saat ini terjadi disparitas antara produksi migas nasional dengan konsumsi nasional. Diketahui laju konsumsi nasional tidak diiringi laju produksi migas. Oleh karena itu diperlukan temuan cadangan yang besar sebagai solusi mengejar defisit.

“Giant discovery akan menjadi kenyataan apabila kita mulai melihat tiga hal. Yang pertama, apabila kita mempunyai teknologi dan mau menerima teknologi baru, maka ada kemungkinan teknologi menemukan new discovery, syukur jika itu menjadikan cadangan migas besar. Kedua, sistem yang efisien, transparan dan akuntabel, maka kita berharap ini akan menjadi pilar untuk ditemukannya discovery. Dan yang ketiga adalah human capital yang mumpuni yang bisa merawat cadangan-cadangan atau reserve kita yang ada di basin-basin di seluruh Indonesia, sehingga kita bisa menemukan big discovery seperti yang diimpikan kita semua,” ujar Arcandra Tahar.

Baca selanjutnya…

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dadangsah Dapunta