Kawasan perekonomian dan bisnis Boulevard hasil reklamasi pada saat zama Soeharto di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (16/12). Dulunya merupakan ruang publik sebagai tempat wisata masyarakat dan tempat pencarian nafkah para nelayan yang tinggal di pesisir pantai. Pantai Manado kini berubah secara total, sepanjang garis Pantai Boulevard Manado dan Laut Manado, telah direklamasi untuk membangun gedung-gedung hotel, perkantoran dan “mall” yang megah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Republik Indonesia dan Amerika Serikat memperkuat kerja sama regional dalam mempromosikan sektor kelautan dan perikanan berkelanjutan di berbagai ekosistem laut nusantara yang memiliki keragaman biota sangat tinggi.

“Kami memiliki tantangan di bidang kelautan yang serupa secara bersama sehingga diperlukan solusi bersama,” kata Duta Besar AS untuk RI, Joseph Donovan, dalam acara Forum Investasi dan Bisnis di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (16/2).

Menurut Donovan, Indonesia memiliki peran yang penting dalam dunia kemaritiman global, dan pihaknya juga mendukung pemerintahan RI dalam rangka melestarikan keanekaragaman ekosistem lautnya yang unik dan sangat indah.

Dubes AS mengemukakan, pihaknya juga memiliki program kemitraan regional baru yang berguna antara lain memperkuat pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal, mempromosikan perikanan yang berkelanjutan, dan melestarikan keanekaragaman hayati laut di wilayah Asia-Pasifik.

Program yang dinamakan “The Oceans and Fisheries Partnership” merupakan kemitraan antara Lembaga Pembangunan Internasional AS (USAID) dengan Pusat Pembangunan Perikanan Asia Tenggara (SEAFDEC).

Tulang punggung program adalah pengembangan dan implementasi dari sistem dokumentasi hasil tangkap dan ketertelusuran yang berkelanjutan secara finansial dan spesifik per negara.

Sistem dokumentasi yang disebut sebagai CDTS itu akan terintegrasi dengan sistem yang telah ada di pemerintahan, dan akan memasukkan elemen data kesejahteraan manusia, serta akan diterapkan dengan mengacu kepada kerangka pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem.

Dalam hubungannya dengan regulasi impor, ketertelusuran juga menawarkan cara memberantas penangkapan ikan ilegal berbasis pendekatan pasar dan memberikan peluang besar bagi pemerintah untuk menguatkan kondisi tenaga kerja dari nelayan, Sistem ketertelusuran itu juga dapat mencegah perdagangan ilegal, meningkatkan efisiensi industri perikanan, menyediakan informasi akurat, meningkatkan kebijakan yang berlandaskan bukti dan pengambilan keputusan untuk penegakan hukum, serta membantu mengamankan hak dan kesejahteraan nelayan.

“Kami menyoroti kemitraan kuat di bidang konservasi dan penangkapan ikan secara ilegal yang menjadi prioritas bangsa Indonesia,” kata Dubes AS.

Donovan juga menuturkan, lembaga USAID mendukung upaya konservasi selama 24 tahun di Indonesia, dan hal ini merupakan komitmen jangka panjang dari pemerintah AS.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja berharap penguatan kerja sama itu juga dapat meningkatkan produktivitas perikanan, ketahanan pangan dan nutrisi, serta mata pencaharian berkelanjutan melalui konservasi habitat dan spesies kelautan.

“Ujung-ujungnya kami ingin mempromosikan perikanan berkelanjutan dan mencegah terjadinya IUU Fishing,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan