Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) membutuhkan dana Rp3,4 triliun untuk melakukan sensus ekonomi 2016. Anggaran tersebut digunakan untuk mensurvei 28 juta pelaku usaha dan rumah tangga yang akan dimulai pada Mei tahun depan.

“Direncanakan dari anggaran 2016 Rp3,4 triliun. Tapi ada kemungkinan dipotong anggarannya karena semua Kementerian Lembaga dapat pemotongan,” ujar kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (14/9).

Menurutnya, anggaran sensus memang terlihat besar karena waktu dan skala sensus ekonomi juga yang sangat besar. Waktu sensus dilakukan dalam 2 tahun, dan hasilnya baru bisa diumumkan pada akhir 2018.

“Sepuluh tahun yang lalu belum seperti ini. Sensus pertanian saja di atas Rp 3 triliun. Bayangkan, sensus 2006 saja ada 17 juta usaha,” jelasnya.

Ada peningkatan jumlah unit usaha sekitar 20 hingga 25 persen sehingga diprediksi ada 28 juta perusahaan yang akan disensus.

“Semua kami survei. Mulai dari kelontong sampai usaha warteg. Dari omzetnya, pendapatan, tenaga kerjanya, gaji pegawainya, sampai bayar pajaknya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka