SHUTTERSTOCKIlustrasi alat tes virus corona atau covid-19

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah lewat Gugus Tugas Covid-19 mulai Selasa (14/4) berani membuka data sebenarnya korban covid-19 di Indonesia. Selama ini pemerintah lewat Juru Bicara, Achmad Yurianto hanya menyampaikan data positif, sembuh, dan meninggal.

Baca: BNPB Benarkan Data Kasus Covid-19 di Pusat Tak Sama dengan Data di Daerah

Padahal ada masyarakat yang juga diperlakukan sama seperti orang yang dinyatakan positif, yakni mereka dengan status Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Sehingga menjadi aneh jika pemerintah hanya fokus menyampaikan data positif saja, sementara ODP dan PDP ini justru seperti dianggap tidak penting. Padahal mereka diperlakukan sama, seperti wajib isolasi diri, dan jika meninggal dimakamkan seperti pasien covid-19.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kembali menyampaikan Rabu (15/4) jumlah orang dalam pemantauan (ODP) kini menjadi sebanyak 165.549 kasus atau meningkat dibanding hari sebelumnya yang mencapai 139.137 kasus.

Hingga saat ini, sebanyak 36.431 spesimen sudah diperiksa dan 33.001 orang diperiksa terkait COVID-19. Hasilnya, melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang hasilnya bisa diketahui saat itu juga (realtime) sebanyak 5.136 kasus positif COVID-19 dan negatif sebanyak 27.865 orang. Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 11.165 orang.

Sedangkan total kasus sembuh per Rabu pukul 12.00 WIB, mencapai 446 orang dan meninggal dunia sebanyak 468 orang.

Anies: Di Jakarta Ada 1.012 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Corona

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa dalam satu setengah bulan ini terjadi peningkatan pelayanan pemulasaran dan pemakaman dengan protap Covid-19 di DKI Jakarta.

Anies mengatakan rumah sakit-rumah sakit sudah meminta Pemprov untuk melakukan pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19. Pemulasaran dengan protap Covid-19 setiap minggu jumlahnya meningkat.

Jumlah pemulasaran dan pemakaman dengan protap COVID-19 hingga kini mencapai 1.012 jenazah. Jumlah tersebut berdasarkan data pemakaman sejak 6 Maret sampai 14 April 2020.

“Sudah 1.012 penulasaran. Kita karena keterbatasan testing tidak bisa melakukan itu semua, tetapi dari rumah sakit kita diminta untuk melakukan pemulasaran dengan protap Covid-19,” kata Anies, Selasa (14/4).

Luhut: Ini Juga Jadi Tanda Tanya!
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah bakal mengambil langkah selanjutnya setelah mengevaluasi pelaksanaan PSBB. Kebijakan akan diputuskan dengan berbagai pertimbangan, misalnya data jumlah korban meninggal akibat corona.
“Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya enggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4.000-an lebih katakan kali sepuluh 50.000,” kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/4).
Luhut membandingkan jumlah korban meninggal di Indonesia dengan di Amerika Serikat. Ia mengungkapkan di Amerika Serikat korban meninggal lebih banyak meski perbandingan penduduk dengan Indonesia memang berbeda.
“Lah Amerika yang bedanya lebih besar dari kita. Beda penduduk 60 jutaan itu yang meninggal 22.000, yang infected itu hampir 500 ribu. Oke lah kita mungkin kurang testing kit-nya tapi saya bilang tadi sudah dikali jadi 50.000,” ujar Luhut.