Kiri-kanan ; Anggota Komisi VII Eni Maulani Saragih, Direktur Indonesian Club Gigih Guntoro, Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono, Anggota DPR RI Komisi III Masinton, Anggota DPR RI Komisi VII Inaz Nasrullah, Direktur SMC Syahganda Nainggolan dalam dialog "PANSUS FREEPORT DAN PENGUASAAN SUMBER DAYA ALAM OLEH ASING", Jakarta, Minggu (20/12/2015). Indonesian Club.

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih mendukung keputusan penghapusan posisi wakil direktur utama (Wadirut) di tubuh PT Pertamina (Persero). Eni mendukung sebab keberadaan Wadirut berpotensi menimbulkan ‘kisruh’ di internal perusahaan plat merah tersebut.

Terlebih, dalam penilaiannya selama ini posisi Wadirut Pertamina cukup besar dan cukup menentukan dalam kebijakan-kebijakan strategis di Pertamina.

“Kita khawatir di kemudian hari menganggu proses organisasi di Pertamina. Bisa menciptakan dua poros kepemimpinan antara dirut dan wadirut,” kata Eni Saragih kepada wartawan, Rabu (22/3).

Dijelaskan, posisi dan kewenangan Wadirut Pertamina selama ini diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pertamina Pasal 11 ayat 19. Dimana disebutkan jika Direktur Utama berhalangan hadir maka Wakil Direktur Utama bisa menggantikan tugas dan kewenangannya.

Besarnya kewenangan itulah yang dikhawatirkan Eni yang juga politisi Golkar akan mengganggu kinerja Dirut. Ia lantas mencontohkan bagaimana Pertamina era kepemimpinan Dwi Soetjipto dengan Wadirut Ahmad Bambang.

“Lihat saja pada masa Pertamina dipegang Dirut Dwi Soetjipto dengan Wadirut Ahmad Bambang kerap terjadi ketidakharmonisan,” jelasnya.

Ditambahkan, Dirut Pertamina cukup didampingi beberapa direksi dalam menjalankan roda organisasi perusahaan. Bagaimanapun Pertamina adalah perusahaan besar yang perlu cepat dalam mengambil kebijakan korporasi. Apabila ada tugas yang perlu didelegasikan, dirut bisa mendelegasikan kepada direktur.

“Jangan sampai karena ada dua pimpinan yang punya kewenangan kuat pengambilan kebijakan jadi terhambat,” kata Eni Saragih.

Berdasarkan pengalaman, lanjut dia, jabatan Wadirut juga berpotensi membuat banyak gesekan. Eni optimistis Direktur Utama Pertamina yang baru Elia Massa Manik kapabel dalam menjalankan roda perusahaan tanpa adanya Wadirut.

Apalagi Elia dibantu oleh direktur-direktur yang menurutnya sudah pintar-pintar. Soal teknis-teknis itulah yang disampaikan Eni bisa didelegasikan kepada direktur-direktur dimaksud.

Untuk diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina menggantikan Dwi Soetjipto. Elia yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menggantikan Dwi yang dicopot pada 3 Februari 2017.

Artikel ini ditulis oleh: