Ratusan nelayan dari berbagai wilayah melakukan aksi penolakan Reklamasi Teluk Jakarta, di Pelabuhan Muara Angke dan di Pulau G, Jakarta Utara, Minggu (17/4/2016). Dalam aksinya mereka menuntut agar seluruh proyek reklamasi di teluk Jakarta dihentikan dan Keppres No. 52 Tahun 1995 dan Perpres 54 Tahun 2008 yang melegitimasi proyek reklamasi dicabut.

Jakarta, Aktual.com — Pihak Tim Komite Masalah Reklamasi Teluk Jakarta mengundang sejumlah warga dan LSM di Sosialisasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Balai Agung, Balaikota, Jakarta Pusat.

Dalam diskusi publik tersebut, seorang pengamat lingkungan hidup, Fahri Lubis mengatakan bahwa masyarakat tidak bisa dibebankan untuk mencari solusi dalam permasalahan Teluk Jakarta.

“Pemerintah itu orang pintar, rakyat yang bodoh, pemerintah yang harusnya mencarikan solusi jangan dibebankan pada kami,” ujar Fahri Lubis di Jakarta, ditulis Minggu (12/6).

Hal itu ia katakan untuk menjawab ungkapan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengatakan orang bodoh harus nurut serta siapapun boleh mengkritik tapi harus ada solusi.

Lubis menegaskan, bahwa tugas pemerintahlah yang mencarikan solusi bagi masyarakat sesuai mandat yang diberikan kepadanya.

Adapun Lubis menambahkan, bilamana orang pintar harus mengajarkan dan orang bodoh mesti nurut, “Maka saya ingin mengajarkan Ahok untuk bertatakrama yang sopan, ini Indonesia sudah terbukti kesantunannya,” tegas dia.

Orasi pembukaan Ahok nampaknya tidak hanya menyakiti satu orang, salah satu ketua LMK Kalibaru, Rafei mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan Ahok dengan cara mengamputasi bagian yang sakit untuk melindungi keseluruhan tidaklah bisa dibandingkan dengan masyarakat.

“Jangan dianggap masyarakat itu sebagai penyakit jadi pantas diamputasi,” kata Rafei.

Ia pun mengkritik arti revitalisasi yang ditafsirkan pemerintah, “Revitalisasi sebenarnya bagus, tapi apa artinya sama dengan menggusur?” heran dia.

‎‎”Jangan digusur, jangan rusunawa, kami maunya ditata. Ditata pak bukan digusur,” sambung dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka