Peneliti LIPI Siti Zuhro (tengah) menyampaikan pendapatnya disaksikan Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarulzaman (kanan) dan Ketua Dewan Pembina HIPMI Raja Sapta Oktohari (kiri) saat diskusi Pilkada di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/8). Diskusi tersebut membahas rekomendasi Bawaslu soal perpanjangan pendaftaran pilkada, potensi kekosongan kepala daerah serta dampaknya dengan pelaku dunia usaha. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/15.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik dari LIPI, Siti Zuhro mengatakan bahwa tren jelang Pilkada DKI Jakrta 2017 nanti masih sama dengan sebelumnya, yakni pemilih lebih melihat pada sosok calon yang diusung. Ia mencontohkan, jika situasi Ahok saat ini mengingatkan ketika Fauzi Bowo atau Foke dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta 2012 yang mencalonkan diri kembali.

“Banyak partai yang mendekat dan mendukung. Dalam berbagai survei pun, Foke dinilai bagus, sama dengan Ahok sekarang. Namun, Pilkada DKI tak berujung manis bagi Foke,” kata Zuhro, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7).

“Itu yang terjadi dengan Pak Foke. Kecele. Ini menunjukkan ada swing voter, apalagi ada sosok yang fenomenal yang bisa merepresentasikan kekecewaan-kekecewaan masyarakat yang selama ini tidak pernah melihat pada sosok petahana (Foke kala itu),” tambah dia.

Zuhro menjelaskan kondisi Ahok bisa saja bernasib dengan Foke, karena dalam beberapa kesempatan, Ahok sama dengan Foke digambarkan sebagai sosok yang pemarah, tidak sabar, dan sebagainya.

Yang kemudian, ‘lawan tanding’‎ Ahok memiliki sosok yang sama dengan ‘lawan tanding’ Foke ketika itu, yakni Joko Widodo. Jika seperti itu situasinya, maka Ahok sama dengan Foke, bagus di awal tapi keok di akhir laga.

“‎Pilkada itu kan koreksi (untuk pemimpin). Seperti Jokowi dulu, dengan performance yang sederhana, sabar, sementara Foke itu pemarah dan sebagainya. Dikontraskan seperti itu, maka Jokowi jadi di atas angin. Itu swing voternya cepat sekali‎,” pungkasnya. (Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid