Kwanlin Dunn Cultural Center Ground Breaking and Canoe Gifting, Whitehorse, Yukon River waterfront;

Jakarta, Aktual.com — Bentara Budaya Bali (BBB)-lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia-di Ketewel, Kabupaten Gianyar memutar puluhan film bertema “Peduli Lingkungan dalam Film Cerita dan Dokumenter”, 26-27 Juni 2015.

“Kegiatan yang mengetengahkan puluhan film itu bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien, Alliance Francaise Bali, dan Northern Cultural Expression Society-Kanada,” kata Koordinator kegiatan tersebut Vanesa Martida di Denpasar, Kamis (25/6).

Ia mengatakan, film yang diputar merupakan fiksi dan dokumenter peraih berbagai penghargaan internasional antara lain berjudul Home (Ursula Meier), Dugout Canoe (Northen Cultural Expression Society), Recipes for Disaster (John Webster), dan The Big Sellout (Florian Opitz).

Kegiatan selama dua hari berturut-turut itu merupakan salah satu upaya transfer teknologi dari para kreator kepada para penonton sekaligus menjadi wahana yang mampu menggerakkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

“Film Home besutan sutradara Ursula Meier misalnya, mencoba mengkritisi kehidupan urban, dimana sebuah keluarga tinggal di rumah yang bersebelahan dengan jalan raya memiliki potensi terserang penyakit paru-paru lebih besar akibat tingginya emisi karbon monoksida,” ujar Vanesa Martida.

Demikian pula film “The Big Sellout” yang mengangkat tema soal privatisasi kebutuhan publik sehari-hari yang berlatar belakang empat negara yakni Inggris, Filipina, Afrika Selatan dan Bolivia.

Sutradara John Webster melalui Film “Recipes for Disaster” memperlihatkan bagaimana seseorang dapat ikut serta menangani masalah perubahan iklim.

Pada film tersebut, dia mengkritisi ketidakselarasan antara gaya hidup dan pencapaian kualitas hidup modern. Filmnya meraih penghargaan Film Dokumenter Terbaik pada Jussi Awards 2009 dan Norddisk Panorama 2008.

Vanesa Martida menambahkan, pemutaran film tersebut juga dimaknai dengan sesi diskusi pada hari kedua (27/6) yang akan membahas lebih mendalam perihal upaya pelestarian lingkungan melalui media audio visual (film).

Selain itu secara khusus menyinggung tentang usaha mewujudkan tata ruang kota ideal dengan pola hidup ramah lingkungan bagi masyarakat urban.

Dalam diskusi tersebut tampil sebagai pembicara Naniek Kohdrata, SP MLA, dosen Universitas Udayana yang juga ahli arsitektur lanskap dan tata ruang kota.

Artikel ini ditulis oleh: