Lampung, Aktual.com — Bentrok antar warga di Gunung Terang Kabupaten Tulangbawang Barat dipastikan bukan konflik antar suku, melainkan bentrokan antar warga yang murni terjadi akibat adanya unsur tindak pidana.

Demikian disampaikan Kepolisian Daerah Lampung melalui Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih ketika dihubungi, Sabtu (12/3).

“Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap tujuh orang tersangka yang telah menjadi pemicu terjadi bentrok di wilayah tersebut.”

Massa yang lebih kurang berjumlah 300 orang itu, kata dia, juga tidak melakukan pembakaran secara membabi buta, tetapi hanya pada sasaran yang diduga adalah milik para kelompok pelaku penyanderaan warga Dusun Terang Sakti dan Tri Mulyo Kecamatan Gunung Terang.

Kronologi kejadian, ujar dia, pada hari Jumat pukul 12.30 WIB telah terjadi penyanderaan terhadap warga Terang Sakti yang dilakukan oleh Irawan dkk. di Posko HTI Dusun Terang Sakti Tiyuh Gunung Terang Kecamatan Gunung Terang.

Sekitar pukul 13.00 WIB, setelah mengetahui ada warga kampungnya disandera, kemudian kurang lebih 500 orang dari Dusun Terang Sakti dan Tri Mulyo melakukan pencarian dan penyerangan ke Posko Terang Sakti, selanjutnya massa mendapati kedua orang yang disandera telah meninggal dunia.

Akibat hal itu, kemudian massa mengamuk mencari Irawan dkk. yang diduga pelaku dan kelompoknya. Namun, tidak ditemukan sehingga massa membakar enam unit sepeda motor yang ditinggalkan pelaku di Posko HTI, serta membakar tiga rumah (diduga milik para pelaku penyanderaan itu).

Pada pukul 13.30 WIB, Kapolsek Gunung Terang AKP Sobari bersama anggota kepolisian setempat mendatangi Posko HTI di Dusun Terang Agung dan menemukan korban dua orang meninggal dunia dengan luka bacok dan luka tembak di kepala. Identitas korban Ketut Sartono dan Komang Suparte.

“Mendapati masih ada massa yang berada di wilayah itu sedang mencari terduga pelaku, kemudian Kapolres Tulangbawang meminta massa membubarkan diri, sekitar pukul 16.45 WIB massa membubarkan diri dan berkumpul di Posko Banjar (perbatasan Kabupaten Waykanan).”

Untuk menjaga tidak timbul bentrok susulan, kata dia, aparat gabungan, baik Polri maupun TNI, masih siap siaga. “Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait dengan bentrok antar warga itu.”

Bentrok antar kampung itu juga diduga dipicu ulah kelompok preman yang meminta setiap kampung dikenai jatah uang keamanan senilai Rp5 juta/ha/tahun oleh salah satu kelompok. Bahkan, ada yang diminta hingga Rp60 juta sehingga bentrok itu terjadi.

Bentrok antar warga dengan pelaku penyanderaan terjadi pada hari Jumat (11/3) sekitar pukul 12.30 WIB di Dusun Terang Agung Kampung Gunung Terang, Kecamatan Gunung Terang, Kabupaten Tulangbawang Barat itu mengakibatkan sedikitnya tiga orang meninggal dunia dan empat orang lainnya dirawat akibat luka bacok dan tembak.

Korban tewas dalam bentrokan itu adalah Ketut Sartono alias Anggi 35 tahun warga asal Lampung Selatan, Komang Suparte alias Potek 30 tahun berasal dari Seputihbanyak, Lampung Tengah dengan luka tembak di kepala, dan Paidi 40 tahun dari Simpang Empat Menggala C, Gunter Kabupaten Tulangbawang.

Empat warga yang mengalami luka-luka, yaitu Subakir bin Poniran 25 tahun warga Kampung Indraloka Kecamatan Waykenanga, Tulangbawang Barat mengalami luka bacok di tangan kirinya, Kadek Parte 26 tahun warga Dusun Terangsakti, Gunungterang dengan luka bacok pada lengan sebelah kanan dan luka di kening akibat pukulan gagang senjata api rakitan, dan Nyoman Eko 25 tahun warga Dusun Terangsakti, Gunungterang luka bacok di punggung dan luka tembak di pipi sebelah kanan, serta Suripto bin Poniran warga Kampung Labuhanindah Kecamatan Wayserdang Kabupaten Mesuji terluka tembak di leher, luka bacok di punggung dan pinggang sebelah kiri.

Selain itu, tiga unit rumah dan enam sepeda motor yang diduga milik pelaku penyanderan dan pembunuhan dibakar massa.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu