Denpasar, Aktual.com — ENG, bocah berusia delapan tahun yang dikabarkan hilang pada 16 Mei dan ditemukan tewas mengenaskan di halaman belakang rumah orang angkatnya, Margriet dijadikan ikon anti kekerasan anak Indonesia.

Penobatan tersebut dibacakan oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait di depan rumah orang tua angkat ENG, Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, Bali.

“ENG adalah simbol perlawanan anak Indonesia terhadap kekerasan, penganiayaan dan penelantaran. Kita mencanangkan ENG ikon terhadap hal tersebut,” kata Arist dari atas podium, Sabtu (20/6).

Melalui deklarasi yang dihadiri oleh teman-teman sekolah ENG tersebut, Arist bertekad untuk menghentikan segala bentuk eksploitasi, penelantaran, penganiayaan dan dismriminasi terhadap anak.

“Kita harus gunakan ini (kematian ENG) sebagai momentum agar anak Indonesia melawan segala bentuk kekerasan tersebut,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Arist juga mengatakan tak akan berhenti mencari dalang pembunuh ENG. “Ancaman apapun kita tidak takut untuk membongkar kasus ini,” kata dia.

Acara tersebut pun membuat jalan di depan rumah ENG semakin macet parah. Acara itu diprakarsai oleh Komnas PA, Forum Anak Daerah, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali, Pemerintah Kota Denpasar, P2TP2A Kota Denpasar dan sejumlah elemen lainnya.

Pada acara yang digelar sore hari itu puluhan elemen itu menggalang tanda tangan, membaca puisi, menyebar brosur dan sesekali bernyanyi riang.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu