Kekhawatiran Presiden Joko Widodo terhadap dunia investasi tidak bisa dibendung, hingga pada sidang kabinet tercetus kecemasannya melihat gejala yang menghambat investasi oleh regulasi yang dikeluarkan ditingkat kementerian. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Forum Indonesia (FI) melihat, sampai tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ini ternyata masih ada menteri-menteri yang tak mempraktikkan semangat Nawacita.

Terutama menteri-menteri di bidang ekonomi, sejauh ini masih tak mengikuti keinginan Presiden dengan semangat nawacitanya. Yang ada mereka itu hanya minta anggaran untuk lembaganya saja.

“Menteri seperti itu pekerjaannya selalu meminta tambahan anggaran bagi lembaganya. Karena mereka itu tak punya respek dan empati terhadap desain APBN yang lebih efisien,” jelaa Koordinator FI, Megel Jekson, dalam diskusi Menakar RAPBN 2018 dan Agenda Nawacita, di Jakarta, Jumat (25/8).

Perilaku seperti itu yang paling jelas adalah Menteri BUMN, Rini Soemarno yang selalu meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) di setiap APBN dirumuskan. Padahal, tambahan modal negara yang tak pernah berkorelasi dengan peningkatan kinerja atau prestasi timggi BUMN tersebut.

“Itu justru memunculkan kesan, PMN hanya membuat BUMN semakin tidak kompetitif. Padahal hingga kini belum tampak performansi atau prestasi tinggi BUMN yang melejit tinggi usai menerima PMN,” katanya.

Hingga 2017, total PMN yang dianggarkan negara selama ini berjumlah Rp86 triliun. Terkecuali di sektor infraatruktur, kata dia, sulit bagi publik untuk melihat dampak pemberian PMN bagi peningkatan kinerja BUMN.

“Para menteri mestinya memahami desain politik APBN yang harus disesuaikan dengan kebijakan Nawacita. Sejauh Nawacita belum terwujud padahal itu janji politik saat kampanye,” ujarnya.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby