Holding BUMN membuka peluang asing akuisisi BUMN. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Investor di pasar modal masih memberi respons negatif tekait rencana pemerintah yang mau membentuk holding BUMN sektor tambang dengan induknya yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Hal ini terlihat dari pergerakan tiga saham BUMN tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana tiga calon anak usaha holding tambang yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS) cenderung bergerak melemah.

Pada pergerakan saham PT Antam di Senin 27 November 2017, saham perseroan ditutup melemah lima basis poin ke level 655 atau turun 0,76 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sedangkan PT Timah, ditutup melemah 20 basis poin di level 840 atau terkoreksi 2,33 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara untuk PTBA ditutup positif pada level 10.900 atau naik 100 basis poin atau 0,93 persen dari perdagangan sebelumnya.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi Taulat berpendapat, hingga saat ini investor dalam kondisi menunggu hasil dari afiliasi dan struktur permodalan yang akan ditetapkan dari holding tambang itu.

Apalagi pengalihan saham milik pemerintah dari tiga BUMN tambang itu ke holding dinilai menyebabkan perubahan mendasar atas status perseroan sehingga perlu dilakukan tender offer.

“Aksi tersebut masih dicermati investor. Oleh karena itu, investor masih wait and see hingga saat ini,” ujar dia, saat dihubungi, Selasa (28/11).

Wacana tender offer itu sebelumnya pernah dilontarkan Direktur Utama BEI Tito Sulistyo. Tito beralasan bahwa langkah itu perlu dilakukan guna melindungi kepentingan investor minoritas karena terjadi perubahan struktur kepemilikan saham.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka