Jakarta, Aktual.com – Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), mengungkapkan bahwa tahun 2023 menyaksikan pergeseran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi global, yang semakin menguat.
Meskipun pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini tetap pada angka 2,7 persen seperti yang diperkirakan sebelumnya, perubahan dalam komposisi pertumbuhan ini patut diperhatikan.
Perry menjelaskan bahwa perubahan ini terutama terkait dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi China akibat melemahnya keyakinan pelaku ekonomi dan tingginya utang rumah tangga, yang berdampak pada konsumsi dan sektor properti.
Selain itu, ketegangan geopolitik, khususnya antara Rusia dan Ukraina, telah menyebabkan pelemahan ekonomi Eropa.
Namun, ada kabar baik dari Amerika Serikat, di mana pertumbuhan ekonomi lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya, didorong oleh peningkatan upah dan tingginya tingkat tabungan.
Di samping itu, inflasi di negara maju masih tinggi, yang berdampak pada kebijakan suku bunga moneter, seperti Federal Funds Rate (FFR) Amerika Serikat.
Semua perkembangan ini menambah tingkat ketidakpastian di pasar keuangan global dan mengarah pada aliran modal yang lebih selektif ke negara-negara berkembang.
Tekanan terhadap nilai tukar di negara berkembang juga meningkat, memerlukan respons kebijakan yang lebih kuat untuk mengatasi risiko-risiko global yang berdampak, termasuk di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Firgi Erliansyah