Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Mahfudz Asirun, mengatakan silaturahmi dengan KH Ma'ruf Amin tidak ada kaitannya dengan tindakan pelecehan Basuki Tjahaja Purnama terhadap Ketua Umum MUI yang juga menjalankan amanah sebagai Rois Am PBNU itu. AKTUAL/Munzir
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin menghadiri acara silaturahmi bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Selasa (7/2/2017). Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Mahfudz Asirun, mengatakan silaturahmi dengan KH Ma'ruf Amin tidak ada kaitannya dengan tindakan pelecehan Basuki Tjahaja Purnama terhadap Ketua Umum MUI yang juga menjalankan amanah sebagai Rois Am PBNU itu. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Rais Aam PBNU, KH. Ma’ruf Amin menyatakan radikalisme agama dapat memecah belah kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, paham radikalisme harus segera ditangkal, agar tidak terlalu mengakar di masyarakat.

Ma’ruf Amin yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), berharap paham radikalisme ini bisa dikikis dengan metode yang efektif seperti menayangkan film-film yang kontra radikalisme.

“Ya radikalisme itu harus ada upaya-upaya kontra radikalisme, itu harus ada gerakan-gerakan kontra radikalisme supaya tidak terpengaruh, apakah itu dalam bentuk buku, diskusi, film-film dan film pendek,” ujar KH Ma’ruf usai dialog Refleksi Kebangsaan di Jakarta, Senin (27/03).

KH Ma’ruf menyatakan, paham radikalisme harus segera ditangani untuk menghindari gesekan-gesekan di tengah masyarakat.

“Contoh, yang ini (berpaham) Bhineka Tunggal Ika yang satu anti Bhineka. Atau menuduh seseorang tidak beragama, itu berbahaya, karena akan menimbulkan bentrok,” ujarnya.

 

Laporan Gespy Kartikawati Amino

Artikel ini ditulis oleh: