29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37715

Safari Politik Agung Laksono, Siang Ini Temui Zulkifli Hasan

Jakarta, Aktual.co — Rencananya kubu Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN yang baru, Zulkifli Hasan, Kamis (12/3).
Berdasarkan informasi yang diterima, pertemuan itu rencananya akan digelar di kantor DPP PAN di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan pada pukul 11.00 WIB siang ini.
Namun, dari informasi yang diterima lebih lanjut, pertemuan tersebut diundur dan dilakukan di kediaman dinas Ketua MPR RI, di Widya Chandra IV Nomor 2.
“Agenda pertemuan AL (Agung Laksono) – ZUL (Zulkifli Hasan) digeser ke Widya Chandra IV nomor 2, jam 13.00 WIB,” begitu bunyi agenda yang diterima awak media, di Jakarta, Kamis (12/3).
Sebelumnya sempat diberitakan, Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol, Ace Hasan menjelaskan, kunjungan itu merupakan safari politik setelah kepengurusannya disahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Dia mengatakan, pertemuan dengan beberapa partai politik untuk bertukar pikiran tentang perkembangan politik terkini dan masalah kebangsaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Rupiah Terus Ambruk, Menkeu Bambang “Senewen”

Jakarta, Aktual.co — Mungkin karena takut dipecat Presiden Jokowi, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brojonegoro membuat pembenaran yang rada “senewen” terkait pelemahan Rupiah. Menkeu menyatakan bahwa pelemahan rupiah akan untungkan APBN. Alasannya perusahaan akan meningkatkan ekspor mereka sehingga penerimaan APBN akan meningkat.

“Menkeu Bambang lupa bahwa sebagian besar kegiatan produksi untuk ekspor di dalam negeri membutuhkan dolar. Mulai dari biaya investasi hingga produksi, baik untuk menghasilkan minyak, gas, mineral, batubara, dan juga kegiatan industri lainnya. Bahkan 70 persen bahan baku industri kita adalah impor,” ujar pengamat ekonomi dari Asosisasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamuddin Daeng di Jakarta, Kamis (12/3).

Lebih lanjut dikatakan bahwa saat ini banyak perusahaan swasta maupun BUMN telah tersandera utang luar negeri yang menggunung. Sedangkan jatuhnya rupiah diklaim akan meningkatkan penerimaan pajak. Jatuhnya kurs rupiah justru membuat banyak perusahaan dan industri kolaps. Asosiasi Batu bara Indonesia (APBI) menyebutkan, ada sekitar 40 perusahaan batu bara yang tutup lantaran tidak kuat menghadapi anjloknya nilai jual. SKK migas menyebutkan Sebagian KKKS mengurangi kegiatan pengeboran, seperti Pertamina, PHE, CNOOC akibat penurunan harga minyak.

“Sebagian besar industri nasional yang ditopang oleh bahan baku impor akan bangkrut akibat meningkatnya ongkos produksi,  inflasi yang tidak terkendali dan suku bunga yang menjulang tinggi,” tegasnya.

Menurutnya, fakta penerimaan pajak Januari tahun 2015 kurang dari Rp7 triliun dari target yang telah ditetapkan. Para analis memperkirakan kemerosotan penerimaan pajak akan terus berlangsung seiring ekonomi yang semakin melemah.

“Statemen Menkeu Bambang perlu dipertanyakkan, apakah berarti bahwa rupiah akan terus dilemahkan, Atau menteri hanya bingung tidak tau harus berbuat apa dalam menghadapi pelemahan rupiah, Sebelum Menteri Bambang senewen, Lebih baik mundur,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Denny Indrayana Penuhi Panggilan Penyidik Bareskrim

Jakarta, Aktual.co — Bekas Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana mendatangi Mabes Polri. Kedatangan Denny merupakan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus Payment Gateway yang terjadi di Kementerian Hukum dan HAM.
Denny yang tiba didampingi sejumlah kuasa hukumnya pukul 10.55 WIB itu mengaku siap bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut.
“Pagi ini saya hadir didampingi kuasa hukum memenuhi undangan Bareskrim sebagai saksi. Tentu saya siap bekerja sama menjalani proses hukum yang akan kita lihat sama-sama,” ujar Denny di Mabes Polri, Kamis (12/3).
Namun demikian, Denny tetap mengklaim bahwa program payment gateway yang tengah diusut oleh polisi merupakan program yang memberikan imbas positif bagi pelayanan pembuatan paspor.
Seusai memberikan pernyataan pers, Denny dan kuasa hukum masuk ke ruang Bareskrim Polri. Petugas piket Bareskrim sempat melarang seluruh kuasa hukum Denny ikut dalam proses pemeriksaan. Akhirnya disepakati bahwa hanya lima kuasa hukum yang ikut mendampingi Denny.
Penyidik Bareskrim Polri telah mengendus dugaan tindak pidana korupsi dalam program payment gateway sejak Desember 2014 silam. Petunjuk awalnya adalah audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setebal 200 halaman. Polisi melakukan serangkaian tindakan penyelidikan terhadap petunjuk awal itu.
Polisi mendapatkan informasi ada uang lebih yang dipungut dalam sistem payment gateway layanan pembuatan paspor di seluruh kantor imigrasi. Uang lebih itu seharusnya masuk ke bank penampung. Namun, yang terjadi, uang lebih itu masuk ke bank lain yang menjadi vendor. Denny diduga menunjuk langsung bank lain tersebut.
Penyidik masih mengalkulasi berapa potensi kerugian negara akibat dugaan tindak pidana tersebut. Adapun total pemasukan sistem payment gateway dari bulan Juli hingga Oktober 2014 mencapai Rp 32 miliar.
Pada 10 Februari 2015, ada laporan masuk ke penyidik Bareskrim Polri soal dugaan tindak pidana korupsi itu. Satu hari kemudian, penyidik langsung meningkatkan perkara dari penyelidikan ke penyidikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Rupiah Makin Terpuruk, Kinerja BI Dipertanyakan

Jakarta, Aktual.co — Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses) mempertanyakan peran Bank Indonesia (BI) yang dianggap berlindung dalam fungsi independensi saat nilai tukar rupiah melemah dalam beberapa waktu terakhir.

“BI menurut Undang-Undang berfungsi untuk menstabilkan nilai mata uang kita. Tapi kenyataannya ternyata tidak seperti yang diharapkan,” kata Ketua Akses Suroto di Jakarta, Kamis (12/3).

Akses mengkaji saat ini posisi cadangan devisa Indonesia naik 1,3 miliar dolar AS menjadi 115,5 miliar dolar AS pada akhir Februari 2015 dari posisi akhir Januari 2015 sebesar 114,2 miliar dolar AS. Sementara rupiah telah menembus angka psikologis lebih dari Rp13.000. “Ini adalah ironi, ketika nilai cadangan devisa kita bertambah dan bahkan mampu menanggulangi kebutuhan impor sampai 6 bulan ke depan, namun nilai rupiah dibiarkan jatuh dan dalam kondisi terburuk setelah krisis 1997. Padahal standar minimum itu cukup mengcover 3 bulan,” katanya.

Akses menilai BI seperti absen dari pasar dan kalau dibiarkan kondisi ekonomi di Indonesia bisa lesu dan proses pemulihannya tidak akan mudah. “BI kan pemegang otoritas moneter satu-satunya, jadi kepada siapa lagi kita dapat berharap,” katanya.

Ia mengatakan BI tidak kemudian harus menggunakan arti independensi BI sebagai lembaga negara yang menolak campur tangan Pemerintah sebagaimana diatur dalam UU. “Bagaimana bisa kebijakan moneter yang setiap saat mempengaruhi hidup matinya ekonomi masyarakat dapat dilepaskan dari tanggung jawab pemerintah,” kata Suroto.

Menurut dia, masyarakat perlu tahu bahwa kebijakan moneter juga sama pentingnya dengan kebijakan fiskal. Ia menambahkan, masyarakat mempunyai hak yang sama untuk mempertanyakan komitmen kebijakan BI yang bertujuan pokok untuk menyetabilkan nilai rupiah. “Jangan hanya perubahan alokasi subsidi dalam kebijakan fiskal kita saja yang kita demo, tapi kebijakan suku bunga BI yang langsung menggerus daya beli masyarakat kita biarkan saja,” katanya.

Untuk itu kata Suroto, dalam revisi UU tentang Bank Indonesia yang akan dibahas dalam agenda prioritas Program Legislasi Nasional (prolegnas) tahun ini, sangat penting ditekankan perlunya pendefinisian arti independensi itu. Menurut dia, kegoncangan di sektor moneter itu juga sama dengan kegoncangan keamanan.

“Subversi juga bisa dilakukan melalui kebijakan moneter,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Setiap Tahunnya, Tingkat Kematian Bayi di NTT Fluktuatif

Jakarta, Aktual.co — Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur, Stefanus Bria Seran mengatakan tingkat kematian bayi di wilayah berbasis kepulauan ini masih fluktuatif (naik turun) dari tahun ke tahun, sehingga belum begitu menggembirakan.

“Tingkat kematian bayi di NTT masih fluktuatif sehingga belum terlalu menggembirakan,” katanya pada Workshop Penguatan Jurnalis Kupang untuk advokasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kupang, Kamis (12/3).

Ia mencontohkan, pada 2008 jumlah kematian bayi di NTT mencapai 1.274, namun pada 2009 turun menjadi 1.215 orang. Tahun 2010 naik lagi menjadi 1.305 orang, namun pada 2011 turun menjadi 1.272 orang bayi.

Pada 2012, kasus kematian bayi meningkat menjadi 1.350 orang, namun pada 2013 turun lagi menjadi 1.286 orang, dan pada tahun 2014 turun lagi menjadi 1.282 orang per 1.000 kelahiran yang hidup.

Bria Seran mengatakan tingkat kematian bayi di NTT memang masih fluktuatif, namun masih tergolong tinggi jika dikaitkan dengan standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yang hanya mencapai 230 orang per 1.000 kelahiran yang hidup.

Ia menambahkan tingkat kematian ibu di NTT yang sebelumnya (2008) tergolong tinggi di Indonesia yaitu mencapai 330 orang hingga 2014 menjadi 159 orang per 1.000 kelahiran.

Penurunan ini terjadi secara drastis karena program ini (Kesehatan Ibu Anak) dioperasionalkan melalui cara-cara yang luar biasa (revolusi) dengan misi agar indikator angka kematian di NTT tahun 2008-2014 sama dengan pencapaian secara nasional atau satu digit di bawahnya Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesda), sedikitnya ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tingginya kematian ibu dan bayi baru lahir di NTT yakni factor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terkait dengan kebijakan revolusi KIA itu sendiri yang tidak didukung secara revolusioner oleh instrumen pendukung utamanya yaitu anggaran dari APBD yang masih minim, fasilitas kesehatan yang belum memadai dan sumber daya manusia yang kompeten baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Bila konsisten, revolusi KIA seharusnya didahului oleh revolusi fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan. Namun, dalam kenyataannya kebijakan ini justru terhambat oleh kedua faktor tersebut.

Meski demikian patut diakui bahwa fasilitas kesehatan yang memadai di NTT belum sesuai dengan standar kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya. Fasilitas kesehatan yang memadai lebih terpusat pada daerah perkotaan ketimbang di daerah pedesaan.

Pada daerah pedesaan, fasilitas kesehatan tidak didukung dengan ketersediaan sarana/perabot yang memadai dan lengkap.Dengan kata lain, fasilitas kesehatan yang memadai lebih mengakomodir kepentingan masyarakat yang tinggal di perkotaan ketimbang di daerah pedesaan.

Selain persoalan fasilitas kesehatan, juga kekurangan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional di berbagai wilayah. Jumlah tenaga medis untuk melayani sektor pelayanan publik di NTT masih relatif rendah bila dibandingkan dengan ketersediaan tenaga medis di kota dan propinsi lain di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Sudin Bina Marga Tuding PT Jaya Yang Bertanggungjawab Jalan Rusak di Jatinegara

Jakarta, Aktual.co — Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur, Juaini Yusuf mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat pimpinan untuk membahas mengenai perbaikan jalan rusak yang berada di Jalan Raya Bekasi, Jatinegara, Jakarta Timur. 
“Perbaikan jalan itu sudah dibahas dalam rapim,” katanya, Kamis (12/3).

Dikatakan Juaini bahwa bahwa perawatan serta perbaikan jalan rusak tersebut masih menjadi tanggung jawab PT Jaya Konstruksi. 
Karena menurutnya Pasalnya, perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta tersebut yang mengerjakan perbaikan Jalan Bekasi Raya pada 2014 lalu. 
“Perbaikan masih menjadi tanggung jawab PT Jaya Konstruksi selalu kontraktor proyek perbaikan jalan itu yang menggunakan APBD 2014,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain