28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38253

Cegah Mafia Beras, Mendes Marwan Usulkan BUMDes Sebagai Distributor Beras

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) mengusulkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilibatkan sebagai distributor beras guna mengatasi mafia beras di Indonesia.

“BUMDes bisa diperankan sebagai distributor di lini pertama jalur distribusi di desa, karena BUMDes yang memang lokasinya di desa lebih mudah berbisnis dengan petani desa yang tidak lain adalah anggota BUMDes di desa masing-masing,” kata Menteri DPDTT Marwan Jafar di Jakarta, Senin (23/2).

Ia meyakini pemberian peran BUMDes sebagai distributor beras desa akan sangat membantu Pemerintah dalam mengamankan jalur pengadaan dan penyaluran beras dari praktik mafia beras.

“BUMDes akan ikut membantu petani desa yang juga anggota BUMDes, mulai dari proses tanam, perawatan dari hama, hingga tahap panen, membeli dan menggiling jadi beras lalu menyimpan dan menyalurkannya sesuai dengan harga yang ditetapkan Pemerintah,” ujar dia.

Menurut Marwan, BUMDes punya kesiapan untuk dijadikan distributor beras, khususnya dari segi sumber daya manusia, banyak pengurus dan anggotanya yang berlatar belakang petani dan pedagang beras.

“Jadi mereka paham betul seluk beluk pengadaan beras dan penyalurannya,” katanya.

Sedangkan yang masih perlu didudung di BUMDes adalah permodalan, peralatan giling padi, kelengkapan administrasi modern seperti teleppon, faks, komputer dan internet, pelatihan tata kelola usaha yang baik khususnya keorganisasian, pembukuan, manajemen logistik dan distribusi sementara untuk ruangan kantor bisa memanfaatkan ruangan di kantor desa.

Marwan mengatakan akan segera berkordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk mewujudkan BUMDes sebagai distributor beras di desa dan fasilitas pendukungnya.

Menurutnya, pemberian peran BUMDes sebagai distributor beras selain membantu Pemerintah juga merupakan bentuk penguatan ekonomi desa.

Hal itu karena BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola bersama oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa.

Penguatan BUMDes dinilai akan menempatkannya sebagai penggerak ekonomi desa, karena selain akan meningkatkan pendapatan desa juga akan memajukan usaha warga desa yang terkait dengan bisnis BUMDes, serta menciptakan lapangan kerja dan usaha baru dari bisnis yang dikembangkannya.

Selain itu, menurut Marwan, karena BUMDes selain berfungsi komersial mencari keuntungan untuk pendapatan kas desa juga memiliki fungsi sosial menyediakan pelayanan publik untuk kepentingan masyarakat desa, BUMDes juga bisa membantu program sosial Pemerintah di desa maupun program swasembada pangan.

“BUMDes misalnya bisa ikut membantu menyalurkan beras miskin, beras operasi pasar seperti sekarang ini, benih dan pupuk bersubsidi untuk petani, dan program sosial lainnya, sekaligus bisa memperkuat program Pemerintah mewujudkan target swasembada pangan nasional,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

BCA Targetkan Peningkatan E-Money Hingga 20 Persen

Jakarta, Aktual.co — Bank Central Asia (BCA) menargetkan pertumbuhan produk uang elektronik (e-money) hingga 20 persen pada 2015 untuk mendukung program pemerintah “Gerakan Nasional Non Tunai”.

“Target ini cukup realistis mengingat produk e-money dari perbankan mulai dikenal dan digunakan masyarakat,” ujar Kepala Kantor Cabang Bank Central Asia Palembang Octovianus di Palembang, Senin (23/2).

Ia mencontohkan seperti di Kota Palembang per Desember 2014 membukukan 25 ribu kartu flazz yang digunakan nasabah, dengan rincian, 2.500 kartu flazz yang bersinergi dengan kartu anjungan tunai mandiri, 2.500 kartu flazz kerja sama dengan STMIK MDP Palembang, dan sisanya dimiliki masyarakat umum.

“Setiap tahun penggguna e-money ini terus bertumbuh meski tidak terlalu signifikan. Ke depan BCA akan berupaya menggenjot dengan membuat program kerja sama dengan lembaga pendidikan dengan syarat mencetak 2.000 kartu, dan lembaga swasta dengan syarat 5.000 kartu,” ujar dia.

Terkait dengan total transaksi dari penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) ini, ia tidak menampik masih tergolong rendah karena per Desember 2014 hanya membukukan Rp217 juta per bulan.

Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi belum sempurnanya infrastruktur penggunaan e-money terkait tempat penjualan, tempat penerimaan transaksi, hingga tempat pengisian.

“BCA mengharapkan pemerintah juga membuatkan program-program untuk mendorong tempat perbelanjaan memiliki infrastruktur e-money, dan hingga ke fasilitas umum seperti transfortasi massal,” ujar dia.

Ia menambahkan, infrastruktur ini hendaknya tidak terbatas di perkotaan tapi juga melebar hingga ke pedesaan mengingat untuk regional Sumatera sementara ini hanya dua kota yang menggarap e-money, yakni Palembang dan Bandar Lampung.

“Masyarakat harus diedukasi secara terus menerus bahwa sudah tidak zamannya untuk pembayaran tunai lagi, karena sudah ada kartu yang sejatinya adalah uang,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Mensos Khofifah: 13 Lembaga Rehabilitasi Narkoba Siap Menjadi IPWL

Jakarta, Aktual.co — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan sebanyak 13 lembaga rehabilitasi narkoba siap menjadi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) guna mendukung target pemerintah merehabilitasi 100 ribu korban penyalahgunaan narkotika.

“Pada saat kita membuka pendaftaran ada 13 lembaga yang sudah menyampaikan akreditasinya,” katanya, Senin (23/2).

Setelah itu, proses selanjutnya disampaikan ke tim di Kementerian Sosial yaitu di Direktorat Rehabilitasi Sosial dan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklit).

“Mereka yang akan melihat syarat-syarat agar bisa memenuhi akreditasi dan saya minta tidak lebih dari lima hari tim sudah harus turun ke lapangan untuk melihat dukungan dari konselor dan pekerja sosial adiksi,” katanya.

Mensos mengakui saat ini masih terus dilakukan pembenahan kembali terutama terkait akreditasi IPWL dan sertifikasi konselor adiksi serta pekerja sosial adiksi dimana menurut aturannya dilakukan oleh Kemensos.

Target pemerintah merehabilitasi sosial 100 ribu korban penyalahgunaan narkoba dimana Kemensos ambil bagian merehabilitasi 10.000 melalui 105 IPWL yang ada saat ini.

Untuk merehabilitasi 10.000 diperkirakan dibutuhkan 700 konselor adiksi dan 500 pekerja sosial adiksi.

Saat ini Kemensos tengah menyiapkan tenaga konselor adiksi dan pekerja sosial adiksi yang pemenuhannya melalui Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) dan univeristas lain.

“Mereka sebetulnya sudah punya bekal awal sebagai konselor tinggal penguatan mengenai adiksinya dan Mei ini selesai,” ujar Mensos

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Konflik dengan Polri Diakui KPK Hambat Penanganan Kasus BLBI

Jakarta, Aktual.co —Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan kepolisian dan kejaksaan adalah sahabat KPK dalam memberantas praktik-praktik korupsi secara masif dan terstruktur.
“Kalau ada anggapan saat ini terjadi peperangan antara KPK dan kepolisian, itu salah. Justru adanya upaya KPK dalam membersihkan oknum-oknum aparat penegak hukumnya, seperti kepolisian dan kejaksaan dari praktik korupsi,” kata Fungsional Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Mohammad Jhanattan di Pontianak, Senin (23/2).
Ia menjelaskan tidak ada peperangan antara KPK dengan Polri dan Kejaksaan. “Karena kami (KPK) juga dari unsur mereka,” katanya.
KPK dalam penegakan hukum tanpa tebang pilih, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk penyelamatan negara dari tidak pidana korupsi secara masif dan terstruktur itu, katanya.
“Dampak dari kriminalisasi terhadap pimpinan KPK saat ini, tentunya berdampak pada tertundanya penanganan tindak pidana korupsi untuk kasus-kasus besar, seperti kasus Akil Mochtar, kasus BLBI tahun 1998 dengan kerugian negara sekitar Rp138 triliun, dan lain-lain,” ujarnya.
Menurut dia akibat kondisi saat ini, kinerja KPK menjadi belum optimal, mudah-mudahan dengan dilantiknya tiga pimpinan pelaksana tugas oleh Presiden Joko Widodo baru-baru ini, bisa memulihkan peran KPK dalam memberantas korupsi.
KPK mencatat, pihaknya telah menyelamatkan uang negara dari penerimaan bukan pajak sejak tahun 2004 hingga 2014 sebesar Rp1,3 triliun, sementara secara keseluruhan termasuk pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi sebesar Rp200 triliun.
Sementara itu, Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menyatakan Indonesia saat ini masih perlu KPK dalam memberantas praktik korupsi di Indonesia.
“Masih diperlukannya KPK karena dia adalah lembaga yang super bodi dan tidak bisa diintervensi dalam penanganan kasus-kasus korupsi,” kata Arief.
Praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) adalah musuh bersama sehingga harus diberantas di bumi Indonesia.
“Memberantas korupsi harus dengan kekuatan yang luar biasa. Karena korupsi di Indonesia sudah mengakar, disitulah masih dibutuhkannya peran KPK yang juga harus bersinergi dengan kejaksaan dan kepolisian,” ungkapnya.
Selain itu, bentuk dukungan lain dalam memberantas KKN di Indonesia, yakni mulai dari generasi sekarang yang harus menanamkan diri dan berkomitmen dalam memberantas korupsi, karena korupsi musuh bersama, kata Kapolda Kalbar.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Kisah Anak Mendidik: Keteladanan Sufi Bersama Raksasa Perampok

Jakarta, Aktual.co —Malam ini, Aktual.co kembali menghadirkan cerita anak Islami tentang seorang Sufi dengan raksasa perampok. Kami berharap, buah hati Anda banyak mengambil hikmah dan keteladanan dari kisah ini. Berikut kisahnya kami hadirkan kepada Anda.

Seorang Guru Sufi sedang berkelana seorang diri melewati wilayah pegunungan yang tandus, tiba-tiba ada raksasa perampok menghadangnya, “Akan kuhabisi kau,” ancam makhluk itu.

“Begitukah? Coba kalau bisa,” jawab Sang Guru, “Aku lebih kuat dari dugaanmu, dan akan mengalahkanmu.”

“Banyak cakap,” kata raksasa itu. “Kau seorang Guru Sufi, hanya mengerti hal-hal spiritual. Mana mungkin kau bisa menghentikanku, sebab tenagaku dahsyat dan aku tiga puluh kali lebih besar darimu,”

“Kalau kau sungguh ingin adu kuat,” tantang Sufi itu, “Mari kita lihat siapa yang sanggup memeras air dari batu.”
Diambilnya batu kecil dan diberikannya kepada setan itu. Betapa kerasnya mencoba, raksasa itu gagal. “Hal itu mustahil, tak ada air dalam batu ini. Tunjukkan padaku jika ada.”

Dalam keadaan remang-remang, guru itu menggenggam batu itu, mengambil sebutir telur dari sakunya, lalu membenturkan keduanya; ia bersikap seolah-olah sedang memeras batu. Raksasa itu ternganga: sebab orang sering kali takjub pada hal-hal yang tak mereka pahami, dan benar-benar menilainya tinggi, lebih tinggi dari semestinya.

“Aku harus memikirkan kembali peristiwa ini,” kata raksasa itu, “Singgahlah sebentar saja di guaku, malam ini kujamu kau!”

Sang Sufi mengikutinya ke sebuah gua yang luas sekali, penuh dengan barang-barang berharga milik ribuan musafir yang terbunuh oleh raksasa itu, laksana keadaan dalam gua Aladin.

“Berbaring dan tidurlah di sampingku,” kata raksasa itu, “Besok pagi baru kita berbincang-bincang.” Makhluk itu juga berbaring dari sekejap tertidur pulas.

Guru itu—menyadari adanya muslihat—bergegas bangkit dan bersembunyi di tempat yang aman dari raksasa itu. Sebelumnya, ia mengatur tempat tidurnya agar tampak seakan ia masih rebah.

Tidak lama kemudian, raksasa itu bangun. Dengan sebelah tangan, dipungutnya batang pohon yang ada di dekat tempat itu, lalu tiba-tiba dihantamkannya batang pohon itu sebanyak tujuh kali dengan keras pada sosok di tempat tidur sang Sufi. Kemudian, ia tidur lagi.

Guru itu kembali ke tempatnya, berbaring, dan berseru pada raksasa itu, “Hoi raksasa! Memang gua ini nyaman, tetapi seekor nyamuk telah menggigitku tujuh kali. Lakukanlah sesuatu untuk menangkap nyamuk itu.”

Keluhan ringan tersebut menggentarkan si raksasa dan muncul keraguan untuk menyerang Sufi itu lagi. Bagaimanapun, bila seorang dipukul tujuh kali sekuat tenaga dengan batang pohon oleh raksasa, orang itu seharusnya sudah…

Pagi harinya, raksasa itu melemparkan sebuah kantong air dari kulit lernbu pada Sang Sufi lalu berkata, “Pergilah mengambil air untuk sarapan, supaya kita bisa minum teh.”

Alih-alih menggunakan kantong air itu (yang tentu sangat berat untuk diangkat), guru itu berjalan ke sungai yang terdekat dan mulai menggali saluran kecil menuju gua.

Raksasa sudah kehausan, dan bertanya “Mengapa kau tidak bawa airnya?”

“Bersabarlah, temanku. Aku sedang membuatkanmu saluran air. Dengan begitu, air segar akan langsung menuju mulut gua, dan kau tidak usah lagi minum air dari kulit lembu.”

Tetapi raksasa itu pun sudah terlampau haus untuk menunggu. Ia pergi ke sungai dan mengisi sendiri kantong airnya. Ketika teh selesai dibuat, ia minum beberapa galon, dan kemampuan berpikirnya jadi lebih baik. “Jikalau kau memang demikian perkasa—dan sudah kusaksikan itu—tak sanggupkah kau menggali saluran itu secepat mungkin, bukannya jengkal demi jengkal?”

“Sebab,” kilah guru itu, “Sesuatu yang berharga barulah sungguh-sungguh berharga bila dilakukan dengan upaya sekecil mungkin. Semua hal punya ukuran upaya masing-masing. Dan aku melakukan upaya seminim mungkin untuk menggali saluran ini. Lagipula, aku tahu bahwa kau adalah mahluk yang terpenjara dalam kebiasaan sehingga kau akan selalu menggunakan kantor air dari kulit lembu.” (Dikutip: Dari Berbagai Sumber)

Artikel ini ditulis oleh:

JSS Ditunda, Pemprov Lampung Ingin Transportasi Selat Sunda Lancar

Jakarta, Aktual.co —  Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mengatakan, meski Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menunda pembangunan Jalan Selat Sunda (JSS) dan fokus kepada pengembangan tol laut, hal itu tidak menjadi permasalahan asalkan transportasi Selat Sunda lancar.

“Jembatan Selat Sunda di-pending. Yang penting transportasi Selat Sunda lancar,” kata Ridho saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/2).

Menurutnya, posisi Lampung di Sumatera merupakan posisi strategis dan merupakan pintu masuk ke Sumatera.

“Tentunya, infrastruktur yang mendukung pertumbuhan Pulau Sumatera harus lebih baik, bukan hanya untuk kampung, tapi juga untuk Pulau,” tambahnya.

Selain itu, untuk pengembangan pelabuhan Bakauheni, Ridho mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan dua tim untuk sosialisasi pembangunan. Lalu, dalam waktu dekat mereka akan memasang patok-patok dan menginventarisasi untuk pembebasan lahan, baru dilakukan konstruksi.

“Karena targetnya dalam satu bulan ini sudah dimulai. Jadi, kami akan membentuk tim di lapangan untuk mengejar terus,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain