28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39075

Tiga Perusahaan Maskapai Tangguhkan Penerbangan ke Baghdad

Jakarta, Aktual.co — Baghdad, Aktual.co —Perusahaan penerbangan dari setidak-tidaknya tiga negara menangguhkan penerbangan ke Baghdad, Selasa (26/1), setelah peluru menghantam pesawat perusahaan Dubay Aviation Corp, yang dikenal sebagai “flydubai”, saat mendarat di bandar udara Baghdad. Pejabat penerbangan dan keamanan mengemukakan kepada Reuters bahwa dua penumpang luka ringan akibat tiga atau empat peluru menghantam badan pesawat itu pada Senin petang.

Pejabat keamanan itu mengatakan pihak berwenang mengepung para tersangka di tanah pertanian selatan bandara itu, yang terletak di pinggiran barat Baghdad. Tidak jelas apakah penembakan itu disengaja.Senjata-senjata api gampang diperoleh di Irak dan tembakan-tembakan ke udara biasa dilakukan. Pemerintah Irak yang dipimpin kelompok Syiah yang didukung serangan-serangan udara pimpinan AS , sedang berusaha mengusir gerilyawan IS (Islamic State) sejak mereka menguasai Irak utara Juni tahun lalu.

Tetapi pertempuran paling dekat dengan bandara Baghdad terjadi di pinggiran barat Abu Ghraib, lebih dari 10km dari kota itu. Pejabat penerbangan mengatakan Irak menghentikan sebentar penerbangan Senin setelah insiden itu tetapi memulai kembali operasinya Selasa pagi. Akan tetapi flydubai, Emirates Airlines, Air Arabia Sharjah’s dan Etihad Airways Abu Dhabi menangguhkan penerbangan mereka Selasa, sesuai dengan arahan dari badan penerbangan sipil Uni Emirat Arab.

Maskapai Penerbangan Turki dan Middle East Arilies Lebanon (MEA) juga menangguhkan penerbangan mereka pada hari itu sehubungan dengan insiden penembakan itu. Para pejabat perusahaan mengatakan Iraqi Airways dan Iran’s Caspian Airlines mengoperasikan penerbangannya ke Baghdad sesuai rencana. Seorang juru bicara flydubai membantah para penumpang memerlukan perawatan medis dan mengatakan satu penyelidikan sedang dilakukan mengenai itu. “Setelah mendarat di Bandara Internasional Baghdad pada 26 Januari 2015 terlihat ada bolong pada bagian badan pesawat akibat kena tembak peluru senjata ringan pada pesawat dengan nomor penerbangan FZ 215,” kata juru bicara itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Benahi Jalan, Pemprov DKI Tak Perlu Tunggu Pemerintah Pusat

Jakarta, Aktual.co —Miliki anggaran besar di APBD 2015, Pemprov DKI diminta tidak perlu lagi menunggu Pemerintah Pusat untuk penanganan jalan-jalan protokol yang berlubang di Ibukota. Meskipun kewenangan memperbaiki jalan protokol Ibukota memang ada di Pemerintah Pusat.
“Kalau rusak gak perlu harus menunggu pemerintah pusat. Anggaran kan banyak di rumah kita (DKI),” kata Anggota komisi D Pandoparan Sinaga, di DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (27/1).
Ketimbang menunggu payung hukum untuk tangani perbaikan jalan protokol, Pandoparan menyarankan Pemprov DKI melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat sambil menjalankan perbaikan tersebut.
“Inikan niat baik, apa sih yang harus ditakutin. Jangan sampai menunggu, setelah orang ada korban baru diperbaiki. Memang sambil berjalan, (perbaikan) jelaskan ke pemerintah. Biar tidak berbenturan,” ungkap dia.
Politisi Partai Demokrasi Perjuangan ini menegaskan dengan diketuknya APBD DKI tahun anggaran 2015 ini, sebaiknya Dinas Bina Marga segera melakukan perbaikan.
“Lebih bagus anggaran ini sudah di ketuk tinggal dinas bina marga saja. Artinya diperbaikilah,” tegasnya.
Dia berkeyakinan dengan sikap pemerintah provinsi DKI Jakarta yang pro aktif dalam melakukan penangan. Pemerintah pusat khususnya Presiden Joko Widodo akan memahami dan menyambut niat baik pemerintah pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Sambil kita pendekatan kepemeritah pusat. Dikerjakan, Apalagi Presiden kita mantan Gubernur DKI Jakarta, yang memahami persoalan DKI, Pasti pusat mengertilah,” pungkasnya.
Berdasarkan data Dinas Bina Marga, ada 197 titik jalan rusak di Jakarta. Ratusan titik jalan berlubang tersebut tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. Di antaranya di kawasan Jakarta Barat; Stasiun Beos dan Taman Sari, Jakarta Utara; Jalan Yos Sudarso, Kelapa Gading, Jakarta Selatan; Jalan Permata Hijau, dan Kebayoran Lama.

Artikel ini ditulis oleh:

PBB Berjanji Bebaskan Ribuan Anak di Sudan

Juba, Aktual.co —PBB berjanji untuk membebaskan sekitar 3.000 tentara anak di Sudan Selatan, yang direkrut oleh Tentara Demokrat Sudan Selatan, atau SSDA Fraksi Cobra. Ribuan anak-anak berusia antara 11 dan 17 direkrut SSDA yang dipimpin oleh David Yau Yau. Sebagian besar bahkan telah berjuang dengan kelompok militan ini selama hampir empat tahun.

Badan PBB untuk Anak, UNICEF menyatakan hingga Selasa (27/1), sebanyak 280 anak telah dibebaskan di sebuah desa di negara bagian Jonglei. Pembebasan selanjutnya akan berlangsung pada bulan depan. “Anak-anak ini terpaksa harus melakukan dan melihat hal-hal yang seharusnya tidak pernah mereka alami,” kata Jonathan Veitch, perwakilan UNICEF untuk Sudan Selatan, Selasa (27/1), dikutip dari Reuters.

“Pelepasan ribuan tentara anak-anak membutuhkan respon besar untuk memberikan dukungan dan perlindungan bagi anak-anak ini yang harus mulai membangun kembali kehidupan mereka,” kata Veitch melanjutkan. Veitch menyatakan konseling dan program dukungan psikologis lainnya sedang dibentuk untuk membantu mengintegrasikan anak-anak kembali ke komunitas mereka.

UNICEF mengatakan terdapat sekitar 12 ribu anak di Sudan Selatan yang direkrut oleh berbagai kelompok bersenjata pada tahun lalu. Sudan Selatan, negara yang berlokasi di Afrika Timur dan baru merdeka pada tahun 2005 lalu diterjang berbagai konflik berdarah sejak Desember 2013 silam, ketika pertempuran meletus di ibukota Juba antara tentara pemerintahan Presiden Salva Kiir dengan kelompok pemberontak yang setia kepada Riek Machar, mantan wakil presiden.

Tercatat, setidaknya 10 ribu orang tewas dalam konflik tersebut, sementara lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi. Sejak berdiri, Sudan Selatan berjuang untuk menegaskan hukum dan ketertiban di sebagian wilayah yang dipenuhi pemberontakan, setelah perang saudara usai. Perang saudara di negara ini berlangsung selama lebih dari 20 tahun, yaitu pada periode 1983-2005 dengan Khartoum.

Pemimpin kelompok pemberontak SSDA, Yau Yau, merupakan mantan mahasiswa teologi, menyulut beberapa pemberontakan kecil melawan pemerintahan di Juba, dan mendapat dukungan dari etnis asalnya, Murle. Meskipun Yau yau menandatangani perjanjian damai dengan Juba pada bulan Januari 2014 lalu, bentrokan internal antara etnis Murle dan suku Lou Nuer, sering kali terjadi, dipicu oleh penyerangan terhadap hewan ternak dan pembunuhan balas dendam. Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan orang tewas dalam bentrokan ini.

Perekrutan tentara anak sering terjadi di sejumlah negara berkonflik di Afrika. Selain di Sudan Selatan, diperkirakan terdapat 10 ribu tentara anak selama konflik bersenjata terjadi di Republik Afrika Tengah, CAR, seperti dilaporkan oleh lembaga Save the Children, pertengahan Desember lalu.

Motif perekrutan anak beragam, mulai dari diculik atau dipaksa bergabung dengan kelompok bersenjata, hingga penawaran kehidupan layak, sehingga anak-anak menjadi tentara demi mendapat makanan, pakaian, uang dan perlindungan. Beberapa tentara anak mengangkat senjata karena ditekan oleh kawan-kawan atau orang tua, untuk melindungi komunitas atau balas dendam.

Kemana Perginya Silpa 19,1 Triliun di APBD DKI 2015?

Jakarta, Aktual.co —Pengamat politik anggaran, Ucok Sky Khadafi menilai ada keganjilan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 yang sudah diketok Selasa (27/1).  Dia menganggap APBD belum begitu matang dibahas DPRD dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Walaupun ada pembahasan, Uchok menilai prosesnya hanya mirip laporan dari dinas atau SKPD kepada DPRD saja. Padahal masih banyak anggaran di APBD yang perlu dibongkar karena diduga ada korupsi. Salah satu yang menurutnya perlu disoroti adalah terkait jumlah sisa anggaran. 
Di 2014, APBD DKI sebesar Rp72,9 baru terealisasi 40 persen saja. “Tapi di APBD 2015 yang baru disahkan, sisa anggaran (2014) hanya sebesar Rp8,9 triliun,” kata dia saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (27/1).
Padahal kalau berdasar perhitungan kasar, jika penyerapan hanya 40 persen dari Rp72,9 triliun, berarti silpa-nya adalah sekitar Rp28 triliun. Dan bukan Rp8,9 triliun. 
Raibnya sejumlah besar silpa inilah yang dianggap Uchok merupakan suatu keganjilan dan harus dibongkar DPRD. 
“Kalau tetap Rp8,9 triliun, DPRD dan pemerintahan Ahok, tetap harus menjelaskan kemana disimpan sisa dari anggaran silpa sebesar Rp19,1 triliun yang diperkirakan tidak tercatat dalam APBD 2015 yang baru disahkan ini. Kalau tidak dijelaskan, ini namanya bagi-bagi jatah anggaran antara pemerintahan ahok dengan DPRD,” paparnya.
Uchok sekaligus menyesalkan, mengapa DPRD tidak membongkar sisa anggaran sebesar Rp19,1 triliun.
“Harusnya DPRD itu teliti dalam hitung menghitung sisa anggaran APBD 2014 ini. Bukan hanya menerima begitu saja keganjilan Silpa sebesar Rp8,9 triliun,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Putin: Tentara Ukraina Legiun Asing NATO

Jakarta, Aktual.co —Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tentara Ukraina sebenarnya merupakan “legiun asing NATO” dan sama sekali tidak bekerja demi kepentingan nasional Ukraina. “Pada dasarnya, ini sudah bukan tentara, tapi legiun asing, dalam hal ini legiun asing NATO. Yang pasti, tujuan mereka bukan membela kepentingan nasional Ukraina,” kata Putin, Senin (26/1).

“(Legiun asing NATO) memiliki tujuan yang sangat berbeda—geopolitik Rusia, yang benar-benar konsisten dengan kepentingan nasional rakyat Ukraina,” tambahnya. Hubungan Moskow-Kiev sangat tegang dalam beberapa bulan terakhir. Kiev menuduh Moskow mendukung pasukan pro-Rusia di timur Ukraina. Rusia telah membantah tuduhan tersebut.

Dua daerah terutama yang berbahasa Rusia, Donetsk dan Lugansk di Ukraina timur telah menjadi ajang bentrokan mematikan antara pejuang pro-Rusia dan tentara Ukraina sejak operasi militer Kiev dimulai pada April 2014 dalam upaya untuk meredam protes. Pertempuran itu telah menewaskan lebih dari 5.000 orang dan lebih dari 1,5 juta pengungsi, menurut PBB.

FBI Menangkap yang Dituduh Mata-mata Rusia

New York, Aktual.co —FBI menangkap tiga orang pria dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Rusia dan berusaha merekrut sumber informasi di New York City. Jaksa penuntut AS mengatakan Evgeny Buryakov, 39, berada di AS dengan izin resmi dan ia merupakan bagian dari jaringan mata-mata bersama dua orang lainnya.

Dua orang tersangka mata-mata lainnya yaitu Igor Sporyshev dan Victor Podobnyy, tidak lagi menetap di AS. Buryakov, yang bekerja di sebuah bank Rusia di Manhattan, dijadwalkan hadir di pengadilan pada Senin sore. Ia dituduh berusaha mendapatkan data intelijen tentang sanksi AS atas bank-bank Rusia dan upaya AS untuk mengembangkan sumber energi alternatif. Buryakov juga diduga merekrut warga Amerika untuk menjadi mata-mata Rusia.

Termasuk beberapa orang yang “dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan besar” dan “beberapa orang wanita muda dengan kaitan ke sebuah universitas ternama di New York.” Penyelidikan itu adalah kelanjutan dari kasus tahun 2010 yang berakhir dengan penangkapan dan deportasi 10 orang agen rahasia dalam pertukaran intelijen dengan Rusia.(BBC)

Berita Lain