28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39076

Akademisi: Imunitas Boleh, Asal…

Jakarta, Aktual.co — Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Sriwijaya, Palembang, Amzulian Rifai menyarankan agar para penegak hukum di Indonesia diberikan hak kekebalan hukum. Hal itu disampaikan Azmulian di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (27/1).
“Perlu imunitas terbatas untuk para pimpinan penegak hukum termasuk KPK,” ujar Amzulian, di gedung KPK, Jakarta, Selasa (27/1).
Dia menjelaskan, bahwa imunitas terbatas yang akan didapatkan para penegak hukum, bukan semata-mata memberikan kebebasan untuk melakukan pidana. Ia mengatakan, hak tersebut bisa langsung ditanggalkan jika penegak hukum tersebut malakukan kejahatan.
“Kecuali jika tertangkap tangan, imunitas tersebut bisa langsung dicabut,” jelasnya.
Untuk diketahui, kedatangan Azmulian adalah untuk memberikan dukungan terkait permasalahan yang tengah melanda para pimpinan di ke lembaga pimpinan Abraham Samad itu.
Dia pun datang tidak sendiri. Azmulian didampingi dengan lima Dekan yang berasal dari berbagai Universitas di Indonesia. Kedatangan mereka sekaligus untuk mendeklarasikan sebuah forum yang diberi nama Forum Dekan.
Berikut Anggota Forum Dekan:
1. Prof DR Topo Santoso (Dekan FH Universitas Indonesia)2. Prof DR M. Zaidun (Dekan FH Universitas Airlangga)3. Prof Amzulian Rifai (Dekan FH Universitas Sriwijaya)4. DR Zainul Daulay (Dekan FH Universitas Andalas)5. DR Ahmad Sudiro (Dekan FH Universitas Tarumanegara)6. Prof DR Farida Patitingi (Dekan FH Universitas Hasanuddin).

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tripoli Mendapat Serangan Orang Bersenjata

Tripoli, Aktual.co —Sekelompok orang bersenjata menyerbu sebuah hotel mewah di Tripoli, Libya yang biasa dihuni warga asing, Selasa (27/1/), meledakkan sebuah bom mobil dan menewaskan sedikitnya tiga orang. Aparat keamanan Libya mengepung hotel Corinthia di pusat kota Tripoli dan suara baku tembak terdengar jelas dari tempat yang tak jauh dari hotel tersebut.

“Seorang penjaga keamanan hotel tewas ketika bom mobil meledak di luar hotel itu dan dua orang lainnya tewas ketika orang-orang bersenjata itu menyerbu masuk,” kata juru bicara aparat keamanan Libya, Issam al-Naass. Sementara lima orang lainnya terluka termasuk dua pekerja hotel asal Filipina yang terjebak ledakan bom mobil. Saat ini sejumlah amulans terlihat berkumpul di sekitar hotel.

Dalam sebuah pernyataan singkat lewat Twitter, cabang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tripoli mengklaim menjadi dalang serangan tersebut. Sejauh ini belum diketahui apalah masih ada tamu di dalam hotel tersebut, yang merupakan pusat kegiatan diplomatik dan pemerintahan di Tripoli.

“Situasinya masih berkembang, apa yang kami dengar adalah apa yang juga disiarkan berita,” kata juru bicara jaringan hotel Corinthia yang berbasis di Malta, Matthew Dixon. “Kami mendoakan semua karyawan dan tamu kami, namun kami belum memiliki informasi lebih banyak,” tambah Dixon.

Sementara itu, ketua bidang kebijakan luar negeri Uni Eropa Feredica Mogherini mengecam serangan bersenjata di Libya itu. Dia menyebut serangan tersebut sebagai sebuah aksi terorisme tercela yang merusak upaya menciptakan kedamaian dan stabilitas di Libya.

Pada Senin (26/1), dimulai putaran pembicaraan baru di Geneva, Swiss antara faksi yang saling berseteru di Libya untuk menerapkan sebuah peta jalan untuk membentuk sebuah pemerintahan bersatu. Negeri di Afrika Utara ini terkungkung konflik sejak revolusi rakyat menggulingkan Moammar Khadaffy pada 2011. Sejak saat itu faksi-faksi dan milisi-milisi bersenjata terlibat perebutan kota-kota penting dan sumber daya minyak negeri tersebut.

Warga Gaza Masih Tinggal di Reruntuhan

Jakarta, Aktual.co —Misi PBB untuk Jalur Gaza mengatakan pada Selasa (27/1) bahwa mereka kekurangan sumbangan dana dari dunia internasional. Keterlambatan ini membuat molornya pembayaran pembangunan puluhan ribu rumah yang hancur akibat invasi Israel pada Juli-Agustus tahun lalu.

“Warga betul-betul tidur diantara reruntuhan, anak-anak meninggal karena hypothermia,” kata Robert Turner, direktur operasi bagi Badan Bantuan dan Pembangunan PBB (UNRWA) di Gaza dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan, UNRWA hanya menerima US$135 juta dari US$720 juta yang dijanjikan oleh pendonor untuk membantu 96 ribu pengungsi yang rumahnya rusak atau hancur dalam perang selama 50 hari tahun lalu itu.

“Tidak jelas mengapa dana ini tidak datang,” kata Turner, tanpa mengidentifikasi siapa saja sumber dana. “Sementara ada beberapa sumber dana yang tersedia untuk mulai membangun rumah yang hancur total, badan (UNRWA) kewalahan untuk membiayai perbaikan dan subsidi sewa.”

Sejauh ini, menurutnya, UNRWA telah mengeluarkan US$77 juta untuk 66 ribu keluarga untuk memperbaiki rumah mereka atau mencari alternatif sementara, namun kini karena dana yang menipis, UNRWA “terpaksa menghentikan sementara bantuan dengan dana tunai.” Hanya sedikit dari total US$5,4 miliar dana yang disepakati untuk merekonstruksi Gaza di konferensi internasional Kairo pada Oktober lalu yang telah mencapai Gaza, sementara ribuan warga Palestina tinggal di tenda-tenda penampungan dekat rumah mereka yang hancur.

Ribuan lainnya harus tinggal di reruntuhan rumah mereka, dengan menggunakan atap plastik untuk melindungi diri dari hujan. Sekitar 20 ribu yang rumahnya rusak total juga masih tinggal di bangunan sekolah milik PBB.

“Warga (Gaza) putus asa dan masyarakat internasional bahkan tidak dapat memberikan bantuan minimal—misalnya perbaikan rumah di musim dingin—apalagi pencabutan blokade, akses ke pasar atau kebebasan bergerak,” kata Turner. Dia mengatakan UNRWA memerlukan US$100 juta dengan segera di kuartal pertama 2015 untuk memperbaiki kerusakan kecil pada rumah dan untuk subsidi sewa.

Mesir dan Israel mempertahankan blokade Gaza, dengan kedua negara beralasan pembatasan itu untuk keamanan. Israel memonitor impor bahan bangunan dengan ketat ke wilayah itu, mengatakan Hamas bisa menggunakan bahan bangunan tersebut untuk membangun kembali terowongan antara Palestina dan Israel yang digunakan Hamas untuk menyerang. Pertempuran politik internal antara Hamas dan Otoritas Palestina yang didukung Barat, juga menjadi faktor utama lambannya rekonstruksi Gaza.

Daratan Tinggi Golan Diserang Suriah

 Yerussalem, Aktual.co —Sedikit-dikitnya dua roket ditembakkan dari wilayah Suriah menghantam Dataran Tinggi Golan, yang dikuasai Israel, Selasa (28/1), mendorong tentara Israel melakukan serangan balasan, kata sumber militer. Kejadian itu tidak menimbulkan korban di pihak Israel. Pejabat militer mengatakan mengungsikan pengunjung dari loka wisata ski Gunung Hermon di dekat garis gencatan senjata.

Pihak keamanan juga memerintahkan petani meninggalkan sawah dan menyelamatkan diri ke tempat perlindungan. Polisi menyatakan menutup jalan untuk mencegah penduduk memasuki daerah tersebut.

Ketegangan di Golan semakin meninggi sejak serangan udara Israel pada 18 Januari menewaskan enam pejuang kelompok keras Lebanon, Hezbollah, dan seorang Jenderal Iran di wilayah dataraan tinggi strategis, yang dikuasai Suriah.

Pada Agustus, lima roket, yang ditembakkan dari Suriah, jatuh di wilayah Israel, dan pada Juli, Israel menembaki tentara Suriah sebagai balasan atas serangan tersebut. Israel merebut 1.200 kilometer persegi wilayah Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada 1967. Pada 1981, Israel menguasainya melalui cara yang tidak disetujui masyarakat dunia. Suriah dan Israel secara resmi dalam keadaan perang.

Artikel ini ditulis oleh:

PBB Kehabisan Dana untuk Jalur Gaza

Jakarta, Aktual.co —PBB menghentikan rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur akibat kebrutalan Israel di tengah suhu beku karena kekurangan dana.”(PBB) telah kehabisan dana untuk mendukung perbaikan dan subsidi sewa,” kata Badan Pekerja dan Pemulihan PBB untuk Palestina (UNRWA) dalam sebuah pernyataan, Selasa (27/1), seperti dikutip Rimanews.com

Ia menambahkan bahwa dana “5,4 miliar dolar AS (setara Rp 67,40 triliun) yang dijanjikan di konferensi Kairo Oktober lalu hampir tak ada yang sampai ke Gaza. Ini menyedihkan dan tidak dapat diterima.” Lembaga bantuan internasional telah memperingatkan bahwa para pengungsi korban kekejaman Israel selama 50 hari musim panas lalu sangat terpengaruh kondisi cuaca buruk. Awal bulan ini, empat bayi termasuk yang baru berumur 1 bulan meninggal dunia akibat cuaca dingin di Jalur Gaza.

Sebelumnya, badan bantuan PBB telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan program bantuan di Gaza pada akhir Januari. Pada saat itu diperkirakan semua sumber daya keuangan untuk membantu Gaza telah habis. Sekitar 1.500 bangunan dan struktur dihancurkan selama serangan Israel, yang dimulai pada awal Juli 2014 dan berakhir pada akhir Agustus tahun lalu.

Lebih dari 2.140 warga Palestina, kebanyakan warga sipil termasuk 577 anak-anak, tewas dalam serangan Israel. Sementara lebih dari 11.100 orang, termasuk 3.374 anak, 2.088 perempuan, dan 410 lansia terluka. Gaza telah diblokade oleh Israel sejak tahun 2007, menyebabkan menurunnya standar hidup di sana hingga semakin banyaknya orang yang menganggur dan tingkat kemiskinan yang tak terbayangkan.

Bergabung dengan ISIS dan Al Qaeda Bukan Kejahatan?

Jakarta, Aktual.co —Pemimpin Partai Hijau Inggris Natalie Bennet mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait ancaman Daulah Islam (ISIS). Menurut dia, bergabung dengan organisasi radikal seperti ISIS dan Al Qaeda bukanlah tindak kejahatan maupun pelanggaran hukum. Bennet beranggapan, negara atau pihak manapun tak bisa melarang orang lain untuk terlibat dalam kegiatan sebuah organisasi.

Menurutnya, seseorang tidak bisa dihukum hanya karena apa yang mereka pikirkan. “Ikut maupun bersimpati kepada sebuah organisasi bukanlah sebuah kejahatan. Ini baru bisa dianggap kejahatan jika dia ikut membantu atau melakukan tindakan kriminal,”katanya seperti yang dikutip laman Dailymail.

“Kami ingin menegaskan jangan menghukum seseorang karena apa yang mereka yakini,” katanya lagi. Seseorang, lanjut Bennet, bisa ditangkap atau dihukum jika dia ikut membantu melakukan kekerasan. “Kita tidak bisa melindungi kebebasan dengan cara menghancurkannya,” katanya lagi.

Seperti diketahui, setidaknya 600 warga negara Inggris terbang ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS. Baru-baru ini ISIS bahkan baru saja memenggal kepala warga negara Jepang. (Dailymail)

Berita Lain