28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39092

Serikat Pekerja BUMN Desak Kejagung Buka Kembali Kasus Erry Riana HP

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo telah membentuk tim independen yang terdiri dari tujuh tokoh diantaranya adalah Erry Riana Harjapamengkas yang merupakan mantan komusioner lembaga tersebut, untuk meyelesaikan konflik Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri.
Tak hanya Erry Riana yang masuk sebagai tim independen bentukan Presiden Jokowi itu, ada pula Tumpak Hatoranga Panggabean yang merupakan salah satu tim independen untuk meyelesaikan konflik KPK dan Polri.
Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, masuknya kedua tokoh itu dalam deretan tim independen sangat tidak pantas. Terlebih keduanya diduga terlibat dalam mafia hukum.
“Kedua tokoh tersebut diduga terlibat praktek mafia hukum yang mengeluarkan SP3 kasus dugaan korupsi puluhan miliar pada tahun 2003,” kata dia dalam siaran persnya yang diterima wartawan, Selasa (27/1).
Dengan masuknya kedua orang tersebut, federasi serikat pekerja BUMN bersatu mendesak Jaksa Agung untuk kembali membuka kasus dugaaan korupsi penjualan aset PN Tinah yang merugikan negara puluhan miliar  yang di SP3 kan ke Jaksaan Agung dengan tersangka Erry Riana.
“Satgasus P3TPK harus bisa kembali membuka kasus yang melibatkan mantan komisioner KPK Erry Riana HP untuk keadilan bagi rakyat sampai dibawa kepengadilan.”
Tak hanya itu, FSP BUMN Bersatu bakal melaporkan kasus korupsi PN Timah yang diduga melibatkan Erry Riana ke KPK untuk membuktikan apakah KPK konsisten seperti dalam kasus Budi Gunawan. 
“FSP BUMN Bersatu juga akan  melaporkan ke Bareskrim Polri unit Tastipikor.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

KOI Tak Permasalahkan KONI Masuk Sebagai Panitia Asian Games 2018

Jakarta, Aktual.co — Dikatakan Ketua KOI, Rita Subowo, pelibatan KONI dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dalam Asian Games 2018, akan berdampak baik untuk menyukseskan target Indonesia sebagai tuan rumah untuk meraih prestasi.

“Kami bersama-sama menyukseskan agar atlet Indonesia bisa meraih prestasi di Asian Games. KONI dan (Satlak) Prima bertugas melakukan kegiatan pelatihan atlet,” kata Ketua KOI, Rita Subowo di Jakarta, Selasa (27/1).

Rita mengatakan, KOI tidak keberatan jika Menpora, saat rapat dengan Komisi X DPR RI, meminta KONI dan Satlak Prima menjadi kepanitiaan teknis untuk Asian Games 2018.

Sebelumnya, KONI memang tidak dilibatkan dalam turnamen internasional, melainkan tanggung jawab tersebut diemban pada KOI.

KONI dan Satlak Prima bisa menjadi lembaga yang menyiapkan dan memotivasi atlet melalui pembinaan.

“Untuk pembinaan atlet, yang sudah-sudah seperti di Asian Beach Games, SEA Games dan ISG (Islamic Solidarity Games) biasanya ada Kepres sendiri, sehingga dana pembiayaan cukup besar untuk membina mereka,” kata Rita menambahkan.

Menurutnya, jika anggaran pembinaan atlet dimasukkan di dana penyelenggaraan, bukan melalui Kepres, tidak menjadi masalah karena KOI akan meminta alokasi anggaran yang cukup bagi atlet sehingga prestasi tetap tercapai dengan dana yang memadai.

Rita juga menegaskan selain pembinaan atlet, KOI harus berjuang agar cabang-cabang olahraga unggulan Indonesia, seperti Pencak Silat, Sepatu Roda, Panjat Tebing, Tarung Drajat, dan Perahu Naga bisa dipertandingan di Asian Games 2018.

“Pencak silat sudah di’approve’ tinggal (cabang) yang lain Indonesia masih harus diperjuangkan agar Indonesia memperoleh medali,” kata Rita.

KOI dan delegasi OCA siang ini direncanakan membahas banyaknya cabang olahraga yang dipertandingkan berserta tempat penyelenggaraannya setelah sebelumnya meninjau lokasi pertandingan, di antaranya Stadion Utama Gelora Bung Karno, Istora Senayan dan arena voli Ancol.

Artikel ini ditulis oleh:

Polri Pelajari Laporan Kasus Samad dan Adnan Pandu

Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri tengah mempelajari laporan kasus yang diduga melibatkan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja.
Kabagpenum Mabes Polri, Kombes Pol, Rikwanto menyatakan, jika memang terdapat bukti kuat keduanya melanggar hukum, Mabes Polri tak segan untuk menjadikan tersangka.
“Kalau memang sudah cukup masuk unsur pidananya tidak ada alasan berlama,” ujar Rikwanto, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/1).
Oleh karena itu, Ia mengatakan, untuk menuju kesana pihaknya tengah mempelajari bukti serta memeriksa sejumlah pihak.
“Penyidik akan mempelajari dulu, meminta bukti dari pelapor terkait dengan laporannya. Penyidik juga mencari bukti lain yang menguatkan pasal. Waktunya relatif, tergantung dengan tahap kasusnya,” kata dia.
Seperti diketahui, Ketua KPK Abraham Samad, dilaporkan LSM KPK Watch, Muhamad Yusuf Sahide dan Muhamad Fauzan Rahman dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia. Sedangkan Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja, dilaporkan dilaporkan Muklis Ramlan kuasa dari PT Desy Timber. 

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Eks Pimpinan KPK: Intruksi Jokowi Tepat, Bawa Kasus ke Persidangan!

Jakarta, Aktual.co — Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto, menilai langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tepat, yakni membawa kasus Budi Gunawan dan Bambang Widjojanto  ke pengadilan.
Menurut Bibit, sesuai intruksi Presiden Jokowi pula agar kedua proses hukum di Polri dan KPK, dijamin tidak tidak unsur rekayasa.
“Lagipula, arahan Presiden Jokowi dalam menyikapi kasus ini saya rasa sudah dalam jalur yang benar,” ujar Bibit, ketika dihubungi, Selasa (27/1).
Bibit Samad Rianto bersama komisioner KPK Chandra Hamzah pernah melalui masalah hukum yang hampir sama dengan kondisi Bambang Widjoyanto saat keduanya juga menjadi tersangka dugaan suap oleh Bareskrim Polri tahun 2009. Kasus tersebut tidak sampai ke persidangan karena Kejaksaan Agung mengeluarkan keputusan deponeering atau mengesampingkan perkara demi kepentingan umum.
“Akhirnya terbukti kalau kasus yang menimpa saya tidak bisa dibuktikan karena tidak memenuhi unsur dan kurang barang bukti,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ruhut: Kisruh KPK Karena Kesalahan Pansel

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi III Ruhut Sitompul mengatakan kisruh ditubuh lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belakangan ini, dikarenakan kesalahan pada Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel KPK).
“Sebagian kita di komisi III tidak mengetahui latar belakang orang-orang yang dicalonkan oleh pansel KPK. Ini  sama saja kita membeli ‘kucing dalam karung’,” ujar Ruhut di DPR, Jakarta, Selasa (27/1).
Dalam pemilihan pimpinan KPK ada berapa ratus komisioner yang mencalonkan, Komisi III DPR hanya menerima data 10 orang calon yang kemudian dipilih menjadi lima orang.
“Seharusnya Pansel KPK itu sudah mengetahui orang-orang yang dipilih itu memang orang-orang bersih dan mempunyai latar belakang yang jelas, agar kasus seperti BW ini tidak terjadi lagi,” kata Ruhut.
Ruhut menjelaskan, Pansel KPK dibentuk pemerintah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Aturan yang mengatur pembentukan Pansel KPK terdapat pada BAB V tentang Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Pasal 30 Ayat (2) yang berbunyi untuk melancarkan pemilihan dan penentuan calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Pemerintah membentuk panitia seleksi yang bertugas melaksanakan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang.
“Ruhut sarankan pada pendukung Jokowi dukung lah mereka dengan hati, yang saya lihat para pendukung Jokowi selama ini, persis seperti pelawak.”

Artikel ini ditulis oleh:

Warga Pelabuhan Tanjung Mas Semarang Digemparkan Penemuan Sesosok Mayat

Semarang, Aktual.co — Warga kelurahan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat berjenis kelaim pria yang tewas dalam kondisi mengenaskan di samping gedung kosong Puri Baruna, atau tepatnya di bawah Fly Over Yos Surdarso Pos IV, kecamatan Semarang Utara, Selasa (27/1) Siang.
Tak ditemukan identitas pada sekujur tubuh mayat tersebut. Hanya saja ditemukan kartu tanda anggota Balai Karantina Tanjung Mas atas nama Ari.
Diduga, mayat merupakan korban pembunuhan. Di sekujur tubuh terdapat beberapa luka tanda bekas penganiayaan, seperti jari kelingking kiri putus, perut kiri robek, pelipis kanan sobek, dan sejumlah luka lebam di wajah.
Menurut pengakuan warga setempat, Toyo (50), korban merupakan orang gila yang biasa terlihat di bawah fly over jembatan. Dirinya pun tidak menyangka jika ada yang tega menghabisi nyawanya.
Warga yang sempat geger dan panik langsung melaporkan kepada pihak berwajib. Selang satu jam, petugas kepolisian setempat datang ke lokasi kejadian langsung dan melakukan identifikasi terhadap mayat yang berumur sekitar 30 tahun tersebut.
Warga berdatangan guna mengetahui secara langsung proses evakuasi mayat tersebut.
Hasil sementara identifikasi, diduga kuat korban pembunuhan, karena ada luka-luka dan bercak darah yang berjarak 7-8 meter dari korban. “Identitas masih diperiksa di kamar mayat yang dibawa ke RSUP dr Kariadi,” pungkas dia. 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain