29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39787

OJK: Asuransi WNA Korban AirAsia Bisa Capai Rp2 Miliar Jika . . .

Jakarta, Aktual.co —  Jatuhnya maskapai penerbangan AirAsia QZ8501 sampai saat ini masih memunculkan kekhawatiran pada keluarga korban terkait status pembayaran klaim asuransi. Pasalnya, ada beberapa Warga Negara Asing (WNA) yang tercatat sebagai penumpang pesawat tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Perbankan OJK, Firdaus Djaelani mengatakan klaim asuransi untuk WNA masih akan dibahas lebih lanjut. Menurutnya, ahli waris korban WNA tersebut mungkin saja akan meminta klaim asuransi lebih dari Rp1,25 miliar.

“Karena berdasarkan montreal convention, kalau itu bisa dapat sekitar Rp2 miliar, masalahnya negara kita belum tandatangan montreal convention,” ujar Firdaus di gedung OJK Jakarta, Selasa (6/1).

Lebih lanjut dikatakan Firdaus, karena Indonesia merupakan negara yang bekum menandatangani montreal convention, maka besaran klaim asuransi berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan Nomor 77 tahun 2011. Dalam Permen tersebut disebutkan bahwa penumpang pesawat berhak mendapat penggantian kerugian maksimal Rp1,25 miliar per orang jika kondisinya meninggal dunia atau cacat total.

Untuk dieketahui, montreal convention adalah kesepakatan internasional yang mengatur kecelakaan udara. Beberapa negara yang telah menandatangani konvensi tersebut, diantaranya Malaysia, China, dan Amerika Serikat (AS). Sampai saat ini Indonesia belum menandatangani montreal convention.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

AirAsia Berikan Kompensasi Awal ke Pihak Keluarga Korban

Surabaya, Aktual.co — Direktur Keselamatan Air Asia, Kapten Ahmad Sadikin menyebutkan bahwa pihaknya sudah memberikan kompensasi tahap awal kepada pihak keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501.
Menurutnya, sejauh ini sudah memberikan kompensasi awal bagi keluarga korban yang sudah teridentifikasi. 
Bahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah untuk memudahkan proses kompensasi tersebut, dengan meminta bantuan mengenai apa yang dibutuhkan keluarga dan pemerintah.
Air Asia sejauh belum memberikan kompensasi bagi  keluarga korban yang belum teridentifikasi. Sebab, manajemen dan keluarga masih menunggu bagaimana kondisi korban saat ini.
“Jadi untuk yang belum ditemukan, kita belum memberikan. Karena kita masih menghargai mereka. Mereka juga berharap ada kemungkinan keluarganya bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” Ujarnya, Selasa (6/1).
Pihak AirAsia tak menyebutkan berapa jumlah kompensasi yang diberikan ke pihak keluarga.

Artikel ini ditulis oleh:

KESDM: Belum Ada Kemajuan Terkait Amandemen Kontrak Freeport

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah dan PT Freeport Indoenesia masih terus membahas rencana amandemen kontrak. Hari ini (6/1), Pemerintah melalui Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar kembali bertemu dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto untuk membahas enam poin amandemen kontrak.

“Tadi ketemu Freeport, ya sudah berulangkali kita bertemu dan bahas ini (amandemen kontrak), tapi sampai sekarang tidak ada progres, belum ada kemajuan,” kata Sukhyar kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Tebet, Jaksel, Selasa (6/1).

Ia menjelaskan, pembahasan amandemen Freeport ini sudah dilakukan sejak tahun lalu dan terus berjalan sampai sekarang. Adapun kemajuan dari pembahasan tersebut adalah kesungguhan Freeport untuk membangun smelter dengan memberikan uang jaminan USD115 juta. Meski begitu, sampai saat ini progres pembangunan smelter sendiri belum juga terlihat.

“Smelter Freeport, ya bagaimana mau jawabnya, sampai saat ini tidak ada progres juga yang baik dari smelter Freeport baik lokasinya di mana. Lahannya di mana juga belum ada,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jokowi Setuju dengan Cita-cita Soekarno

Jakarta, Aktual.co —Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat untuk mewujudkan apa yang dicitakan Soekarno. Hal ini, ia katakan di Jakarta, Selasa (6/1). Semangat awal dalam masa kampanye akan merealisir konsepsi bangsa yakni Trisakti. Hatta Taliwang mengatakan, Jokowi harus kuat menghadapi tekanan dari kapitalisasi global khusuanya amerika dan cina. Mungkin kurang percaya diri untuk melaksanakan misi Soekarno sebagai kepemimpinan yang tidak dapat di dikte demi kekuasaan asing.

Setelah pembentukan kabinet trisakti hilang karena masih ada keraguan dalam pemikiran jokowi dalam melaksanakan misi tersebut. Realitasnya Indonesia banyak utang dan difisit. Ia harus realiatis menyebut kabinetnya sebagai kabinet kerja saja. Euporia dalam masa kampanya membuat pemimpin yang asal bunyi tidak paham substansi demi menyengankan masyarakat dan terbawa dalam euporia.

Realitasnya lagi kabinet ini, tidak mandiri dalam pengambilan keputusan. Sehingga banyak orang yg berniat baik terhadap jokowi malah berfikiran lain.
Dalam banyak pngmbilan keputusan jokowi hal masih di pengaruhi oleh asing. “Kami dan yang lain mencoba berkosolidasi dan brkomunikasi menuju seratus hari kerja jokowi.

Tetapi jika belum jelas juga negara mau dimana kemana hanya membicarakn proyek maka kami akan ambil sikap tegas”, kata Hatta Taliwang. Jika SBY lebih dekat dengan Amerika Serikat. Rasanya, Jokowi lebih dekat dengn Tiongkok yang bertujuan untuk ekspansi perdagangan Tiongkok . “Pertanyaannya apa yg kita dapat dari gagasan itu ?”, ujar Hatta Taliwang.

Nailin In Saroh

Jokowi Diminta Perkuat Diplomasi Perbatasan

Jakarta, Aktual.co — Pemerintahan Presiden Joko Widodo perlu memperkuat diplomasi perbatasan untuk melindungi kedaulatan wilayah maritim Indonesia.
Demikian disampaikan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (6/1).
“‘Border diplomacy’ harus diperkuat karena tumpang tindih klaim wilayah perbatasan laut dengan negara tetangga masih memungkinkan terjadi pada masa mendatang,” kata Hikmahanto.
Menurut dia, untuk memperkuat diplomasi perbatasan, pemerintahan Presiden Jokowi perlu segera menetapkan batas wilayah laut yang masih belum jelas dengan metode mengacu ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982).
“Melihat potensi sengketa yang selalu ada, batas wilayah laut perlu segera diperjelas,” kata dia.
Selain itu, katanya, untuk mendukung upaya diplomasi, Indonesia perlu membentuk unit pendukung khusus untuk pertahanan wilayah perbatasan laut, yang berisi tim diplomat yang handal dalam berdiplomasi. Dengan begitu, pemerintah Indonesia diharapkan telah memiliki kesiapan dan tidak kalah setiap kali melakukan perundingan dengan negara tetangga.
“Perlu secara khusus disiapkan diplomat-diplomat yang handal untuk persoalan itu,” kata dia.
Menurut dia akibat lemahnya diplomasi perbatasan, Indonesia pernah memiliki beberapa kasus perbatasan yang pada akhirnya merugikan Indonesia.
Ia mencontohkan kasus penangkapan 3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan oleh Polisi Air Malaysia pada 2010 tidak boleh kembali terjadi. Di mana, ia menceriatakan, kala itu petugas KKP justru sedang menangkap nelayan Malaysia yang dinilai sedang mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
“Namun justru akhirnya petugas kita yang digiring mereka karena dinilai memasuki wilayah perairan Malaysia. Ini tidak boleh terjadi lagi,” kata Hikmahanto.
Ia menilai, upaya tegas untuk menindak setiap nelayan asing yang memasuki wilayah Indonesia secara ilegal seperti yang mulai diupayakan pemerintah saat ini juga perlu secara konsisten dilakukan. “Itu akan menunjukkan bahwa kita bisa tegas,” kata Hikmahanto.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

OJK: Kerangka Pesawat AirAsia QZ8501 Bakal Diganti Rugi

Jakarta, Aktual.co —  Jatuhnya maskapai penerbangan AirAsia QZ8501 sampai saat ini masih memunculkan sejumlah persoalan terkait klaim asuransi. Selain asuransi korban jiwa dan barang milik korban, juga terdapat asuransi pada kerangka pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Perbankan OJK, Firdaus Djaelani mengatakan bahwa kerangka pesawat yang mengalami kerusakan tersebut sepenuhnya juga akan ditanggung oleh PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) dan PT Sinarmas. Menurutya, kerangka pesawat tersebut wajib dibayar ke pihak lessor (pemilik pesawat).

“Bagian pesawat yang rusak itu memang harus diganti, bukan ke AirAsia tapi ke lessor. Penyebab apapun lessor tetap minta dibayar,” ujar Firdaus saat konferensi pers di gedung OJK Jakarta, Selasa (6/1).

Lebih lanjut dikatakan Firdaus, klaim asuransi tersebut akan dibayar sesuai harga pesawat saat ini. Menurutnya, PT Jasindo dan PT Sinarmas sudah menyiapkan hal tersebut.

“Jasindo dan Sinarmas kan mereka sudah satu paket akan membayar klaim asuransinya, mulai dari korban jiwa, barang kepemilikan korban, serta kerangka pesawat. Harga kerangka pesawatnya saya belum tahu pasti, sekitar USD50-100 juta,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain