28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41605

Dishub dan Organda Sepakat Tarif Naik Seribu, Ahok Tak Setuju

Jakarta, Aktual.co —Pertemuan antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI untuk membahas penentuan tarif baru pasca  naiknya BBM bersubsidi akhirnya capai sepakat.
Mereka sepakat untuk menaikkan tarif dasar angkutan umum sebesar Rp1.000. 
“Sudah koordinasi dengan Dishub dan sudah disepakati angkutan reguler kenaikannya Rp 1.000. Dan ada proses administrasi yang akan diurus ke gubernur untuk disetujui,” ujar Ketua Organda Safruan Sinungan di Kantor Dishub DKI, Rabu (19/11).
Hal yang sama disampaikan oleh Kadis Perhubungan M. Akbar. Ia mengatakan pihaknya menyetujui kenaikan tarif angkutan umum senilai Rp. 1.000 dan akan segera dilaporkan kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Bus besar dan sedang, kecil naik seribu rupiah. Kita minta pendapat Dewan Transportasi Jakarta, statement dari dewan transportasi sepakat naiknya segitu. Usulan ini akan kami sampaikan ke gubernur. Kalau beliau setuju akan jadi penetapan,” ujarnya di Kantor Dishub DKI, Rabu (19/11).
Namun saat dikonfirmasi mengenai kesapakatan yang telah dicapai tersebut, Ahok sendiri malah mengatakan kalau yang dia setujui adalah kenaikan tarif angkutan umum sebesar 10 persen. Dan bukan kenaikan tarif sebesar Rp1.000. 
“Saya ngobrol sama Menteri Perhubungan, jadi sebenarnya yang dimaksud kenaikan tertinggi 10 persen itu ada satuannya. Jadi nggak semua naik Rp1.000. Misal tarif tadinya Rp6.000, ya jadi Rp7.000. Tapi kalau yang tadinya tarifnya Rp2.000 atau Rp3.000 ya nggak mungkin naik jadi Rp1.000. Karena 10 persennya gak segitu, paling dibulatkan jadi Rp500 saja,” ujarnya, di Balaikota DKI, Rabu (19/11).

Artikel ini ditulis oleh:

Rieke Sebut Pertamina Perlu Direvolusi Mental

Jakarta, Aktual.co — Politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka mengatakan, harus ada langkah progresif dalam pengelolaan BBM ke depan. Menurut dia, perlu ada revolusi mental di tubuh Pertamina.

“Bukan bicara hanya bubarkan Petral dan sebagainya, tapi ada pemainnya, kalau kita mau jujur maka perlu ada kesepakatan untuk memperbaiki dan merevolusi mental tubuh Pertamina itu sendiri,” kata Rieke, Rabu (19/11).

Rieke menyebut, pembenahan ini tidak hanya harus dilakukan di tubuh Pertamina semata, tapi juga di seluruh BUMN.

“Siapa pemlik sahamnya, apa ada permainan petinggi di Pertamina atau pensiunan Pertamina sendiri. Ini PR besar bukan hanya untuk benahi Pertamina tapi keseluruhan BUMN, kalau perlu pengelolaan energi nasional ada lembaga lain,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Kesejahteraan Atlet, Menpora Mengaku Berkoordinasi dengan Kemenpan

Jakarta, Aktual.co — Kesejahteraan hidup atlet maupun mantan atlet berprestasi di Indonesia, merupakan suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Pasalnya, atlet/mantan atlet itu, telah mengharumkan nama bangsa di dunia internasional.

Menanggapi masalah tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mengaku bahwa, pihaknya telah menyiapkan sebuah program khusus dengan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan).

Program tersebut, kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, adalah dengan memberikan kemudahan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Saya sudah berbicara dengan Menpan agar pada tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) mendatang, para atlet diberikan keleluasaan untuk diterima sebagai PNS,” ungkap Imam ketika ditemui di Gedung Kemenpora, Rabu (19/11).

Lebih jauh dikatakan oleh Imam Nahrawi, jika para atlet nantinya dipersilahkan dulu untuk mengikuti tes CPNS, tapi dia berjanji, akan ada keistimewaan tersendiri untuk para atlet nantinya.

“Iya ikut prosedur dulu, tapi nanti tetap ada jalur khususnya. Tergantung bagaimana kebijakan Kemenpan. Tapi yang jelas ada suatu keistimewaan,” tegas Imam.

Seperti diketahui, tidak sedikit mantan atlet berprestasi Indonesia, saat ini menjalani kehidupan yang kurang menguntungkan. Padahal, pada saat menjadi atlet, dirinya sempat mengharumkan nama bangsa di dunia internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Korupsi T-Tower BJB, Kejagung Bakal Periksa Petinggi Badan Pertanahan Jaksel

Jakarta, Aktual.co — Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan terus mendalami kasus dugaan korupsi pembangunan T-Tower milik Bank Jawa Barat Banten (BJB) yang sempat mandek selama satu tahun. Korps Adhyaksa itu memastikan akan meneruskan penyidikan kasus yang diduga merugikan negara senilai Rp200 miliar.
Dalam perkara ini, penyidik telah menetapkan dua tersangka yakni Kepala Divisi Umum BJB  Wawan Indrawan dan Direktur PT Comradindo Lintasnusa Perkasa Tri Wiyaksa. Meski keduanya sudah menyandang status sebagai tersangka setahun lalu, namun hingga saat ini penyidik tak kunjung menjebloskannya ke bui. Bahkan, dua tersangka tersebut belum dicekal untuk tidak bepergian ke luar negeri.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapus Penkum) Kejagung, Tony T Spontana mengatakan untuk terus mengusut tuntas kasus dugaan korupsi pembangunan T-Tower milik Bank Jawa Barat Banten (BJB) penyidik mengagendakan pemeriksaan terhadap saksi Editiawarman.
“Editiawarman adalah Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Badan Pertanahan Jakarta Selatan,” katanya di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (19/11).
Namun, kata Tony, yang bersangkutan tidak hadir memenuhi panggilan penyidik tanpa ada keterangan.”Saksi kembali tidak hadir memenuhi panggilan tim penyidik tanpa keterangan,” jelasnya.
Tony melanjutkan, beberapa waktu lalu, penyidik juga mengagendakan pemeriksaan terhada kedua tersangka dalam kasus ini, namun satu tersangka Direktur PT Comradindo Lintasnusa Perkasa Tri Wiyaksa tidak hadir tanpa alasan yang jelas.”Satu tersangka tidak hadir kemarin dipanggil,” pungkasnya.
Sementara Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Korupsi Kejaksaan Agung Sarjono Turin mengatakan, tim penyidik telah melengkapi berkas perkara kedua tersangka tersebut.”Itu (T-Tower BJB) sudah tahap I,”singkatnya.
Perkara ini hampir setahun lebih tak terdengar perkembangan penanganannya, namun sepekan terakhir Kejaksaan Agung mulai menggarap kasus ini, Terakhir pejabat Pemprov DKI yang diperiksa adalah Heru Hermanto, Kepala Bidang Perizinan Dinas Pengawasan dan Penertiban (P2B) Provinsi DKI Jakarta. Heru diperiksa terkait proses izin rencana pendirian bangunan T-Tower Bank BJB.
Dalam perkara ini telah memeriksa jajaran direksi pada Agustus 2013 lalu, mereka yang diperiksa adalah Komisaris BJB Muhtadi, komisaris independen Achmad Baraba dan Klemi Subiyanto. Bahkan Dirut BJB Bien Subiantoro dan eks Dirut BJB Agus Ruswendi juga telah diperiksa. Gedung T-Tower Bank BJB rencananya bakal dibangun di Jalan Gatot Subroto Kaveling 93, Jakarta Pusat.
Perkara ini sendiri berawal saat Bank BJB berniat membeli gedung untuk kantor cabang khusus di Jakarta pada 2006. Bank Indonesia menyetujui pengadaan kantor tersebut dan mengucurkan dana sebesar Rp200 miliar.‬
‪Kemudian Bank BJB membeli 14 lantai dari total 27 lantai gedung T-Tower yang akan dibangun di Jalan Gatot Subroto kaveling 93, Jakarta Selatan. Namun, pembelian itu tidak jelas, tanah yang hendak dipakai untuk pembangunan gedung T-Tower pun diduga milik perusahaan lain. Akibatnya negara diperkirakan mengalami kerugian senilai Rp200 miliar.‬ Tak jelasnya kasus T-Tower Bank BJB ini mendapat sorotan publik.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

FBI Lacak Ratusan Warga Negara AS yang ke Suriah

Jakarta, Aktual.co — Direktur FBI James Comey mengatakan bahwa Biro Penyelidikan Federal (FBI) melacak hampir 150 warga negara Amerika Serikat yang diyakini melakukan perjalanan ke Suriah dalam beberapa bulan terakhir. 
Pelacakan ini dilakukan terkait potensi untuk bergabung dengan kelompok bersenjata di Suriah.
Warga negara AS yang berperang dengan kelompok bersenjata asing menjadi perhatian utama bagi FBI, karena kemungkinan mereka bisa kembali ke Amerika Serikat setelah memperoleh pelatihan, keahlian dan koneksi yang diperlukan, untuk melakukan serangan di dalam negeri.
“Kami telah melacak hampir 150 orang yang melakukan perjalanan dari Amerika Serikat ke Suriah, untuk segala macam motivasi,” kata Comey, Selasa (18/11).
FBI memberikan perhatian besar terhadap warga AS yang diyakini telah bergabung dengan kelompok milisi yang telah menguasai sebagian Suriah dan Irak, dan telah melakukan kampanye perekrutan canggih di internet.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Jokowi Didesak Panggil Panglima TNI dan Kapolri Terkait Bentrok di Batam

Jakarta, Aktual.co — Mantan wakil ketua komisi I DPR RI periode 2009-2014 Tubagus Hasanuddin menilai jika bentrok yang kembali terjadi antara Anggota TNI AD dan Brimob di Batam, Kepulauan Riau, sudah keterlaluan.

Sebab, kata dia, hampir setiap minggu ada saja bentrok antara aparat keamanan.

“Lama-lama rakyat jadi muak,” kata TB Hasanuddin saat dihubungi, Rabu (19/11) malam.

Dirinya mendesak agar Presiden Joko Widodo segera memanggil Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman.

“Presiden harus panggil Panglima TNI dan Kapolri, untuk cari solusi bersama,” kata dia.

Sebelumnya, dimediasi Wakil Gubernur Kepri Soeryo Respationo, pimpinan TNI dan Polri bertemu di Markas Brimob, Rabu siang.

Hadir dalam mediasi itu, Danrem Wira Pratama 033 Brigjen TNI Eko Margiyono dan Kasat Brimob Polda Kepri Kombes Tory Christianto.

Perselisihan antara anggota Yonif-134 dan personel Brimob terjadi di depan Markas Brimob, Rabu(19/11). Berawal saat dua anggota TNI berpangkat Pratu Praka bertemu dua anggota Brimob di kios eceran jalan Trans Barelang, Kecamatan Sagulum. Entah kenapa mereka adu mulut.

“Kejadian itu menyebar pada sejumlah anggota Batalion Infanteri lainnya. Sedikitnya 30 orang mendatangi markas Brimob untuk mengklarifikasi,” kata Brigjen Eko Margiyono.

Kombes Tory Christianto mengatakan hal yang sama. Dua anggota Brimob yang adu mulut dengan anggota TNI berpangkat Bripda. “Sekarang sudah didamaikan,” katanya.

Pada Minggu (21/9) lalu, anggota TNI dan Brimob juga bentrok di Markas Brimob. Bahkan sempat ada tembakan. 4 Anggota TNI terluka karena terkena tembakan pantulan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain